Chapter 07: You Can't Say No to Him

28.2K 2.1K 126
                                    

Final 07: You Can't Say No to Him

-An-Hee's PoV-

.

.

Aku melihat Johnson tengah membantu Gil mengganti perbannya, mereka bercakap-cakap dan Johnson tertawa. Aku meletakan handuk-handuk kecil kering yang diminta Johnson di atas meja kopi dalam kamar.

"Aku sudah bawakan handuknya." ujarku seraya tersenyum, Gilbert menoleh ke arahku dan tersenyum balik, "Terimakasih," ujarnya lalu kembali menatap Johnson yang menyelesaikan langkah terakhir mengganti perban. Johnson bangkit berdiri setelah ia selesai, "Aku sudah minta Ashton membawakan air hangat," ujar Johnson. "Bisakah kau membawa handuk itu kemari?" tanya Johnson, aku menganggukkan kepala dan membawa handuk itu padanya. "Terimakasih, An-Hee." Johnson mengambil handuk-handuk kering itu, meletakkannya di ranjang dan mengambil sehelai handuk, lalu menyeka keringat di tubuh Gilbert.

"Darahnya sudah berhenti, tapi kau masih tidak diijinkan untuk banyak bergerak." ujar Johnson, Gilbert menghela napas panjang, "hentikan, sudah cukup, biar An-Hee yang menggantikanmu." perintah Gilbert, Johnson tersenyum lalu memberikan handuk itu padaku. Aku menghampiri Gilbert dan mulai menyeka keringatnya. "Kau baik-baik saja?" tanyaku pelan, Gilbert menganggukkan kepala, "sedikit linu tapi aku merasa jauh lebih baik." jawab Gilbert, kemudian ia menjambak rambutku tiba-tiba dan menghantamkan bibirnya ke bibirku, kami berciuman.

"Hei! Aku baru saja memperingatkanmu untuk tidak banyak bergerak!" seru Johnson dengan kerutan di dahinya, aku cepat-cepat meminta maaf namun Gilbert tertawa mengejek. Setelah menasehati Gilbert untuk ke sekian kalinya lagi, Johnson pergi meninggalkan kamar. Aku menatap Gilbert sedikit kesal karena ia sama sekali tidak mendengarkan nasehat Johnson, nasehat dokter pribadinya.

"Dok, aku bawakan air hangatnya—Oh, hai An-Hee." sapa Ashton yang baru saja muncul di ambang pintu dengan baskom di tangannya. "Bawa kemari, Ashton." pintaku, Ashton berjalan masuk dan memberikan baskom air hangat. "Bagaimana kabarmu, Boss?" tanya Ashton pada Gilbert, sementara aku memeras handuk kering lainnya yang kini basah dengan air hangat. "Baik, bagaimana denganmu?" tanya Gilbert balik, "Same?" jawab Ashton lalu berlari keluar kamar.

"Dia pemuda yang baik." ujarku seraya membasuh punggung Gilbert dengan handuk air hangat. "Yah, pemuda yang baik, tapi aku tidak butuh pemuda baik-baik." jawab Gilbert. "Aku membutuhkan pemuda yang keji, kejam, dan liar." tambah Gilbert. "Apa kau pikir aku masuk kategori pemuda yang kau butuhkan?" tanyaku dan menghentikan kegiatan tanganku. "Kau lebih dari yang aku butuhkan, kau tahu itu bukan?" Gilbert menarik lembut lenganku dan membawaku berhadap-hadapan dengannya. Aku menatapnya, dengan mata yang terpesona pada sosok pria gagah ini. "Aku sudah memikirkan permintaanmu." ujar Gilbert tiba-tiba, mulutku terbuka tanpa kata-kata yang keluar saat mendengar kalimat Gilbert. Lalu rahangku mulai bergerak ragu, "kau sudah memikirkannya?" tanyaku memastikan. "Ya, aku sudah." jawab Gilbert, dengan lemah lembut ia menyeka bibirku menggunakan ibu jarinya. "Apa kau mengiijinkanku berlatih untuk melindungi diri?" tanyaku lagi, "Kita lihat apa yang bisa kau lakukan." jawab Gilbert sambil beringsut turun dari ranjang.

"Apa maksudmu?" tanyaku bingung

"Kau akan tahu apa yang kumaksud sebentar lagi." jawab Gilbert. Aku menatapnya heran, bingung, tak mengerti apa yang ia maksudkan sama sekali. "Bantu aku pergi sampai ke ruang kerjaku, An-Hee." perintah Gilbert, aku membantunya duduk di kursi roda dan mendorong kursi roda itu keluar dari kamar, melintasi lorong sunyi dengan ornamen-ornamen Eropa kuno yang mahal sampai di ruang kerja Gilbert.

Anak buah Gilbert yang melihatku berjalan menghampiri ruang kerja membungkuk dalam-dalam, lalu membukakan pintu ruangan untuk mempersilahkan kami masuk. Aku mendorong kursi roda Gilbert dan terkejut mendapati Ian dan Riley lalu seorang pria dengan wajah babak belur.

SINFUL -Judgement- [ 2 ]Where stories live. Discover now