Chapter 13: Do Not Give The Devil a Foothold

17.1K 2K 129
                                    

Final 13: Do Not Give The Devil a Foothold

.

.

[Author's POV]

.

.

Gilbert membelalakan matanya tak percaya melihat apa yang baru saja dilakukan An-Hee. Ia tersenyum, pria muda yang bahkan menolak untuk menarik pelatuk pistol itu kini tersenyum setelah melepaskan satu lagi tembakan ke pemuda yang pernah hampir merenggut nyawanya dan sekali lagi mencoba melukainya. Tidak hanya Gilbert, Neo, Ian, Riley dan yang lainpun terkejut, menatap An-Hee tak percaya.

"YEAH! KILL HIM BABY AN-HEE!" seru Neo sambil melompat-lompat kegirangan. Pemuda yang ditembak An-Hee mendekap perutnya yang mulai mengeluarkan banyak darah seraya terhuyung mundur. Dengan sisa kesadarannya serta amarah yang kuat, pemuda itu mengangkat pistolnya, ia mengarahkan pistolnya tepat ke An-Hee, kemudian dalam hitungan detik, ia menarik pelatuk pistolnya untuk menembak An-Hee.

"AN-HEE!!!"

Gilbert menarik An-Hee, mendekapnya erat seraya menghindari tembakan, mereka jatuh berguling ke lantai. Melihat apa yang terjadi, Ian dengan cepat mengarahkan senjatanya dan menembak si pemuda tepat di kepala hingga si pemuda-pun tumbang, tewas seketika. Setelah melihat dan memastikan bahwa keadaan sudah aman, setidaknya tidak ada lagi orang yang menodongkan pistol dekat dengan mereka, Gilbert melonggarkan dekapannya kemudian perlahan-lahan bangun. "An-Hee, kau baik-baik saja?" tanya Gilbert namun An-Hee tidak menjawab, ia masih terbaring diam. Jantung Gilbert berdetak kencang, suhu tubuhnya mulai menurun, ia dapat merasakan dalam sekejap saja tubuhnya jadi lebih dingin. "An-Hee...?" Gilbert membawa An-Hee dekat, ia melihat An-Hee tidak membuka matanya. "An-Hee!" Gilbert mengguncangkan pelan tubuh An-Hee, sesekali ia menepuk-tepuk pipi An-Hee dan memanggil namanya. Anak buah Gilbert bergegas menghampiri Gilbert, mereka dengan cemas memanggil-manggil nama An-Hee.

"Boss, apa dia terluka??" tanya Riley, Gilbert mulai melepaskan jas yang An-Hee kenakan, lalu ia mulai memeriksa tubuh An-Hee dengan seksama, Gilbert meraba punggung An-Hee, leher belakang An-Hee, lengan dan perut An-Hee, tapi tidak satupun ada luka ditemukan di tubuh An-Hee. "Tidak, aku tidak menemukan luka." Jawab Gilbert setelah ia yakin tidak menemukan apapun yang mencelakai An-Hee. "Coba periksa denyut nadinya!" ujar Riley, Ian segera menaikkan lengan kemeja An-Hee dan memeriksa nadi An-Hee. "Bagaimana??" Gilbert menatap Ian cemas, "normal, kurasa dia hanya tidak pingsan saja, Boss." Jawab Ian, Gilbert menghela napas lega lalu mengecup kening An-Hee. Semakin hari semakin besar rasa cintanya untuk pria muda itu.

"Old man, we better leave this place right now!" seru Neo dan yang lainnya mengangguk setuju.

"Yea, let's go.."

Gilbert menggendong An-Hee lalu bergegas bangkit berdiri diikuti anak buahnya, mereka tidak ingin lagi berlama-lama di tempat ini. Sudah terlalu banyak korban, terlalu banyak hal buruk yang menyedihkan terjadi. Tewasnya para kepala keluarga mafia lain dengan pasti akan mengundang masalah yang baru bagi Gilbert nanti. Tapi sekarang ini yang paling membuat Gilbert terluka adalah pengkhianatan yang Adelle lakukan yang akhirnya berujung pada ajalnya sendiri. Gilbert memang sudah bersiap-siap untuk kehilangan salah seorang dari mereka jika mereka memang menusuknya dari belakang, tapi kenyataannya berbeda, dia merasa begitu terluka ketika dengan jelas ia melihat Adelle menodongkan pistol tepat kepadanya. Apa yang dilihat mereka mungkin tidak sama dengan apa yang dilihat Gilbert—Wanita itu lebih dari sekedar tangan kanan atau orang kepercayaan saja.

Akan tetapi dewi fortuna kali ini benar-benar tidak memihak Gilbert—Baru saja ia dapat melangkah keluar dari ruang jamuan, gerombolan pria berjas hitam yang asing, muncul dari kamar-kamar lain di lantai ruang jamuan dan menghalangi mereka. Seolah mereka memang sudah disiapkan sedaritadi dan berjaga-jaga menunggu aba-aba untuk mengejutkan Gilbert dan anak buahnya.

SINFUL -Judgement- [ 2 ]Where stories live. Discover now