The Murder : Begin Of Us Pt.3

367 41 2
                                    

Dhea POV

Misi dimulai!

Sekarang ini Aku, Anacha, Skycode, Doni, dan Dani sedang berada di depan gerbang rumah mewah berlantai 5 milik Tuan Fikri, si koruptor.

"Kalian harus berhati - hati! Ada banyak penjaga dan CCTV dirumah Tuan Fikri. Gunakan masker kalian dan jangan pernah lengah! Tutupi CCTV itu dengan menggunakan telur serta tepung yang telah kita siapkan tadi. Brankas uang dan Tuan Fikri ada di lantai ke 4. Jangan bunuh Tuan Fikri sebelum ia mengatakan sandi brankas tersebut!"
Perintah ku kepada mereka.

"Baik!" Jawab mereka serempak.

Misi pun benar - benar dimulai. Aku dan teman - temanku mulai memasuki rumah Tuan Fikri. Di pintu gerbang tidak ada penjaganya, jadi kami bisa masuk dengan mudah. Tapi, tidak di dalam rumah. Ada 12 orang penjaga yang mencegat kami di lantai pertama.

"Hey! Berhenti! Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan?" Teriak salah satu penjaga
"Kalian tidak perlu tau! Cepat menyingkir sebelum kami bertindak!" Perintah ku
"Hah? Dasar bocah! Bunuh mereka!"

Aku dan Anacha membalas serangan para penjaga itu. Doni dan Dani berpencar menutup pengelihatan CCTV di lantai 2. Satu per satu penjaga berhasil kami lumpuhkan. Namun, ada seorang penjaga yang berhasil mengarahkan pisau ke leher Anacha. Aku panik, tiba - tiba...

Dooorrrr

"Kerja bagus, Skycode! Kau penyelamat!" Pujiku sambil menepuk pundak Skycode.

Itu adalah tembakan pistol dari Skycode.

"Tapi, kau dapat benda itu dari mana?" Tanya Anacha
"Dari toko senjata" Jawab Skycode dengan entengnya.

"Kau mencuri?" Tanyaku
"Tidak, ini sisa barang yang terselamatkan dari pengeboman toko senjata yang kita lakukan 2bulan yang lalu. Kau lupa?"
Jawab Skycode.

Aku menepuk dahiku. Sepertinya, aku mulai pikun!

Dhea POV End

Dani POV

Aku berada di lantai 2 rumah mewah Tuan Fikri. Ada sekitar 17 CCTV di lantai ini. Aku dan Doni menutup pengelihatan CCTV tersebut dengan cara melemparkan telur lalu melapisinya dengan tepung. Dengan begitu,pengelihatan CCTV disini tertutup. Tak lupa, setiap misi kami selalu menggunakan topeng.

"Sudah berapa CCTV yang kita tutup, Doni?" Tanyaku kepada Doni.
"Sudah semua. Mari kita pergi ke bawah menyusul Dhea" Jawab Doni.

Kami berdua pun bergegas menuju lantai pertama untuk menyusul Dhea.

Dani POV End

Dhea POV

Aku melihat Dani dan Doni dari kejauhan. Sepertinya mereka telah selesai menutup semua pengelihatan CCTV dilantai kedua rumah mewah berlantai lima milik Tuan Fikri ini.

"Apakah kalian sudah menjalankan tugas?" Tanyaku
"Sudah! Kami sudah menutup semua pengelihatan CCTV dilantai kedua." Lapor Doni.
"Hmm, bagus! Mari kita menuju ke lantai 3!" Seruku pada mereka.

Kami pun melewati lantai kedua dengan mudah. Tidak ada penjaga disini, hanya ada CCTV. Itu pun juga sudah dirusak oleh Dani dan Doni. Sampai dilantai ketiga ada, tidak ada penjaga yang berjaga. CCTV pun tidak terlihat dimana - mana.

"Mungkin, tuan Fikri sangat percaya pada ke 12 penjaga di lantai 1 tadi. Jadi, dia tidak menjaga lantai 3 dan mungkin lantai 4 juga tidak" Ujar Anacha.
"Hmm, mungkin. Tapi kita harus berhati - hati! Mungkin ini adalah jebakan!" Balasku.

Kami melanjutkan perjalanan sampai di lantai ke 4. Namun tiba - tiba, Sebuah pisau melayang menuju Skycode. Aku segera menarik Skycode agar tidak terkena pisau tersebut.

"Kurang ajar! Benar katamu, Dhea! Ini jebakkan!"Panik Dani
"Cepat bersembunyi dan perhatikan kode dariku! Skycode, gunakan pistolmu dengan baik!"

Kamipun segera bersembunyi. Tempat persembunyian kami saling berdekatan. Aku bersembunyi dibalik beton penyangga rumah. Skycode dan Doni dibalik pintu. Anacha di belakang lemari. Dan Dani di bawah meja kecil.

"Dani! Kamu ngapain disana? " - Skycode.
"Woi Dani! Cari tempat lain! Disitu keliatan!" - Doni
"Badanmu terlalu besar buat nyempil disana!" - Anacha
"Iya iya bentar! Susah keluarnya!"

Dani pun bersusah payah mengeluarkan diri dari bawah meja, tetapi tiba - tiba ada sebuah pisau menancap di mejanya.
























"EMAAAAKKK!!!"

The MurderWhere stories live. Discover now