A journey of Life

Cerpen : Tentang Pertengkaran Itu

Angel yang tengah asik menonton sinetron favoritnya, dikagetkan oleh keributan yang lagi-lagi terjadi di antara kedua orangtuanya.

"Prang ....Prang....."

Suara piring pecah terdengar dari arah ruang dapur ditambah dengan suara ayah yang menggelegar bahkan para tetangga pun bisa mendengar keributan itu.

"Aku kan sudah bilang nasinya jangan lembek seperti ini, emang kamu mikir aku ini anak bayi?" omelan ayah dengan tatapan tajam pada ibu.

Ibu tidak tinggal diam, meski tidak membalas dengan suara yang keras tetapi ibu ngedumel panjang sambil membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai. Sahut menyahut antara ibu dan ayah tidak terelakkan lagi. Ayah lebih memilih keluar rumah dan pulang hingga larut malam.

Pertengkaran, menyebutnya saja aku sudah tidak suka apalagi hal tersebut dilakoni oleh kedua orangtuaku bahkan hampir setiap hari. Bukan aku yang dimarahi tetapi tetap saja itu menjadi beban tersendiri. Bahkan untuk hal-hal sepele saja bisa memicu pertengkaran di antara mereka. Membuat hatiku teriris ketika harus mendengar apalagi melihat dengan mata kepalaku sendiri dua insan yang aku sayangi saling beradu mulut. Beruntung jika hanya saling beradu mulut, tetapi terkadang pertengkaran tersebut dibumbui dengan saling tukar kalimat-kalimat kasar bahkan pukulan atau tamparan. Sesuatu hal yang tentu saja tidak baik untuk didengar dan dilihat oleh anak. Aku sangat tidak menikmati setiap adegan yang kalian lakoni.

Yah, sebagai seorang anak aku hanya bisa diam, tidak memiliki daya untuk melerai kalian. Lari dan bersembunyi untuk menghindari keributan yang kalian ciptakan, mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku benci pertengkaran yang kalian ciptakan apalagi jika para tetangga mendengar dan mulai bertanya-tanya padaku.

"Tahukah kalian, bahwa setiap detil dari pertengkaran itu terekam jelas di memori ingatanku. Aku bahkan mengingatnya sampai di usiaku yang sudah sedewasa ini"