Part 17

9.9K 907 87
                                    

Myungsoo menuruni tangga dengan langkah berat, memikirkan apa yang akan ia lakukan terhadap pria brengsek yang hampir saja melecehkan Sooji.

Ya, ia sudah mendengar semua ceritanya dari wanita itu. Ia tidak bisa untuk menahan geramannya ketika mendengar Sooji bercerita padanya, jika Sooji tidak menahannya mungkin sejak awal--sejak wanita itu mengatakan hampir dilecehkan oleh bosnya--ia sudah pergi mencari keberadaan pria brengsek itu.

Ia menghela nafas panjang, menatap ayahnya, ibu Sooji dan Haeri sedang menunggu di ruang tengah. Ia mendekat lalu duduk disofa, berhadapan dengan tiga orang itu.

"Bagaimana?" Tanya Yoorim dengan suara pelan, menatap Myungsoo waspada.

"Seperti yang kita duga," ia menarik nafas panjang, kemudian menceritakan apa yang didengarnya dari Sooji barusan. Meskipun berat tapi ia harus melakukannya karena Yoorim berhak untuk tau dan ia tidak ingin Sooji kembali menceritakan hal itu kepada ibunya.

"Ya tuhan--Soojiku," Yoorim terisak saat mendengar cerita Myungsoo, Haeri yang berada disampingnya sudah sigap memeluknya.

"Lalu bagaimana keadaan Sooji?" kini Jongsuk bersuara, membiarkan Yoorim menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Myungsoo menghela nafasnya panjang menatap ayahnya, "dia sedang tidur," kemudian memilih untuk beralih pada Yoorim yang sudah menangis saat ini.

"Bibi, jangan khawatir. Sooji baik-baik saja," ujarnya, kalimat itu bukan sekedar penghibur untuk Yoorim karena kenyataannya Sooji memang terlihat baik-baik saja. Selain wajahnya yang memar, wanita itu terlihat baik-baik saja setelah menangis dalam pelukannya tadi. Cukup aneh memang untuk seorang wanita yang hampir saja mendapatkan pelecehan seksual, tapi ia yakin jika Sooji memang mampu mengendalikan emosinya.

"Tidak, dia tidak akan baik-baik saja." Racau Yoorim.

"Tenanglah Yoorim," Haeri hanya mampu mengucapkan kalimat itu, ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Apalagi setelah mengetahui bahwa dugaan mereka memang benar, Sooji mendapatkan pelehan.

"Yoorim, tenanglah. Ada kami disini, jadi jangan khawatir," Jongsuk mendekat lalu mengusap punggung Yoorim, tindakan yang ditangkap oleh mata Myungsoo.

Ia juga pernah melihat hal semacam ini, dulu ketika ia masih kecil. Sebuah tindakan yang membuatnya berpikir buruk pada ayahnya mulai sejak itu. Kini ia merutuki kebodohannya, bagaimana bisa ia melupakan hubungan mereka yang terlalu dekat? Saat itu ia hanya mendengarkan ucapan ibunya sampai ia percaya bahwa Haeri dan Jongsuk memang berselingkuh.

Setelah mendengar semua permbelaan Haeri waktu itu, ia merasa sangat bersalah sekaligus lega. Dua orang yang selama ini telah ia benci ternyata tidak layak mendapatkan itu, mereka tidak harus dibenci karena mereka tidak bersalah.

Tapi, mengapa ibunya malah mengucapkan fakta lain dihadapannya? Pertanyaan itu masih belum menemukan jawaban sampai saat ini dan ia harus berhasil menemukan ibunya dan menuntut jawaban atas kesalahpahaman yang telah ia ciptakan dimasa lalu.

Myungsoo menggelengkan kepala, bukan waktu yang tepat untuk memikirkan masalahnya. Masalah Sooji lebih penting saat ini.

Melihat Yoorim yang cukup frustasi, membuatnya mau tak mau bertanya-tanya. Mengapa ia terlihat begitu cemas sementara Sooji baik-baik saja saat ini?

"Bibi, jangan khawatir lagi. Aku sudah pastikan Sooji baik-baik saja," ujarnya lagi, berharap kalimatnya bisa membuat Yoorim lebih tenang, namun usahanya tidak berarti karena saat ini wanita itu seakan tidak mendengar apapun.

Diseberangnya Jongsuk hanya menghela nafas panjang,"Haeri, bawalah Yoorim kamarnya. Dia perlu istirahat," ucapnya, Haeri mengangguk dan setengah memaksa Yoorim untuk ikut bersamanya.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang