Part 16

9.4K 958 88
                                    

Yoorim sedikit terkejut ketika melihat Sooji keluar dari kamar padahal masih jam delapan pagi, biasanya putrinya akan turun ke bawah ketika waktu makan siang tiba. Tapi hari ini ia terlihat berbeda.

"Sudah berubah pikiran?" Tanya Yoorim. Sooji mengangkat kedua bahunya lalu duduk di meja pantri.

"Setelah kupikir-pikir, memang sudah seharusnya aku mencari pekerjaan," gumamnya pelan. Yoorim mengangguk mengerti, pantas saja Sooji terlihat sangat rapi dengan pakaian semiformalnya.

"Jadi ada tempat yang ingin kau tuju?"

Sooji mengangkat alisnya, menimbang ingin melamar pekerjaan dimana. Sebenarnya semalam ia sudah melakukan sedikit pencarian untuk perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan sesuai dengan bidangnya dan terletak disekitar area tempat tinggal ibunya.

Tidak banyak yang ia dapat, hanya tiga. Pertama butik milik seorang desainer ternama yang kebetulan memiliki cabang di Paju, mereka membutuhkan seorang manager baru yang dapat menghandle kantor cabang tersebut. Kedua sebuah perusahaan properti yang jaraknya sekitar sepuluh kilometer dari rumah ibunya, terletak dikompleks perkantoran menengah keatas. Prospek di perusahaan itu cukup menjanjikan sehingga ia menempatkan perusahaan itu diprioritas pertama untuk dipertimbangkan. Dan yang terakhir, sebuah sekolah fashion yang baru saja diresmikan beberapa bulan lalu membutuhkan guru design yang bisa mengajarkan beberapa teknik dasar untuk menggambar sebuah sketsa, pekerjaan yang cukup mudah untuknya--namun tidak dapat diremehkan karena menjadi seorang guru tidak semudah yang ia bayangkan.

"Menurut Ibu aku harus melamar di mana?" Tanya Sooji, ia berharap pendapat ibunya bisa membuat keputusannya lebih jelas.

"Aku sedikit bingung dengan pilihan kedua. Itu perusahaan properti. Kau tidak akan menggambar baju disana," ungkap Yoorim. Sooji sedikit meringis mendengar istilah yang ibunya sematkan pada pekerjaannya terdahulu. Menggambar baju? Terdengar sangat kuno.

"Hmm jika ibu lupa,putrimu ini memiliki pendidikan yang cukup baik dalam kategori design interior. Itu adalah pilihan alternatif setelah menjadi tukang gambar baju."

Yoorim tertawa mendengar Sooji menyebut dirinya sendiri sebagai tukang gambar baju, "jika seperti itu, kurasa pilihan kedua yang terbaik."

"Prospeknya sangat tinggi, kau juga akan ditempatkan di posisi yang cukup bagus. Lagipula diantara ketiganya, perusahaan itu yang lebih dekat dari rumah," Yoorim melanjutkan kalimatnya dengan memberi penjelasan yang lebih jelas. Sooji mengangguk mengerti.

"Kalau begitu aku pergi, doakan putrimu yang cantik ini bisa diterima, Bu," Sooji tersenyum saat beranjak dari kursi, menghampiri ibunya dan mencium kedua pipi wanita itu.

"Thanks, telah membantuku memilih," ujarnya lagi, Yoorim berdecak.

"Ck, biarpun ibumu tidak membantu kau tetap akan memilih perusahaan properti itu," Sooji tersenyum mendengarnya, "jadi jangan berlebihan dan pergilah. Bawa pulang berita baik untuk ibu," sambung Yoorim.

Sooji mengangguk sebelum keluar dari rumah, ia berharap bahwa CV yang ia bawa akan diterima oleh perusahaan itu.

#

"Siap untuk memulai hari baru?"

Sooji menoleh dan tersenyum melihat ibunya berdiri diambang pintu kamar. Ia mengayunkan tangannya memanggil Yoorim untuk mendekat.

"Bagaimana? Apa ini berlebihan?" Ia memperlihatkan satu setelan kerja yang cukup formal, dimana ia jarang memakainya ketika masih bekerja bersama Haeri.

"Tidak. Ini sudah pas untuk ukuran perusahaan sebesar itu," jawab Yoorim. Sooji tersenyum kemudian menyimpan dengan rapi pakaian yang akan ia gunakan dihari pertamanya bekerja, besok.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें