Chapter 18 : Next Mission

154 21 13
                                    

Skycode POV

"Hei, Dhea! Kenapa mendadak begini sih?Malam minggu lagi!Hoaaaam" Protes ku sambil menguap kepada Dhea yang sedang memimpin di depan

Misi mendadak!

Saat ini, The Murder sedang berada sebuah apartmen yang jarak nya tidak jauh dari apartmen yang kemarin kami lempari granat. Kami disini untuk menutup mulut 3 orang saksi yang seharusnya kami bunuh kemarin. Mereka adalah Ramdhani, Rezki, dan Al - Bima. Aku bahkan tidak ingat jika mereka masih bernyawa.

"Ini bukanlah misi yang mendadak. Seharusnya kau sadar jika target kita belum semuanya terbunuh"
"Iya juga. Tapi kan kenapa tidak besok saja!? Baru kemarin kita menjalankan misi"
"Dan membiarkan mereka memberitau semua orang jati diri kita yang sebenarnya? Oh, tidak! Terima kasih" Jawab Dhea dingin
"Terserah lah, hoaaaam~" Ujarku sambil menguap

Anacha menghampiri ku dan merangkul ku sambil tersenyum
"Bersabar lah sebentar, Skycode! Kita akan melaksanakan misi ini dengan cepat lalu kembali pulang!" Ujar Anacha
"Ya ya ya, ayo lakukan!"

Kami pun segera memasuki apartmen tersebut
"295, 296, 297, 298, 299, 300!Akhirnya!Ini dia kamarnya!" Ujar Anacha kegirangan dengan suara yang sedikit besar
"Pelan kan suara mu!" Tegur Dhea
"Hehehe"

Adam segera mendobrak pintu kamar ber nomor 300. Jangan heran mengapa Adam dengan mudah mendobrak pintu apartmen ini. Walaupun namanya apartmen, tempat ini tidak lebih dari sebuah gedung biasa. Tidak ada fasilitas penjagaan ketat atau pun pintu pendeteksi. Pintu kamar disini lebih mirip seperti pintu toilet umum. Kalau kata Skycode sih,

"Murahan"

Kami pun segera memasuki kamar yang pintu nya telah didobrak oleh Adam. Di dalam, kami melihat banyak alat - alat renovasi yang berserakan yang menandakan target kami sedang melakukan sebuah renovasi. Kami pun segera bersembunyi.

"Dhea, apa selanjutnya?" Tanya ku
"....."
"Dhea?" Tanya ku lagi
"Apa semua nya telah bersembunyi?" Tanya Dhea balik
"Hah?" Seluruh anggota dibuat bingung oleh nya
"Sudah" Sahut Kurnia

"Kenapa kau ikut bersembunyi?"Tanya Dhea, entah pada siapa
"Hei, dhea! Berhenti lah bermain - main! Apa yang kau maksud?" Tanya Nisa
"Tidak, tidak. Lupakan saja!" Ujar Dhea

"Berikan perintah mu!" Ujar Dhiya
"Sederhana saja, siapa yang merasa ahli dalam pertarungan jarak dekat, majulah" Perintah Dhea tanpa melihat sedikit pun ke arah kami sebagai yang di perintah

Kami semua terdiam kaku ditempat. Cukup lam hingga terdengar suara target
"Haaah, capek nya!"
"Bim, belum selesai tau!"
"Masih banyak yang harus dibenerin!Alat - alat nya juga ntar harus diberesin."
"Iya iya! Tapi kan capek, Rez! Ya iyalah diberesin. Aku enggak mau tidur bareng paku - paku berkarat, Ram!"

"Itu dia target kita! Majulah, ini perintah!"
Kami semua pun maju menyerang. Tersisa Dhea yang hanya menatap datar ke arah kami di tempat persembunyian.

Door

Sial, pistol ada dimana - mana!

Door

Aku membalas tembakan target. Mengingat, hanya aku yang memegang pistol. Untung lah, walaupun lebih tampak seperti gubuk, apartmen ini menyediakan peredam suara di setiap kamar.

Sreeeet

Anggota lain melemparkan pisau dan gunting yang mereka bawa. Misi ini tampak seperti sebuah perang sekarang. Kulihat Dhea sedang memperhatikan kami dari tempat persembunyian. Tetapi, aku rasa dia tidak memperhatikan seluruh anggota. Dia memfokuskan mata nya hanya pada satu orang.

Sreeeet

Arrrrggggghh

"Al - Bima" Aku membaca pergerakan mulut Dhea. Berarti, kepala yang baru saja dipisah kan dari tubuh nya oleh Anacha adalah target kami yang bernama Al - Bima.

Trrakk trakkk trakkk

Seorang target kami menembakkan paku ke arah kami

Arrrggggh

Kudengar teriakan Dhiya

"Dhiya!!!" Teriak Kurnia

Darah segar mengalir dari mata Kiri Dhiya

"Nisa!" Teriak Kurnia memanggil Nisa yang sedang mencoba membunuh target kami

Craaaashhhh

Arrrrrgggggh

Mendengar teriakan Kurnia, Nisa segera menusuk jantung target dan membiarkan si target mati perlahan lalu berlari menuju Kurnia.

"Rezki" Aku melihat Dhea mengucapkan nama target kami lagi. Kulihat Nisa menarik tangan Dhiya yang menutupi mata kirinya

Deg!

Ada paku yang tertancap di sana

Hyaaaaaa!!!!

Plakkk

Jduuuaakkk

Dooor

Dooor

Dooor

Sreeeet

Sreeet

Sreett

Deg!

Kami semua terdiam terkejut melihat apa yang barusan terjadi. Bahkan Dhiya tampak terkejut juga.

Salah satu anggota The Murder membenturkan kepala target terakhir kami lalu menembaki nya dengan pistol.

Namun, Dhea tiba - tiba melemparkan 3 buah pisau lipat ke arah nya, kearah anggota nya sendiri.

"Ramdhani" Ujar Dhea sambil keluar dari tempat persembunyian dengan wajah datar.

Ada apa ini?

The MurderWhere stories live. Discover now