Part 18

10.5K 956 88
                                    

"Itu terjadi sekitar lima atau enam tahun yang lalu," Jongsuk menarik nafasnya panjang, "saat itu Sooji baru saja selesai menamatkan studinya."

"Yoorim berencana ingin menjodohkannya dengan seorang pria," Jongsuk tersenyum saat mengingat masa itu, "dia selalu gusar karena tidak pernah melihat putrinya berkencan dengan siapapun, jadi tercetuslah ide itu."

"Kalian ingin menjodohkan Sooji?" Myungsoo bertanya, setelah pulih dari rasa terkejutnya ia akhirnya bisa mengendalikan diri. Mendengar cerira Jongsuk mengenai masalalu Sooji.

"Ya, kami pikir itu adalah yang terbaik untuknya. Tapi ternyata-" Jongsuk menggelengkan kepalanya.

"Ternyata?"

"Kami menemukan seorang pria yang sangat cocok untuk Sooji, setidaknya itulah pemikiran kami saat itu. Aku, Haeri dan Yoorim berusaha untuk mengatur janji kencan mereka berdua sampai akhirnya Sooji menerima tawaran tersebut."

Myungsoo masih diam mendengarkan, bagaimana Sooji akhirnya mau menerima pria yang dipilihkan untuknya setelah sekian lama dan seberapa lama hubungan mereka terjalin. Ia mengepalkan tangannya sepanjang mendengar kisah itu.

"Saat itu hubungan mereka sudah terjalin hampir enam bulan, mereka terlihat sangat serasi dan kami senang karena akhirnya Sooji bisa menemukan pasangannya," Jongsuk kembali bersuara, mengenang masa dimana mereka sibuk mencari tau tentang apa-apa saja yang dilakukan Sooji bersama pacarnya waktu itu.

"Hubungan mereka sangat serius. Aku berpikir mungkin sudah waktunya-"

"Sudah waktunya? Apa maksudmu?"

"Menikahkan mereka Myungsoo."

Myungsoo menggeram, kemana dia enam tahun lalu? Kenapa harus bertemu dengan Sooji setelat ini.

"Lalu apa yang terjadi?"

"Malam itu, sehari sebelum pertunangan mereka, Junghoo mengajak Sooji ke sebuah acara. Kami percaya padanya, jadi tidak masalah jika dia membawa Sooji?" Jongsuk menarik nafas dalam, bagian selanjutnya adalah yang tersulit. Ia tidak tau bagaimana menggambarkannya agar tidak terdengar buruk ditelinga Myungsoo.

"Teruskan," Myungsoo mendesak ayahnya ketika pria itu berhenti untuk berbicara. Jongsuk menatapnya sebentar kemudian menunduk.

"Kejadiannya sama seperti saat ini. Sooji tidak pulang semalaman, ponselnya tidak dapat dihubungi membuat kami sangat panik."

Myungsoo memejamkan matanya, menebak apa yang selanjutnya terjadi mungkin bukanlah sesuatu yang ia harapkan.

"Aku dan Yoorim mencarinya kemana-mana. Sementara Haeri menghubungi orangtua Junghoo, mereka juga tidak tau keberadaan putranya malam itu," Jongsuk tersenyum miris, ia menggelengkan kepalanya.

"Hingga saat pagi hari, ketika aku dan Yoorim baru saja pulang setelah mencari Sooji semalaman. Kami menemukannya-" pria itu menahan nafasnya, ia meringis merasa sedih saat mengingat hal itu.

"Kalian menemukannya?"

"Kami menemukannya dalam keadaan mengenaskan Myungsoo, di depan pagar rumah ini."

Myungsoo terkesiap, matanya melotot lebar "apa maksudmu dia-dia-"

Jongsuk menggeleng, "kami tidak tau, sampai saat ini kami tidak tau," gumamnya pelan.

"Bedanya saat itu ia tiba dirumah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Tubuhnya penuh luka, bajunya robek dan dia tidak memakai alas kaki. Keadaannya sangat buruk."

Jongsuk kemudian melanjutkan bagaimana mereka mengurus Sooji pagi itu, dan terpaksa memanggil dokter untuk memeriksanya. Ia mengalami dehidrasi yang sangat parah sehingga ia perlu di infus, setelah dua hari akhirnya Sooji sadar dan ia tidak berbicara apapun. Ketika ditanya apa yang telah terjadi, wanita itu hanya menggeleng dengan pandangan kosong.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Where stories live. Discover now