Part 7

10.6K 872 79
                                    

Myungsoo menguap saat membuka pintu mobilnya, ia terlalu nyaman berbincang bersama Yoorim hingga lupa waktu dan baru pulang saat sudah menjelang malam. Tapi dalam hati Myungsoo tidak menyesali apa yang telah ia lakukan hari ini, karena untuk pertama kalinya ia bisa mendapatkan teman bicara yang cukup bisa memahaminya. Yoorim sama sekali tidak pernah menyinggung masalah sensitif mengenainya, hanya beberapa pertanyaan tentang ayahnya dan kehidupannya selama ini ketika mereka tidak pernah bertemu lagi dan Myungsoo dengan senang hari menceritakan semua tindak-tanduknya semasa remaja yang sering membuat onar sehingga membuat Yoorim hanya tertawa karena kelakuan nakalnya.

Ia tidak pernah merasa sesenang ini saat bertemu dengan seorang wanita, ini pertama kalinya semenjak hari itu-Myungsoo mendesah, hari ini sudah berlalu dengan sangat baik dan moodnya benar-benar bagus jadi ia tidak ingin merusak apapun yang telah didapatkannya hari ini dengan mengingat masa lalu yang terlalu menyakitkan untuknya.

"Tuan-"

Myungsoo tersenyum membalas sapaan salah seorang security ketika baru masuk ke dalam lobi gedung apartemennya.

"Anda baru pulang?"

"Ada apa?" Myungsoo terlihat bingung, karena tidak biasanya security apartemennya mau berbasa-basi padanya maupun penghuni lain di gedung ini. Kecuali mereka mendapatkan titipan barang atau surat dari pos saat sedang keluar. Tapi Myungsoo tidak yakin jika ia mendapatkan kiriman apapun karena melihat kedua tangan security itu kosong, berarti tidak ada barang untuknya. Lantas mengapa dia harus repot-repot menyapaku?

"Maaf, tapi saya hanya ingin menyampaikan jika tadi seseorang datang mencari anda," ucapnya menjelaskan kebingungan Myungsoo membuat kerutan dikening pria itu perlahan menghilang.

"Oh, apa dia memberitahu namanya? Atau menitip pesan untukku?"

"Tidak, hanya saja wanita itu menunggu di atas pak," Myungsoo mengerutkan keningnya kembali, wanita? Selama tinggal di apartemen ini tidak pernah sekalipun ada wanita yang datang mencarinya-bahkan ayahnya saja jarang ke tempat ini jadi bagaimana mungkin seorang wanita bisa mengetahui alamatnya?

"Wanita?"

Security itu menepuk keningnya lalu bersorak pelan seakan melupakan satu info yang sangat penting, "dia mengatakan bahwa dia adalah kekasih anda," jelasnya membuat Myungsoo langsung memejamkan mata lalu menggeram pelan.

Wanita itu.

"Lalu apa dia masih menunggu?" Myungsoo bertanya was-was, tidak mungkin jika wanita itu masih menunggunya kan? Ini sudah lebih dari sepuluh jam sejak wanita itu menelponnya pagi tadi dan sepertinya mustahil untuk seseorang mau menunggu selama itu, kecuali dia sudah tidak waras.

"Sampai sore tadi saya tidak melihat dia turun ke bswah, tapi saya sempat mengurus masalah penghuni lantai dua dan baru saja selesai jadi saya tidak yakin jika dia sudah pulang atau belum saat saya tidak ditempat," jelasnya lagi, karena pasalnya ia memang tidak mengetahui wanita itu sudah pulang atau belum sampai sore tadi.

"Mungkin saja dia sudah pulang, lagipula ini sudah malam. Terima kasih atas infonya pak," Myungsoo tersenyum pada security itu lalu mengangguk kecil saat hendak melanjutkan jalannya menuju ke lift.

Dalam hati ia merutuk, wanita itu benar-benar tidak tau malu. Apa sebenarnya tujuannya datang ke apartemen ini dan dengan bodoh menungguinya?

"Myungsoo aku tidak akan pulang sampai kau datang."

Dan tiba-tiba saja ia teringat dengan perkataan wanita itu pagi tadi, bagaimana jika ka melakukan seperti yang dikatakannya? Menunggunya sampai pulang-ah, Myungsoo menggelengkan kepala lalu mencebik kesal. Kenapa juga harus memikirkan wanita itu mau menunggunya atau tidak. Dia sudah jelas mengusir wanita itu dari apartemennya dan melarangnya untuk menunggu lewat telepon jadi bukan salahnya jika wanita itu menunggunya sampai sekarang.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang