Part 21

12.1K 913 115
                                    

WARNING BUAT JOMBLOS. Ada scene romantis, bersiap mojok ditembok dan gigit jari 😋😋😋😋
.
.
.
.
.

Myungsoo menarik nafas panjang ketika keluar dari kereta. Beberapa jam yang lalu ia mendarat di Nara, salah satu provinsi di Jepang dan segera mencari perjalanan tercepat menuju kota yang saat ini ia kunjungi.

Yoshino, salah satu kota kecil yang berada ditengah provinsi Nara. Mengerjapkan mata ketika keluar dari stasiun kereta, ia langsung disuguhkan oleh pemandangan pohon sakura yang bermekaran disepanjang jalan. Baru ingat jika Yoshino memanglah sebuah kota yang terkenal sebagai tempat melihat bunga sakura, ia pernah membaca disuatu situs jika sekitar 30.000 batang pohon sakura akan mekar di musim semi.

Merasa beruntung datang ke kota ini dipenghujung musim semi, karena setidaknya ia masih bisa sempat melihat beberapa pohon sakura yang indah sebelum musim panas tiba.

Langkahnya menuju halte cukup cepat, ketika tau bahwa sebentar lagi bus yang akan ia tumpangi hendak berangkat. Tersenyum menyapa beberapa penduduk disana, ia mengambil tempat yang kosong.

Sejak tiba tadi, ia sudah memberi kabar pada Sooji namun wanita itu masih belum membalas chatnya.

"Mungkin dia sibuk," begitu pikirnya, jadi ia menyimpan ponselnya di dalam tas dan mengedarkan pandangan keluar jendela. Pemandangan asri dan sejuk langsung menyapanya.

Sebagian besar wilayah kota ini merupakan kawasan pegunungan jadi sepanjang jalan Myungsoo dapat melihat gunung-gunung yang membentang indah, ia kembali mengalihkan pehatiannya dan kali ini tertuju pada secarik kertas yang berisi tulisan Jongsuk. Itu adalah alamat dimana ibunya tinggal saat ini.

Beberapa saat lagi ia akan bertemu dengan ibunya, wanita yang membuat kehidupannya menjadi mengerikan selama duapuluh tiga tahun terakhir. Ia hanya berharap jika ibunya masih dapat mengenali dan tidak menolak kehadirannya saat ini.

Pikirannya melayang, bagaimana jika ibunya sudah tidak mengenalinya? Atau lebih parahnya lagi ibunya masih sama seperti dulu, menganggapnya sebagai Myungeun? Ah.

Myungsoo memejamkan mata gelisah, disaat seperti ini ia benar-benar membutuhkan Sooji. Hanya wanita itu yang bisa membuat pikirannya tenang dari segala hal-hal negatif. Seharusnya ia bisa memaksa wanitanya untuk ikut bersama karena sekarang ia sudah merasa kesepian.

Hampir setengah jam kemudian, bus yang ia tumpangi berhenti di area penginapan yang akan ia tempati selama di kota ini. Terletak di kaki gunung, penginapan yang disewanya merupakan sebuah pondok yang hampir menyerupai sebuah rumah namun hanya memiliki satu ruangan.

Ia masuk ke dalam pondok setelah mengambil kunci dari penjaga penginapan, Myungsoo tersenyum puas. Setidaknya tempat ini cukup nyaman untuknya. Melirik meja pantri serta konter kompor disisi kanan ruangan, tiba-tiba ia merasa lapar.

Setelah meletakkan ranselnya di atas ranjang, Myungsoo bergegas menuju lemari penyimpanan yang berada didekat meja pantri, ia berharap bisa menemukan sesuatu disana dan matanya berbinar ketika menemukan panci serta beberapa bungkus ramen instan.

"Hmm, setidaknya ini bisa mengganjal perut," gumamnya, ia bersyukur karena pihak penginapan menyediakan makanan ini disini. Mungkin memang salah satu service dari mereka untuk para tamu.

Untuk beberapa jam kemudian, Myungsoo hanya tenggelam bersama kuah ramennya yang hangat. Ia bahkan tidak sadar telah menghabiskan tiga bungkus untuk dirinya sendiri.

#

Setelah beristirahat sebentar, Myungsoo keluar dari penginapan. Ia akan mencari alamat tempat ibunya tinggal. Kata ayahnya, ibunya tinggal di sekitar kaki gunung jadi ia hanya perlu berjalan kaki. Lagipula udara sore ini cukup mendukung.

My Lovely Mr.Gay [COMPLETED]Where stories live. Discover now