Part 20 - Bagian 1

9.3K 870 77
                                    

Bocah itu merenung, memikirkan apa yang telah terjadi dua bulan terakhir. Semenjak pulang dari rumah sakit, tidak pernah sekalipun ia melihat ibunya keluar dari kamar. Ayahnya selalu membawakan makanan ke kamar untuk Ibu, ia juga tidak diperbolehkan masuk ke dalam kamar.

Alhasil yang dilakukannya selama ini hanya mengintip dari celah pintu yang terbuka, itupun jika ia beruntung saat ayahnya lupa untuk menutup pintu. Saat itu keadaan ibunya tidak bisa dikatakan buruk namun tidak juga baik, selama mengamati ibunya beberapa hari ia selalu melihat wanita itu melamun.

Setiap bertanya apa yang terjadi, ayahnya hanya mengatakan ibu butuh istirahat. Tapi tetap saja ia merasa ada yang aneh dengan keadaan ibunya. Dinyatakan sehat tapi tidak pernah meninggalkan kamar, apakah begitu ciri-ciri orang yang sehat?

Hari ini Myungsoo kembali ke kamar orangtuanya, ia ingin melihat ibunya lagi. Jika memang tidak bisa bertemu setidaknya hanya mengecek keadaan wanita itu saja sudah cukup untuknya. Kaki kecilnya berjalan mengendap-endap menuruni tangga, ia melirik kesegala penjuru mencari keberadaan ayahnya yang tidak ia temukan. Sepertinya ayahnya sudah berangkat kerja dan semoga saja dia lupa untuk menutup pintu kamar lagi.

Ia tersenyum saat melihat pintu kamar itu tidak tertutup dengan rapat. Sepertinya ayahnya sangat terburu-buru sehingga lupa menutup pintu lagi. Dengan girang ia mendekat, mengambil posisi seperti biasa ketika mengintip ibunya.

Bibir dan matanya otomatis melengkung saat melihat ibunya saat ini, wanita itu sudah lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ia bahkan mendapati ibunya sedang membaca sesuatu.

Ia terus memperhatikan ibunya sampai tidak menyadari tubuhnya yang semakin kedepan, hingga kepalanya terbentur daun pintu dan menyebabkan bunyi debam yang cukup nyaring. Matanya langsung melotot saat ia menangkap ibunya sedang menoleh ke arah pintu.

Menegakkan badan sembari mengusap kepalanya, ia menggerutu, "kau ceroboh sekali Myungsoo." Ketika ia berdiri di depan pintu beberapa saat, menunggu ibunya mengabaikan apa yang baru saja terjadi tiba-tiba ia mendengar suara itu.

"Jongsuk? Kaukah itu?"

Bibirnya bergetar ingin mengjawab bahwa ia bukan ayahnya melainkan Myungsoo, tapi ia menahannya. Belum ada izin dari ayahnya untuk bisa bertemu dengan ibunya jadi ia tidak ingin mengambil resiko lebih jauh lagi, namun belum sempat melangkah dari tempatnya ia kembali mendengar sahutan ibunya dari kamar.

"Kau membawa anak kita? Ayo masuk-aku sangat ingin bertemu." Myungsoo menelan ludahnya, 'anak kita' adalah dirinya bukan? Ia anak ayah dan ibunya jadi yang dimaksud adalah diirinya kan?

Ibunya ingin bertemu dengannya. Apakah ini saatnya?

"Jongsuk?"

Myungsoo menarik nafas panjang, wajahnya sudah girang ketika memutuskan untuk berbalik dan sedikit mendorong pintu kamar dibelakangnya.

Ia berdiri gugup diambang pintu ketika ibunya menatap seperti keheranan terhadapnya, tapi itu hanya sebentar karena wanita itu sudah merentangkan tangannya meminta Myungsoo untuk mendekat.

Awalnya ia melangkah dengan pelan dan ragu namun ketika melihat raut wajah ibunya yang begitu menanti kedatangannya, ia berlari kecil hingga menaiki ranjang dan memeluk ibunya erat.

"Ibu."

"Oh anakku sayang. Kemana saja selama ini nak?" Bisiknya pelan, Myungsoo tidak dapat menahan keharuan saat menyadari ternyata ibunya juga merindukannya, seperti yang ia rasakan.

"Aku disini bu, aku selalu dirumah," ujarnya dengan suara serak, melihat senyum ibunya membuat perasaannya mebuncah. Ia bahagia.

"Ibu baik-baik saja? Kata ayah aku tidak boleh bertemu denganmu."

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Where stories live. Discover now