Part 22 [END]

17.2K 1K 222
                                    

Proudly present the last chapter 😢

Happy reading 🙌
.
.
.

Suasana mansion milik Jongsuk pagi ini cukup ramai, keluarga besar dari kedua belah pihak telah hadir dan menduduki tempat masing-masing. Ya, pagi ini akan dihelat pernikahan yang telah lama-lama dinanti oleh sepasang kekasih yang penuh cinta itu. Halaman belakang menjadi lahan yang tepat untuk menjadi tempat pemberkatan. Mereka berkumpul disana menunggu acara dimulai.

Sementara didalam rumah, wanita dengan gaun putih sederhana yang membungkus tubuhnya menggerutu sembari berjalan menaiki tangga. Acara akan dimulai dalam waktu tigapuluh menit lagi tapi orang yang berperan cukup penting di acara ini belum juga terlihat.

Ketika sampai ditempat yang ia tuju, langsung membuka pintu dan ia dihadapkan dengan keadaan kamar yang cukup berantakan. Ia tau mengapa ruangan itu seperti habis terkena badai semalam. Ia salah satu pelakunya.

"Kim Myungsoo!"

Berteriak saat mendekati ranjang, ia mendesis melihat tubuh pria itu masih menggelepar tak sadarkan diri disana.

"Myungsoo bangun! Sampai kapan kau mau tidur?" Ia mengguncang tubuh pria itu sampai Myungsoo menggeliat dalam tidurnya

"Oh ayolah acaranya akan dimulai sebentar lagi," akhirnya ia merengek. Menarik lengan pria itu agar mau bangkit dari singgahsananya.

Dilain pihak Myungsoo merasa sangat terganggu dengan teriakan-teriakan wanita itu, meskipun cukup senang mendengar suaranya tapi tetap saja mengganggu.

"Eumm, sayang aku butuh tidur," gumamnya dengan mata yang masih terpejam, suaranya bahkan terdengar sangat berat.

"Demi tuhan! Ini sudah jam sembilan pagi Myungsoo!"

"Siapa suruh tidak membiarkanku tidur semalam hmm," Sooji memutar bola matanya kesal, disaat seperti ini pria itu masih sempat menggodanya.

"Cepatlah! Atau kau akan puasa selama sebulan!"

Mendengar ancaman itu Myungsoo langsung membuka mata, menatap tidak senang pada wanita yang kini sedang bersedekap menantinya. Ia mendesah lalu beranjak dari ranjang.

"Aku tidak akan melepaskanmu malam ini," desisnya tajam sembari berlalu menuju kamar mandi, "sampai besok pagi sayang! Mark my words!" Teriaknya dari dalam kamar mandi.

Sooji hanya tertawa mendengar itu, bukan sebuah ancaman yang menakutkan melainkan cukup menyenangkan jika ia membayangkannya apa yang akan terjadi malam ini.

"Oh Sooji otakmu benar-benar sudah rusak," rutuknya, ia kemudian bergerak untuk membersihkan kamar itu. Pakaian mereka berserakan dimana-mana, bantal terjatuh dilantai dan selimut yang kusut. Sooji menggeleng, mereka bisa sebrutal ini ternyata.

#

Suasana sakral pernikahan itu begitu terasa tepat setelah kedua mempelai mengucap janji suci. Sooji tersenyum lalu merangkul lengan kekasihnya saat menatap pertukaran cincin berlangsung.

"Mereka terlihat sangat bahagia," ucap Sooji dengan suara pelan, menatap penuh haru kedua mempelai.

Myungsoo tersenyum lalu membelai lembut pipinya, "ayo menikah juga kalau begitu," bisiknya yang langsung dihadiahi pelototan tajam dari Sooji.

"Do it properly. Dinner. Propose. Ring!" Tuntutnya, sudah sejak sebulan lalu ia menetapkan jika Myungsoo mau menikahinya ia perlu memperhatikan tiga hal itu namun hingga saat ini pria itu tidak juga berencana melakukannya.

"Persetan dengan semua itu. Yang penting kita menikah, oke?" Myungsoo menaik-turunkan alisnya berniat untuk merayu, Sooji mendengus. Keputusannya sudah bulat. Tidak akan menikah ketika tiga hal itu tidak terpenuhi.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora