Jika waktu bisa diputar, aku ingin kembali ke masa kecil. Walau sebenarnya tidak terlalu banyak hal indah yang bisa aku ceritakan. Tidak ada mainan mewah atau sejenisnya, semuanya serba sederhana. Tetapi setidaknya di masa kecil aku bisa tertawa lepas tanpa beban. Aku tidak tahu apa itu masalah, yang aku tahu hanyalah bermain dan bermain. Airmata? Iya itu senjata paling ampuh yang aku gunakan ketika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginanku. Berbeda dengan masaku saat ini, airmata bukan lagi sebagai senjata melainkan sebagai obat penawar rasa sakit dan kecewa.
Masa kecil adalah masa dimana perpisahan ibu dan ayah bukanlah menjadi sebuah permasalahan yang berarti. Toh aku masih bisa bermain bersama teman-teman, masih bisa tertawa, dan bercanda. Masa dimana aku tidak pernah menyadari kalau ternyata keluargaku sudah tidak utuh lagi, keluargaku pincang. Ada salah satu sosok yang hilang, pergi entah kemana. Masalah yang ternyata dampaknya baru terasa ketika aku mulai beranjak dewasa, meninggalkan masa kecil. Aku merindukan ayah yang tukang marah, dan ibu yang cerewetnya minta ampun. Aku rindu dengan kebersamaan-kebersamaan kecil yang kita ciptakan. Hidup sederhana tetapi penuh kebersamaan.
Masa kecil selalu menjadi momen yang aku rindukan jika pikiran sedang tidak bersahabat dengan kenyataan. Mengingat setiap momen yang terjadi, tentang canda dan tawa. Tentang bahagianya aku menjadi seorang anak kecil yang tidak pernah tahu apa arti dari sebuah masalah.
Aku merindukan masa kecil, seperti aku merindukan senyum kedua orangtuaku, kakak, dan adik. Aku merindukan keluarga kecil kita yang utuh
आप पढ़ रहे हैं
A journey of Life
कथेतर साहित्यTentang anak broken home, Tentang apa yang mereka rasakan, Tentang mimpi mereka, Tentang luka, Tentang rindu, Tentang perjuangan, Tentang harapan.
