MENCINTAI KELUARGA YANG PATAH

2.2K 121 5
                                    

Terlalu sering menerima pesan-pesan penuh kebencian dari seorang anak kepada orangtuanya, membuat aku ingin menulis tulisan yang akan kamu baca saat ini. Tulisan ini untuk siapa saja yang bersedia membacanya, teruntuk mereka yang pernah bersama dalam ikatan suami istri kemudian memilih untuk berpisah, teruntuk kamu pemilik hati yang patah karena orangtuamu memilih berpisah. Tulisan ini untukmu, tentang keluarga yang patah. Semoga setelah membaca tulisan ini, para orangtua bisa lebih memahami perasaan anaknya dan anak-anak bisa mencintai ayah ibunya.

Saat memutuskan untuk hidup bersama dan membangun keluarga, aku yakin tidak ada seorangpun yang merencanakan perpisahan di kemudian hari, termasuk orangtuamu. Tetapi ada hal yang masih saja sulit diterima oleh anak, bukan keputusan orangtua untuk berpisah, bukan. Seorang anak bisa berusaha untuk menerima kenyataan bahwa orangtuanya memutuskan untuk berpisah, namun terkadang orangtua lebih mementingkan rasa ego mereka tanpa memerhatikan kebutuhan anak-anaknya. Semisal, selalu saja saling menjatuhkan satu sama lain, atau selalu saja bertengkar untuk hal-hal tidak penting bahkan saat mereka tidak lagi terikat hubungan sebagai suami istri. Anak bisa belajar menerima keadaan bahwa ia tidak lagi bisa tinggal bersama ayah ibunya di bawah satu atap yang sama namun rumit untuk belajar menerima ketidakdewasaan orangtuanya.

Kepada para orangtua di muka bumi ini, belajarlah untuk memahami perasaan anak-anak kalian. Perpisahan akan menjadi baik jika kalian tetap mampu menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kalian, semisal jangan biarkan anak kehilangan sosok ayah atau ibunya. Kalian tidak pernah tahu bagaimana anak-anak kalian berusaha untuk terlihat baik-baik saja dengan luka yang kalian ciptakan. Percayalah, anak-anak kalian adalah pemilik jiwa yang tangguh mereka tidak akan mempermasalahkan perpisahan jika ayah dan ibunya tetap menjadi orangtua yang baik.

Beberapa hari yang lalu, aku membuat sebuah postingan di akun Instagram Broken_HomeINDO. Aku bertanya kepada mereka, tentang alasan mengapa mereka membenci ayah dan ibunya, beragam komentar mengisi kolom di bawah postingan itu. Tidak main-main, sekitar 500-an anak berkomentar. Aku benci ayahku karena dia tidak bertanggung jawab, pergi bersama wanita lain, membuat ibu menangis, tidak menafkahi keluarganya, ayah kasar, dan kalimat-kalimat lainnya yang bermakna kekecewaan pada orangtuanya. Ada juga yang berkomentar, aku benci ibuku karena dia meninggalkan aku sejak masih bayi, ibuku tidak peduli kepadaku, ibuku selingkuh, ibuku sering memarahiku, dan masih banyak komentar lainnya yang masih saja bermakna kekecewaan.

Perpisahan orangtua bukanlah sesuatu yang salah namun bukan juga sesuatu yang benar, namun pada kenyataannya di lapangan perpisahan membuat anak-anak merasa tertekan dan kecewa pada kenyataan. Tidak jarang ada yang menjerumuskan diri pada hal-hal negatif meski tidak semuanya.

Kepada para orangtua, aku tidak sedang ingin menggurui, namun aku mewakili anak-anak yang hatinya patah karena orangtuanya berpisah. Tidak mengapa kalian berpisah, namun tetaplah menjadi orangtua yang baik. Kami menerima dengan baik kenyataan bahwa kalian tidak lagi bisa menjaga cinta yang pernah ada, tetapi jangan membuat kami terluka untuk kesekian kalinya. Jadilah orangtua yang baik, yang selalu mementingkan kepentingan anak diatas segalanya. Jangan saling menjatuhkan di hadapan kami. Aku paham, tidak mudah menjadi ayah dan ibu, aku paham bahwa kalian juga sama terluka seperti kami. Apakah kalian tahu bagaimana rasanya jadi kami? Di hadapan kalian mungkin kami terlihat baik-baik saja dengan keadaan yang kalian ciptakan, tetapi di balik itu semua hati kami menangis. Jadi, cukup hadiahi kami dengan perpisahan, jangan ada luka-luka lain yang tercipta. Meski kalian bukan lagi sepasang suami istri, tetapi kalian tetap ayah dan ibu bagi kami. Perpisahan kalian tidak mampu merubah hubungan anak dengan orangtuanya.

Teruntuk anak-anak hebat, kak moko paham dengan apa yang kamu alami. Tentang kebencianmu pada orangtuamu atas apa yang mereka hadiahkan kepadamu. Kak moko paham, sebab aku pernah ada di posisimu. Tidak mudah menjadi anak yang orangtuanya berpisah, ada banyak kesedihan yang tercipta. Tetapi adik, percayalah apa yang terjadi di keluargamu adalah bagian dari rencana Tuhan. Bayangkan jika keluargamu tidak patah, apakah kamu akan sekuat saat ini? Adik, apa yang kau dapatkan dari kegiatan menanam benci kepada orangtuamu? Tidak ada! Berdamailah dengan keadaan, adik. Aku ingin mengajakmu untuk mencintai keluarga yang patah. Mengapa kita harus mencintai keluarga yang berantakan? Sini, biar aku jelaskan. Memang, keluarga yang berantakan kadang membuat kita malu dan sedih tak karuan. Namun, sekeras apapun tangisanmu, keadaan tidak akan berubah. Lantas, apa yang harus dilakukan? Ikhlas, adik-adik. Perpecahan dalam keluarga toh bukan alasan untuk melepas mimpi-mimpi, bukan? Belajarlah untuk ikhlas dan menerima keadaan, menolak kenyataan tidak akan membuatmu jauh lebih baik. Mencintai keluarga yang berantakan, sebab dari sana akan lahir kekuatan untuk dirimu sendiri.

Mari mencintai keluarga yang patah, sebab Tuhan punya rencana. Meski tidak mampu menjadi suami dan istri yang baik, tetapi jadilah orangtua yang baik untuk anak-anakm. Dan, adik-adik...meski orangtuamu bukanlah orangtua yang baik mereka tetaplah ayah dan ibumu. Jangan memelihara kebencian bersamamu, belajarlah untuk jatuh cinta pada patah hati yang mereka ciptakan.

A journey of LifeWhere stories live. Discover now