Chapter 01: Welcome Back to Mogillevichi

49.7K 3K 390
                                    

Final 01: Welcome Back to Mogillevichi.


-An-Hee's PoV-

           Lima tahun telah berlalu sejak kejadian yang tidak akan pernah aku lupakan itu terjadi. Aku berhasil lulus dengan nilai yang baik, masuk ke universitas terbaik dan lulus dari universitas dengan memuaskan. Semuanya berkat kehadiran seseorang—

"Ahh... ah... aah... Gil... kumohon biarkan aku...ahh..."

"Tidak semudah itu bocah, kau belum cukup memuaskanku."

 Gilbert menggigit putingku sementara pinggulnya dengan cepat dan kasar merajam lubangku. Aku menjambak rambut pirangnya dan membiarkan suaraku memenuhi ruangan.

"Gil!...aahh, kumohon!"

"An-hee, kau harus belajar untuk sabar bocah"

"Aku—aahh! aah! ahh!"

Gilbert semakin cepat mendorong masuk dan keluar tanpa memperdulikan tubuhku yang sudah tidak lagi mampu menahan klimaks. Tapi Mafia mesum ini sama sekali tidak pernah mau mendengarkanku dan selalu saja memaksakan kehendaknya.

"Ahh...aahhh!! ahh!! Ahh! Gil! Gil!"

"Haah....aah.. ahh!" Gilbert menyemburkan muatannya di dalam lubangku, batangannya menegang beberapa saat kemudian setelah mencapai klimaks, ia menarik batangannya keluar dari lubangku. Akupun mencapai klimaks disaat yang sama dengannya. Dengan jelas muatanku mengotori kedua tangan Gilbert yang membantuku mencapai puncak begitu nikmat.

"Haah..ahh.." Napasku yang berat dan tidak beraturan terdengar paling jelas di dalam kamar luas kami. Gilbert mengecup bibirku, lalu membaringkanku di ranjang sambil mengigiti bibirku. Aku merangkulkan kedua tanganku di lehernya dan mendesah setiap kali lidahnya dengan licin dan nakal bermain di dalam rongga mulutku.

"Bocah jalang," bisiknya lembut di telingaku.

"Berhenti memanggilku bocah! Dan aku bukan jalang." balasku di telinga Gilbert. Namun bukannya memberiku jawaban 'ya'  atau 'kau bercanda', Gilbert memasukkan kembali jarinya ke dalam lubangku, membuatku terperanjat kaget.

"Ah...ahh.."

"Hmm?"

"Gil!"

Gilbert menarik keluar jarinya dan membawa jarinya ke depan wajahku dan menunjukkan cairan putih yang menempel di jarinya. "Katakan, siapa yang bukan bocah jalang?" tanyanya sambil tersenyum licik. Aku menggembungkan pipiku dan membuang muka darinya. "Apa? Kau marah sekarang?" tanyanya, masih menindihku dengan tubuhnya yang gagah. Harus aku akui, aku berharap aku adalah pria seperti Gil, dia begitu gagah dan mempesona.

"Apa yang harus kulakukan agar kau berhenti memanggilku bocah?" tanyaku seraya mengamati Gilbert yang masih memandangiku. Mata hijaunya bergerak saat ia menatap bibirku. "Kalau kau mampu membuat Gilbert Rossivekaya ini lebih dulu mencapai klimaks?" Gilbert tersenyum lalu mengecup bibirku ringan. "Baguslah, kurasa aku adalah bocah seumur hidup" jawabku.

Apa dia gila? Mana mungkin aku bisa membuatnya mencapai... Aku berhenti memikirkan fakta kalau aku tidak akan bisa, jika pada kenyataannya aku bisa!

Gilbert menatapku bingung saat aku mulai tersenyum licik

"Apa yang kau pikirkan bocah?"

Aku tidak menjawab pertanyaan Gilbert, sebaliknya aku mendorong tubuh besarnya itu dan menjatuhkan Gilbert ke ranjang, lalu berbalik menindihnya. "Aku yakin aku bisa membuatmu lebih dulu bilang An-Hee ijinkan aku—". "Apa?" Gilbert menatapku, aku sadar bahwa aku tidak sanggup bilang kalau Gil akan meminta ijin untuk menumpahkan muatannya di dalam. Aku tidak mampu menindih dia terlalu lama, Gilbert bangun dan membuatku merasa malu karena pikiranku yang melayang terlalu jauh.

SINFUL -Judgement- [ 2 ]Место, где живут истории. Откройте их для себя