Chapter 12: His Beginning and Her End

18.1K 2K 154
                                    


Final 12: His beginning and Her End.

-An-Hee's PoV-

.

.

Aku berdiri terpaku menatap tubuh Adelle yang perlahan-lahan mengeluarkan cairan kental merah tua yang mulai menggenanginya. Pistol yang kuacungkan ke arah depan Adelle masih terancung ke depan dengan tangan yang gemetaran. "....Ade...lle..." panggilku dengan gemetar, pikiranku mulai kacau. Kemudian terdengar suara langkah kaki, Gilbert yang berdiri di belakangku kini berjalan menghampiri Adelle yang menghembuskan napas terakhirnya tanpa sempat mengucapkan kalimat perpisahan pada kami semua.

"Boss... why ...Adelle..."

Apa yang terjadi sekarang ini terlalu cepat hingga membuatku tidak menyadari Neo yang sedari tadi berdiri di depanku, sedari tadi di belakang Adelle—mengacungkan pistol yang ia punya pada Adelle.

"AAAAAAAAHHHH!! AAARRGGHHH!! HUUUAAAAAAHHHH!!!" Neo mulai menangis begitu keras seperti anak kecil. Pistol di tangannyapun terlepas dan jatuh ke lantai, segera setelah itu Neo berlari menghampiri Gilbert dan menangis di samping tubuh tanpa nyawa Adelle. "Old hag! Why did you do this all?! Answer me! Old...hag... why..why...Why you hurt us...Why..." ujar Neo masih sambil terisak seraya mengguncangkan tubuh Adelle. Aku perlahan-lahan menurunkan pistolku dan jatuh terduduk di lantai menatap Neo dan Gilbert lalu menatap Adelle. Air mata mulai mengalir keluar dan membasahi kedua pipiku, aku tidak mampu menggambarkan seberapa sedihnya diriku dengan kenyataan yang ada di depan mata ini.

Sambil mencoba untuk berpikir secara rasional dan mencoba untuk mencerna apa yang terjadi aku melihat Ian dan Riley muncul di depan ruang jamuan hotel, mereka berdua berdiri terpaku dan membisu di depan pintu. "Adelle.... wake up..." ujar Neo yang masih mencoba untuk membangunkan Adelle, namun semuanya sia-sia, Adelle tidak lagi, tidak mampu lagi membuka matanya.

"Boss, what happened?" tanya Riley ragu-ragu

".....She was the one who betrayed us." Jawab Gilbert

"There's no way.... It's a lie, right Boss?"

"IT'S NOT A LIE!!!" seru Neo keras hingga Riley tersentak kaget begitu pula denganku. "I saw it... I saw she wanted to shoot Boss and An-Hee..." ujar Neo lagi tersedu-sedu. "Jadi Adelle benar-benar yang melakukan pengkhianatan...?" Ian menatap Gilbert, Gilbert bangkit dan berjalan menghampiriku. "Ah, Adelle yang melakukan semua ini." Jawab Gilbert seraya mengulurkan tangannya padaku. Gilbert membantuku bangkit berdiri dan mengecup keningku. "Semua akan baik-baik saja," bisik Gilbert pelan dan memelukku. Aku membenamkan wajahku dalam pelukkannya lalu kembali menangis, "kenapa harus seperti ini...? Kenapa harus ada yang menderita..." ujarku, Gilbert tidak menjawab apa-apa, dia hanya memelukku erat.

"Kenapa... Adelle melakukan semua ini...?" tanya Riley

"Aku tidak tahu... tapi aku yakin pasti ada alasan di balik semua ini.." jawab Gilbert. "Dan mencari tahu alasan Adelle melakukan pengkhianatan ini adaalah tugas kalian." Lanjut Gilbert lagi. Aku menarik kepalaku dari dekapannya dan menatap Gilbert, Gilbert membalas tatapanku lalu menyeka air mataku dengan ibu jarinya. "Mereka pasti akan membayar semua ini..." ujar Gilbert pelan. Ian dan Riley berjalan mendekati Neo dan Adelle, lalu Ian mengangkat tubuh lemas tak bernyawa Adelle, mendekap tubuh itu dan mengecup keningnya. Setelah Ian, Riley berganti mengecup pipi Adelle lalu setelah segera ia selesai mengecup pipi Adele ia memalingkan badanya, membiarkan kami memandang bahunya yang mulai gemetar.

"Dimana Xing dan yang lainnya?" tanya Gilbert

"Mereka berjaga-jaga di luar." Jawab Ian

"Lebih baik kita segera pergi dari sini." balas Gilbert lalu menatapku lekat. "An-Hee, kita akan pulang dan membuat pemakaman untuk Adelle." ujar Gilbert padaku. Aku hanya mengganggukkan kepalaku lemah, rasanya ingin berteriak sambil menampar keras wajahku. Berharap ini semua hanyalah mimpi buruk belaka.

SINFUL -Judgement- [ 2 ]Where stories live. Discover now