tujuh

498K 18.3K 94
                                    

Pagi dimeja makan masih tetap berdua karena mak Jas belum balik bekerja.
Dan jam juga masih awal jam 6 jadi mereka bisa ngobrol, obrolan yang tertunda kemarin.
Setelah sarapan Raline menunggu cerita dari Ethan dengan menopang dagu diatas kedua tangannya.
Merasa diperhatikan Ethan mengangkat pandangannya yang tadi fokus dengan korannya sekarang fokus pada Raline yanv nampak lucu dengaN rambut kepang duanya.
"apa?" Tanya Ethan.
"Katanya mau cerita?" Kata Raline.
"Astaga ini masih pagi dan mau berangkat kerja Raline sayang" katanya geram.
"Tapi waktu masih panjang sekitar 2jam".jawab raline.

"Hhhhh okey, mau tahu tentang aku apa?"
"Kerja"
"Kalau aku bilang kerja clening servis, sedot wc, penyapu jalanan jualan asongan, kamu mau ninggalin aku?"
"Hey apa kamu berpikiran aku cewek matre yang hanya mau uangmu saja, aku bukan cewek seperti itu" kata Raline sedikit cemberut dan tersinggung.
Ethan mendengar itu tersenyum semoga pilihannya benar sejujurnya ia masih belum begitu percaya sama Raline.
"Terus kenapa tanya?" tanya Ethan.
"Hhhh kamu kan yang bilang kita harus terbuka satu sama lain, aku hanya ingin tahu kamu, jika kamu tidak mau cerita ya sudah nggak papa hak kamu juga" kata Raline sambil berdiri ingin pergi tapi buru-buru Ethan menariknya untuk duduk kembali.
"Jangan marah, aku cerita gantian ya setelah aku cerita kamu ceritain tentangmu" kata Ethan lembut.

"Okey aku mulai dengan perkenalan diriku, namaku Ethan Timoty usia 28tahun dulu bertiga saudara sekarang tinggal dua" Ethan mulai cerita kehidupannya tanpa terkecuali.

"3saudara?" Tanya Raline setahu Raline Ethan hnya mempunyai kakak saja.
"Ya aku punya saudara kembar cewek tapi meninggal saat ia umur 17tahun, dan aku pengusaha kecil,sekarang giliran kamu?".

"Aku Caraline umur 20tahun kuliah, sebelum kesini aku tinggal diSurabaya..."
cerita Raline mengalir tapi satu cerita yang ia sembunyikan karena ia akan merasa sedih jika cerita itu diungkit lagi. Cerita dimana ia selalu tersakiti oleh bibi dan pamannya, bahkan ia sempat dipekerjakan dibar dan dijual dibar itu tapi beruntung Raline bisa keluar dari sana dengan cara kabur.

"Asal Surabaya jadi orang tuamu dimakamkan diSurabaya?".
"Ya" jawab Raline pendek.
"Apa kamu mau ikut aku ke Surabaya Lusa?" Tanya Ethan.
Raline menggeleng cepat.
Ethan mengerutkan keningnya.
"Tapi aku memaksa kamu harus ikut aku karena aku lama disana mungkin sebulan dan aku juga ingin mengunjungi bunda 3minggu di Surabaya 1mnggu di Malang" katanya
"Okey kita harus berangkat" kata Ethan sambil meraih tas dan dokumen, tak menyadari dengan perubahan sikap Raline.

****

Hari dimana mereka berdua berangkat ke Surabaya Raline diam saja bisa dikatakan gelisah disepanjang perjalanan menuju bandara.
Ethan menyadari itu ia genggam tangan Raline "semua kan baik-baik saja kita akan mendarat dengan selamat" kata Ethan karena ia pikir Raline takut naik pesawat.
Raline terus diam saat naik pesawatpun ia diam saja ia takut bertemu bibinya,
"Hay kenapa diam saja dari tadi" tanya Ethan.
Raline tak menjawab ia malah memeluk Ethan yang ia sadari hanya dalam pelukan lelakinya yang nyaman mampu membuatnya tenang.
Ethan membelai lembut rambut gelombang gadisnya.
2jam perjalanan udara akhirnya mereka sampai di Juanda Surabaya.
Pegangan Raline semakin erat.
"Tuan silakan" kata seorang berpakaian hitam-hitam.
mereka berdua berjalam menuju mobil yang sudah disiapkan yang akan membawa mereka ke hotel tempat mereka menginap.
Didalam mobil Ethan mencoba mengajak bicara Istrinya.
"Raline sebenarnya ada apa?".
"Ethan aku mau...."
ponsel Ethan berbunyi memotong percakapan mereka.
"Sebentar, ya Fadil?" ucap Ethan.
"Okey aku segera kesana" kata Etahan sambil mematikan telfonnya.

"Pak kita langsung ke kantor" kata Ethan.
Dilihat istrinya sudah tidur dipelukannya. Usia pernikahannya masih sangat mudah masih seminggu tapi Ethan sudah merasa nyaman dengan kehadiran Raline disampingnya, tapi ia merasa Raline masih menyembunyikan sesuatu darinya.

"Sudah sampai pak" kata supir.
"Terima kasih" kaTa Ethan dan membangunkan Raline.

"Raline ayo turun" ucapnya sambil mengelus pipi mulus gadisnya.
Raline menggeliat kecil dan mata indah itu mulai terbuka.
matanya menatap Ethan ada apa?

"Sudah sampai ayo turun" katanya. Raline mengangguk dan ikut turun.

Ethan berjalan masuk kantor diikuti Raline dibelakangnya.
Semua karyawan menunduk hormat.
Salah satu karyawan berpakaian kemeja birumuda datang menyambut Ethan.
"Selamat datang pak" sapanya sambil mengulurkan tangannya untuk menyalami Ethan.
"iya, Pak Fadil dimana?" Tanya Ethan sambil menyambut jabatan Tangan karyawannya.
Pria tadi memandang Raline,
"Dia istriku" kata Ethan melihat karyawannya memandang Raline.
"Ouwh maaf, saya Adit nyonya Ethan saya dipercaya pak Ethan memimpin disini" kata Adit sopan.
Raline hanya mengangguk dan tersenyum. "Mari pak" adit memberi jalan untuk Ethan dan Raline.
Mereka dibawah kelantai 18 lantai paling atas.

****

Fadil melihat Ethan berjalan kearahnya disamping Ethan ia bisa melihat gadis yang sangat cantik dan serasi dengan Ethan.
Dia yakin itu pasti istri Ethan.

"Pak" sapa Fadil.
"Iya,mari masuk kita bicarakan di dalam" ajak Ethan.

Raline duduk disofa dekat Ethan, ia mendengarkan permaslahan yang sedang terjadi dikantor cabang suaminya.
Disurabaya ini bergerak dibidang perhotelan.
"Maaf, jika permaslahannya adalah berkurangnya pengunjung mungkin mereka terlalu bosan dengan suasana, bisa tiap bulan harus diganti temanya" kata Raline menyelah.
Semua menatap Raline, dan mengangguk "benar kata Nyonya, saya pernah berkunjung kehotel lain ia selalu berubah setiap bulannya, dan makanannya selalu berbeda pak setiap bulannya" jelas adit.
"Bener juga itu kita harus coba dulu sebulan kalau pendapatan meningkat kita terapkan langkah ini gimana?" Tanya Fadil sambil memandang Etha  yang mengangguk angguk.
"okey adit kita coba langkah ini".
Kata Ethan.
"Ada lagi?" Tanya Ethan.
"Gimana kalau temanya tidak jauh dari Indonesia, kitakan banyak proponsi, misal bulan ini kita memakai baju khas jawatimur, terus makannya juga khas jawatimur, jawa timur kan lumaya luas, mungkin hari ini kita membuat menu makanan khas Malang kan bisa jadi pengunjung bisa menikmati setiap masakan yang ada dijawa timur tanpa harus ke kotanya tapi makanan luar tetep ada ini kan cuma buat pilihan." Raline mengeluarkan idenya yang langsung disetujui dengan ketiga orang itu.
"Kalau begitu saya permisi pak" pamit adit setelah meeting singkatnya selesai.
Ethan mengangguk, sepeninggal adit Fadil langsung selonjoran tanpa memperdulikan Raline.
"We sob hargai dikit napa ada istri gue" kata Ethan membuat Fadil langsunG duduk tegap.
"Ouwh sory kebiasaan, maaf" katanya sambil garuk-garuk kepalanya.
"Gue Fadil sohibnya suami lo" katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Caraline panggil Raline aja" katanya.

"Ethan mau kekamar mandi" bisik Raline.
"Mau aku antar?" Tanyanya.
"Tidak usah, beri tahu aja disebelah mana".
"keluar dari ruang ini terus belok kekanan lurus belok ngiri disitu." Jelas Ethan.
"Mau kemana?" tanya Fadil.
"Kekamar mandi" jawab Ethan.
Fadil mengangguk "kalau gitu gue pergi dulu capek dari Jakarta ,Semarang langsumg kesini" kata Fadil pamit balik ke hotel.
Ethan dan Raline mengangguk.

****
Raline keluar kamar mandi dengan menunduk membersihkan bajunya yang terciprat air saat dikamar mandi.

BUUGH

Raline menabrak tong berisi air dan clening servis mendekat padanya "maaf buk saya tidak sengaja tadi" kata Raline meminta maaf sambil terus menunduk membantu mengambil barang yang tercecer "udah nyonya tidak apa-apa biar saya bereskan" kata clening servis tadi.

"Tidak Apa buk saya tidak..." katanya terhenti saat melihat clening servis itu, begitu pula clening servis itu tercengang melihat gadis berpakaian mahal dan sangat cantik.
mata yang tadi menyapa ramah sekarang berubah dengan mata penuh kebencian.

"Aaaaaaarrrrrggggghhh sakit"

****

Bersambung....

Jombang
11/02/2016

Nikah KilatWhere stories live. Discover now