18 | Adempauze

43.8K 4.5K 555
                                    

Multimedia-nya boleh banget diputer ya. Ada trailer Compliantwin hehe 😊 Bukan bermaksud merusak imajinasi tapi hanya menyalurkan hobi iseng yang semoga berkenan di hati *oposih

○ ○ ○

Alyn masih betah sedari tadi memandangi Antariksa. Tak bisa dibendung perasaan senang mengingat beberapa hari yang lalu, bahwa kini dia sudah boleh lega. Perasaannya bersambut. Gila saja, lima bulan dan menaklukkan Antariksa benar-benar menguras tenaga. Alyn hampir habis kesabaran, karena mengejar selama setahun terasa lebih worthy karena dia bisa bebas mau berbuat apa. Tapi dengan status itu justru dia seringnya mencoba menjaga sikap supaya Antariksa tak risih padanya.

Dan dia nyaris lelah.

Puncaknya saat liburan kemarin saat berkabar pun tidak. Dan tahukah kalian, selama ini, selama lima bulan, belum pernah sekali pun Antariksa ada menghubungi dia duluan. Sekadar sapaan selamat pagi atau ucapan selamat tidur. Tidak sekalipun. Miris sebenarnya. Malam-malam dalam bulan-bulan lalu, Alyn sering bermonolog, apa sebaiknya dia akhiri saja ketololan dirinya itu. Tingkah bak gadis tak punya harga diri yang bisanya hanya menghamba cinta. Demi Tuhan, lelah itu sudah membayangi dia berulang kali.

Tapi akhirnya dia selalu ada pada satu kesimpulan. Entah ini obsesi atau apa, dia cuma mau Antariksa.

Mau bukan tanpa karena.

Tahukah, Alyn sudah mengorbankan setahunnya hanya untuk menunjukkan eksistensinya di depan Antariksa. Proved that she wasn't a bitch, but she is a cleverage. A girl who combination clevage and leverage. Dan itu tidak mudah ... sama sekali. Harga yang harus dibayar adalah, dia harus menjadi orang nomor satu di sekolahnya. Berawal dari wakil ketua OSIS yang kemudian menjadi ketua OSIS karena sang ketua harus pindah sekolah ke luar negeri hanya berselang 3 bulan kepemimpinannya. Rekor dalam sepuluh tahun terakhir, siswa kelas X menjadi ketua OSIS. Dan berbagai perlombaan yang nyaris membuat rambutnya rontok karena belajar mati-matian hanya agar dipanggil ke depan saat upacara. Menunjukkan pada Antariksa dia 'siapa'.

Di sekolah dengan kompetisi gila-gilaan, dengan anak-anak unggulan, jangan dikira mudah bagi Alyn untuk menjadi yang 'terpilih'. Dia melalui berbagai kesakitan yang membuatnya berbeda dari setahun sebelum dia mengenal makhluk bernama Antariksa.

Tuhan, terima kasih, untuk laki-laki di depanku yang Kau hadirkan. Tanpa dia berbuat apa-apa, dia sudah membuatku menjadi apa-apa. Menjadi aku yang baru. Yang aku suka. Sakitku kemarin, semoga menjadi setimpal, ya.

Lucu ya kalau dipikir-pikir. Bagaimana selama menjadi siswa SMA, tak kurang-kurangnya ada saja yang suka pada Alyn. Kalau masih dirinya yang dulu, saat SMP misalnya, Alyn tak akan pernah ragu menerima siapa yang bisa menjadikannya social butterflies seutuhnya. Makan dari kafe ke kafe, belanja dari mall ke mall, clubbing di klub-klub eksekutif. Gossiping all of time. Anak SMP dan dia sudah jadi fancy bitch. Dulu, siapa peduli? Bahkan dirinya sendiri tak peduli dirinya mau jadi apa.

Tapi sekarang?

Dia sudah cukup dengan dirinya yang dulu.

Seorang Antariksa yang di pertemuan pertama dulu membuatnya tak bisa bilang apa-apa. Dan seterusnya, kehendak dirinya sendiri yang berubah mengikuti standar gadis baik-baik demi pantas dipandang oleh seorang yang bahkan tak pernah menanggapi ocehannya yang sudah ratusan kali, sapaannya yang entah sudah ke berapa kali, pertemuan-pertemuan yang dia sengajakan untuk mengganggu laki-laki itu. Tidak terhitung. Tidak tergubris. Sampai dia kenyang sendiri. Sampai akhirnya dia tak mau berharap lagi. Dan kenyataannya, saat itulah semesta berkehendak lain.

CompliantwinWhere stories live. Discover now