Part 5

10.2K 873 57
                                    

WARNING TYPO.
.
.

Matanya terus bergerak mengamati jalan-jalan yang mereka lewati, dalam hati ia tekankan pada diri sendiri untuk terus mengingat segala hal yang ada disekitarnya, bahkan sampai petunjuk sekecil apapun akan tetap ia ingat. Tidak ada yang tau jika pria yang kini sedang mengemudikan mobil akan menculiknya atau bahkan menyiksa sampai membunuh dirinya.

Sooji menggigit bibirnya kalut, ia bergidik saat menyadari di mana pria itu membawanya saat ini. Matanya menatap waspada pada pria yang sedang serius mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya, segala macam rencana kini tersusun dikepalanya untuk melarikan diri namun semuanya buyar saat mendengar dengusan pria disampingnya.

"Jangan berpikir kau bisa kabur."

Sooji memutar bola matanya, ia sungguh merasa cemas saat ini. Bagaimana tidak jika pria itu benar-benar membawanya ke sungai Han. Demi tuhan, aku masih ingin hidup.

"Turunlah," desisan itu membuat Sooji mengerjapkan matanya, kepalanya menoleh ke kiri namun sudah tidak menemukan pria itu disampingnya, "cepatlah jangan membuang waktu."

Sooji menoleh ke kanan dan mendapatkan pria itu telah berdiri angkuh dengan keadaan pintu mobilnya terbuka, alis Sooji mengerut. Sejak kapan pria itu berpindah tempat.

"Kau mau bawa aku ke mana?" Tanya Sooji menantang, ia tidak ingin memperlihatkan ketakutannya saat ini, setidaknya pria itu tidak akan meremehkannya jika ia terlihat berani. Sooji tidak mendapatkan jawaban, alhasil ia hanya mendengus menatap tajam pria tersebut.

"Jangan membunuhku." Serunya membuat pria itu mendengus kasar atas pemikiran dangkal Sooji, ia menarik lengan Sooji paksa agar wanita itu keluar dari mobilnya kemudian menyeretnya untuk menjauh. Mencari tempat yang benar-benar aman untuk membuat perhitungan dengan gadis itu.

"Hei, aku masih ingin hidup, jangan membunuhku!" Teriak Sooji panik.

"Dasar bodoh!" Desis pria itu membuat Sooji mengigit bibirnya gusar, mengapa dari semua tempat di taman ini mereka harus berada di kawasan yang sangat sepi, ia tidak akan bisa meminta tolong pada siapapun.

Oh tuhan, jika ini adalah hari terakhirku, kumohon sampaikan rasa cintaku pada ibu dan Haeri. Dan beritahu Soojung jika aku tidak bisa hadir di pernikahannya. Hanya itu pesanku.

"Aku akan menuntutmu."

Myungsoo menghempaskan lengan Sooji dan membiarkan wanita itu duduk di atas bangku taman yang tidak jauh dari tempatnya memarkirkan mobil tadi, sementara Sooji mengerjapkan mata masih belum sepenuhnya sadar dari lamunan akan kematian yang sebentar lagi menjemputnya.

"Hah?"

"Apa kau tuli? Aku bilang aku akan menuntutmu," ulang Myungsoo dengan kesal, menatap raut wajah kebingungan dari wanita dihadapannya membuatnya sangat berang.

"Menuntut? Atas dasar apa?" Sooji yang kini sudah sepenuhnya sadar, mendongak dan menatap dengan berani Myungsoo, oke-pemikirannya tentang Myungsoo yang tadi akan membunuhnya kemudian membuangnya di sungai Han mungkin sangat konyol, jadi sekarang tidak ada alasan untuk takut kepada pria itu karena jelas ia tidak akan dibunuh.

"Perempuan bodoh! Apa aku harus mengingatkan bagaimana kau melecehkanku waktu itu?" Myungsoo berseru dengan alis terangkat, meskipun tau pria itu marah tapi tidak ada ekspresi apapun yang tercetak diwajahnya sehingga membuat Sooji kebingungan.

"Me-melecehkan? Hei, kau berlebihan," seru Sooji balik, kini ia sudah berdiri tepat dihadapan Myungsoo dan menatap protes pada pria itu. Astaga-ia hanya mengecup pria itu, tidak sampai melakukan ciuman yang ekstrim atau pelecehan seperti yang dikatakannya barusan. Pikiran Myungsoo benar-benar seperti anak remaja yang ciuman pertamanya dicuri oleh orang asing saja. Eh tapi aku termasuk orang asing juga, Batin Sooji mengelak.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Where stories live. Discover now