tujuh belas

527K 17.6K 247
                                    

Pagi hari Raline terbangun seperti biasa dengan perut mual, dia langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi.
Ethan yang tadi masih tidur ikut bangun dan menyusul Raline dikamar mandi.

"Apa setiap hari begini?" Tanyanya sambil memijat belakang Raline, Raline hanya mengangguk tidak mampu menjawab.
"Maaf membangunkanmu" ucapnya.
"Tidak apa-apa, ayo aku buatin minum kamu tunggu di kamar".
Katanya sambil menuntun Raline ke tempat tidur setelah membaringkan ia keluar untuk membuat minuman.

saat Ethan turun ia melihat mak jas sedang masak didapur.

"Den!" Sapa mak Jas.
"Mak kenapa nggak bilang kalau Raline hamil?" tanyA Ethan sambil mengambil susu di laci.

"Non Raline melarang den, katanya dia saja yang bilang ke Den Ethan" kata mak.

"Sejak kapan dia selalu muntah begitu?" Tanya Ethan lagi kali ini pandangannya kearah mak Jas.
"Den Ethan berangkat kerja pagi-pagi dan pergi ke Singapore" katanya.

Ethan terdiam jadi benar dini hari itu sebenarnya dia sudah hamil, jadi saat melakukan di Malang itu langsung berhasil.
Bathinnya.

"Den Ethan mau membuat apa biar mak yang buatin".

Ethan tersadar dan menggeleng "biar aku yang membuatkannya mak" mak Jas mengangguk.

"Kasian non Den selama aden pergi non Raline menangis tiap malam dan paginya dia selalu bilang biasa lagi,padahal matanya bengkak setiap pagi mak bantuin kompres matanya dengan es, tapi itulah non Raline semalam menangis paginya tersenyum lagi seperti tidak mau menunjukkan kesedihannya kesemua orang" cerita mak Jas.

"Pernah mak lihat waktu di ruang kerja aden non Raline melamun sendiri dan duduk dikursi aden sambil menirukan aden saat bercengkrama dengannya setelah itu ia menangis lagi" lanjutnya membuat Ethan semakin merasa bersalah.

"Jangan tinggalin dia lagi Den, kasian,sepertinya dia sangat mencintai aden," kata Mak Jas

"benarkah Raline mencintaiku?" Bathinnya
" kehamilannya membuat dia mual dan muntah tapi ini tidak biasa den mak dulu hamil muda mualnya hanya pagi hari tapi non Raline ini setiap saat" kata mak.
Ethan mengangguk, "saya tahu mak, dulu itu hanya salah paham saja" katanya.

"Begitulah pernikahan menyatuhkan 2hati 2 ego, jika yang satu tidak ingin mengalah begitu pula satunya pernikahan tidak akan berjalan lancar, seperti api, jika api di balas api tidak akan padam malah menjadi besar apinya, sebalinya jika Api dikasih air pasti padamkan seperti itu den jika sebuah pernikahan tidak saling mengerti, dan mengalah tidak akan berjalan, hadapi semua masalah dengan kepala dingin jangan main pergi tanpa penjelasan" nasehat mak.

Ethan mengangguk "iya mak aku akan mencoba, yaudah aku masuk kamar dulu" pamit Ethan membawa teh hangat dan susu hamil yang dibuatnya untuk Raline

****

Ethan masuk kamar ia melihat Raline sedang berbaring ia mendekat dan mengelus rambutnya membuat Raline membuka matanya.
"Apa aku membangunkanmu?" Tanya Ethan.
"Aku tidak tidur aku hanya lelah" katanya.
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak pergi saat kamu begini" kata Ethan.
"Tidak, perlu minta maaf aku bahagia merasa begini berarti mereka baik-baik saja didalam sini" kata Raline mengelus perutnya dan bersandar di kepala ranjang.

"Tidak kuliah?"

"Aku ambil cuti sampai keadaanku bisa diajak kompromi mungkin 1semester " katanya
"Maaf tidak meminta izinmu" lanjutnya penuh sesal.
"Tidak apa-apa minum dulu" katanya.

"mualnya akan berhenti bulan keberapa?"
"16minggu biasanya tapi itu tidak pasti" katanya sambil membawa tangan Ethan keatas perutnya.

"Mereka lebih nyaman dengan tanganmu disini" katanya Ethan mengerutkan keningnya.

Nikah KilatWo Geschichten leben. Entdecke jetzt