Limabelas

897 109 15
                                    

J'Seoul School sudah memasuki akhir semester ganjil dan akan memasuki semester genap, yaitu semester akhir kelulusan bagi kelas tiga. Jinyoung, Bambam dan Mark tengah bersiap siap untuk berangkat sekolah,

"Jin mengapa perasaanku menjadi tidak enak seperti ini? Aku merasa panik seketika." Seru Mark seraya memegang dadanya yang sedang berdegup,

"Kau berlebihan Mark." Jawab Bambam, dan Mark hanya mendengus menanggapi ucapan Bambam.

"Ayo kita berangkat." Ajak Jinyoung, dan mereka pun berjalan keluar asrama menuju sekolah.

Sepanjang koridor mereka saling berbincang dan tertawa, tapi tawa Mark seketika berubah dan memasang wajah masam ketika mereka memasuki kelas.

Bagaimana tidak, hari ini mereka mendapatkan kelas yang sama dengan Jyj, dan ini adalah yang kesekian kali mereka mendapat kelas yang sama. Yaitu pelajaran bahasa jepang.

Kursi yang tersisa hanya tiga, pas sekali dengan mereka. Tapi mengapa kursi tersebut tidak berderetan saja? Mengapa harus terpisa seperti itu? Pikir Mark.

Bambam langsung menduduki kursi kosong tepat disebelah Yugyeom, ia malah kesenangan bisa bersebelahan dengan pujaan hatinya itu.

Mark melempar pandangan pada Jinyoung, dan Jinyoung hanya mengangkat bahunya. Lalu Jinyoung duduk disebelah Jaebum yang berada dibarisan depan, dan tersisa satu kursi kosong bagian belakang. Yaitu tepat disamping Jackson, dan mau tidak mau akhirnya Mark duduk dikursi tersebut. Jackson hanya tersenyum Kegirangan, Mark yang melihatnya merasa bahwa dia tidak peduli dengan Jackson sama sekali.

Guru pun masuk,

"Persiapkan diri kalian kita akan ulangan sekarang."

Para murid pun membelalakan matanya karena mendengar pernyataan dari guru mereka, ulangan secara tiba tiba?

"Kalian ingat kemarin? Aku menyuruh kalian menghafal bahasa jepang kan, nah sekarang satu persatu maju kedepan." pinta guru,

Siswa pun mengela nafas dengan aman karena mereka sudah menghafalnya kecuali Mark, dia sangat lemah di pelajaran bahasa jepang sampai sampai dia tidak menghafalnya, dia memainkan jari jarinya dan mengigit bibir merahnya itu karena sangat takut dan ia merasa bahwa dia hanyalah satu satunya murid yang belum hafal, Jackson yang sedari tadi memperhatikan mark hanya bingung , dan mencoba untuk bertanya.

"Kau tidak apa apa?" Tanya Jackson sambil memegang tangan Mark, tapi Mark menghempaskanya .

"Tidak." Mark menjawab dengan singkatnya.

"Jangan Takut ada aku di sini." goda Jackson lagi, Mark hanya diam sambil terus memperhatikan papan tulis.

"Aku tidak akan memanggil kalian dengan absen, hanya berinisiatif untuk maju kedepan." lanjut guru mereka.

Dan beberapa murid maju satu persatu, yang di pikirkan Mark pun benar; hanya dia yang belum menghafal. Apakah dia harus kabur? Apa dia harus berpura pura pingsan? Ah itu tidak mungkin.

"Mark kau belum maju kedepan" Jinyoung menoleh pada mark.

"Iya aku tahu." jawabnya dengan wajah khawatir.

"Kau tidak apa apa?" Kali ini Jackson yang menanyakan , dan Mark hanya mengangguk.

Guru pun berdiri untuk mengabsen yang belum maju kedepan, Mark ingin kabur rasanya, apa lagi di tambah Orang Di sampinnya yang terus memperhatikanya dengan wajah tampanya . Tampan ? Tidak tidak itu di coret di pikiran Mark.

"Tuan Yi En ?" guru memanggil Mark , dengan berat hati dia maju kehadapan gurunya .

"Guru aku-" ucapan mark di potong oleh sang guru

Jin & JunWhere stories live. Discover now