Chapter 14: The Lost One

18.4K 1.9K 156
                                    

Chapter 14: The Lost One

[An-Hee's POV]

.

.

"Ha-ahh!!"

Aku membuka mataku dengan napas yang terengah-engah dan air mata yang membasahi kedua pipiku. Pemandangan sekeliling kamar yang tidak asing, selimut dan ranjang empuk serta bau harum yang aku kenal membuat panik dan ketakutan yang menyerangku saat ini perlahan mulai memudar. Aku mulai menyeka air mataku dengan sembarangan dan mengatur napasku, "haa..haah... mimpi? Apa aku hanya bermimpi?" gumamku pelan. Seingatku aku memakai setelan jas untuk jamuan makan malam Gilbert, tapi sekarang aku memakai piyama tidur yang biasanya aku kenakan. Setelah napasku kembali membaik, dengan hati-hati aku mulai beringsut turun dari ranjang. 'Aku ingin bertemu Gil... Aku ingin melihatnya...' pikirku seraya berjalan menghampiri pintu kamar tidur kami.

Pegangan pintu terasa dingin saat bersentuhan dengan kulitku, aku mendorong pintu tersebut hingga pintu terbuka lebar dan berjalan melangkah keluar dari kamar. Dua orang anak buah Gilbert yang berpakaian rapi berjaga di luar kamar kami, mereka terkejut melihatku, "Apa kauーanda sudah merasa lebih baik, Tuan Song?" tanya mereka, kedengaran cemas. "Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing karena bermimpi buruk." Jawabku seraya tersenyum lemah. Anak buah Gilbert menatapku bingung, tapi mereka tidak mengatakan apapun padaku.

"Oh ya, apa Gil sudah pergi meeting? Apa dia masih di ruang kerjanya?" tanyaku

"Tuang Song, Boss sebenarnya..."

Anak buah Gilbert saling melempar pandangan bingung satu sama lain sebelum melanjutkan kalimat mereka. Melihat mereka nampak bingung, ada perasaan was-was yang mulai muncul dalam diriku. "Ada apa? Kenapa kalian diam saja? Di mana Gil?" kali ini aku bertanya dengan nada sedikit kesal. "An-Hee, kau sudah bangun?" Aku menoleh ke arah sumber suara yang menegurku dan melihat Riley berjalan menghampiriku. "Riley-!" akupun mulai berjalan menghampiri Riley. Riley menghentikan langkahnya ketika ia melihatku berjalan cepat menghampirinya. "Kau baik-baik saja?" tanya Riley, "ya, aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong di mana Gil? Apa dia sudah berangkat meeting? Apa dia ada di ruang kerjanya?" tanyaku. Sama seperti anak buah Gilbert, Rileypun menatapku canggung dan bingung. Ia menggaruk-garuk kepalanya dan perlahan-lahan memalingkan wajahnya. "An-Hee bagaimana kalau kau ganti baju lebih dulu?" Riley tersenyum menatapku, aku mengernyitkan alisku namun tidak membantahnya. Setelah aku perhatikan baik-baik, hari ini Riley tampak berbeda, dia memakai kemeja dan jas hitam yang rapi serapi tatanan rambutnya. "Sejak kapan Riley berdandan begitu rapi?" tanyaku, Riley hanya memberiku senyuman. "Aku akan menunggu di luar kamar, oke?" ujarnya sambil mendorongku kembali berjalan masuk ke kamar.

Riley memintaku berganti kemeja dan jas sepertinya, sambil membetulkan dasiku aku berjalan ke luar dari kamar. Riley masih berdiri sambil bersandar di salah satu daun pintu kamar, ketika ia melihatku keluar, ia bangun dari sandarannya dan membantuku membetulkan dasi.

"An-Hee..."

"Ya?"

"Hari ini kita ada upacara pemakaman."

Mendengar apa yang dikatakan Riley, aku spontan menampis tangannya dan menatapnya marah. "Apa maksudmu?!" tanyaku, Riley menatapku sedih, "Apa kau lupa? Kita kehilangan Adelle..." jawab Riley. Seolah dihantam dengan palu besar, kepalaku tiba-tiba terasa sakit disertai dengan mual. "An-Hee??" Riley mencengkram lenganku, "....Riley... katakan padaku, apa Jamuan makan malam itu...benar-benar... terjadi? Apa Adelle...benar-benar... mengkhianati Gil?" Aku melihat Riley dengan berat hati menganggukkan kepalanya dan menjawab, "ya..."

Jadi semua itu bukan mimpi...?

"An-Hee... kau baik-baik saja?"

Aku mencengkram balik lengan Riley dan menatapnya lekat-lekat. "Adelle benar-benar meninggalkan kita?! Riley! Kau yakin ini bukan hanya mimpi?!" tanyaku marah dan begitu putus asa. Lagi-lagi aku kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupku. Aku mungkin bukan siapa-siapa untuk Adelle dan yang lain, tapi Adelle... sudah kuanggap seperti saudara perempuanku sendiri... Kenapa aku yang selalu harus kehilangan? Apakah Tuhan begitu ingin menyiksaku?

SINFUL -Judgement- [ 2 ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ