blok A no 5

78.8K 7.7K 577
                                    

Keluarga ini termasuk keluarga paling subur. Bunda mereka produktif melahirkan empat anak dari tahun 1994 - 2000. Jika ketiga putranya,  Jongin, Mingyu, dan Jeno  tinggal di rumah. Putri satu - satunya keluarga Jennie tinggal di rumah nenek sejak umur 4 tahun. Alasannya nenek tak ingin Jennie menjadi anak tomboy. Bahkan nenek memasukan Jennie ke sekolah khusus putri. Malahan ketika masuk kuliah saja, Jennie tinggal di asrama putri. Jadilah baru kemarin Jennie kembali ke rumahnya dan memulai hidup bersama tiga saudara laki - lakinya.

"Akhirnya anak Ayah yang paling cantik bisa tinggal disini." Kata Ayah.

"Iya Ayah. Untung nenek ikhlas aku pulang ke rumah." Sahut Jennie.

"Kamu jangan kaget ya. Adik sama kakak kamu itu..."

"Tau kok Bun, tiap ke rumah nenek juga mereka rusuh. Apalagi Kakak sama Mingyu." Jawab Jennie.

"Weh Kakak Jennie udah sampai. Selamat datang di rumah kak." Sambut Jeno.

"Duh yang paling cantik dateng." Kata Mingyu.

"Akhirnya ada adik jongin yang waras." Kata Jongin.

"Hehehe makasih Jeno sambutannya. Makasih tapi ga tersanjung dipanggil cantik sama lo. Emang kakak waras ya?" Ujar Jennie.

Jennie itu sabuk hitam taekwondo. Mingyu juga anak taekwondo, tapi belum ujian sabuk hitam. Jadilah ia agak takut sama Jennie. Tapi dia senang baru datang kakaknya ini sudah men-diss- Jongin.

"Hahahahaha bener Jen, Kak Jongin emang rada rada." Ujar Mingyu bahagia.

"Lo juga sebelas duabelas sama gua kali." Kata Jongin.

Jeno cuma diam. Ia malas ikut perdebatan tak berfaedah ketiga kakaknya.

Kamar di ruang atas penuh. Jeno bersebelahan dengan Jennie. Di seberangnya kamar Jongin dan Mingyu.

"Kak Jen sabar ya kalau Mingyu sama Jongin rusuh. Kadang gua suka pusing sama kelakuan mereka."

"Emang mereka seaneh apa No?" Tanya Jennie. Jeno sedang di kamar Jennie membantu kakaknya membereskan barangnya.

"Liat aja bentar lagi juga kambuh." Kata Jeno. Benar saja. Tiba tiba muncul keributan di ruang tengah.

"Gyu napa semprotin ke gua. Nih balas nih." Kata Jongin. Berawal Mingyu iseng menyemprotkan pelicin baju ke Jongin. Kemudian Jongin merebutnya dan membalas perbuatan Mingyu.

"Bundaaaaaaaaa Jongin nakal. Kak nanti basah bunda marahin lo."

"Ga masalah udah biasa. Lo yang mulai ya Gyu gangguin."

Kemudian mereka kejar - kejaran sambil main semprotan.

"YA JONGIN MINGYU LO PADA KURANG KERJAAN BANGET SIH. BANTUIN KEK BERES BERES MALAH KEJAR - KEJARAN KAYA BOCAH. MALU SAMA JENO YANG LEBIH KECIL DARI KALIAN." Teriak Jennie.

Jongin dan Mingyu menghentikan aksi kejar - kejarannya. Malu dibilang gitu sama Jennie. Bunda dan Ayah sudah mendengar keributan dari ruang bawah memilih diam. Karena mereka tahu kalau jennie mampu mengendalikan saudaranya.

"Pel lantainya sekalian pel kamar gua." Kata Jennie.

"Tapi Jen. Kan Mingyu yang mulai." Jongin membela diri.

"Terus kenapa kakak layanin?" Tanya Jennie. Tanpa diduga Mingyu membawa seember air dari kamar mandi.

"Biar seru nih Jen." Byur. Jennie basah kuyup. Terkutuklah adiknya yang satu ini.

"YAK MINGYU." teriak Jennie.

"Bagus Gyu. Bagus." Kata Jongin sambil tertawa. Jeno pun ikut tertawa.

Jennie yang tak terima menyeret Mingyu ke kamar mandi. Namun tenaga perempuan kalah dengan berat badan laki - laki jadilah Jennie jatuh terpelesat bersamaan dengan Mingyu. Jongin tidak menyiayiakan kesempatan ia menguyur Mingyu saat itu juga.

"Yah kak kok siram gua."

"Bagus kak siram aja Mingyu." Kata Jennie puas Mingyu juga sudah basah kuyup.

Jeno masih berdiri menonton persetruan kakak - kakaknya. Sampai Mingyu sadar tinggal Jeno yang tidak basah. Karena ikatan batin Jongin dan Mingyu kuat, Jongin menyadari hal itu langsung berjalan ke arah Jeno. Menarik adiknya yang melawan hingga Mingyu datang dan ikut menyeret Jeno. Jennie yang kasihan akhirnya mengambil air dan menyiram Jongin. Kemudian terjadilah perang air di rumah antara Jennie Jeno vs Jongin Mingyu.

"YA Tuhan air sampai ngalir ke bawah taunya kalian main perang - perangan. Duh yah. Bunda bisa stress ini." Kata Bunda  Yuri langsung turun lagi ke kamarnya

"Kalian beresin ya. Sampai lantainya kering. Jangan lupa air yang netes ke tangga di pel juga. Ayah udah ga punya tenaga buat marah. Satu lagi jangan sampai kena barang antik Ayah." Ayah pun turun lagi menyusul bunda.

Ternyata Jennie yang Ayah dan Bunda duga dapat mengendalikan Mingyu dan Jongin malah berkelakuan sama saja. Malah sekarang Jeno pun ikutan.

"Ayah, salah apa kita punya anak hiper semua sampai yang cewek juga begitu."

"Ga tau Bun, ga apalah nakalnya begini daripada pergaulan bebas." Kata Ayah.

***

"Ayo beres beres." Kata Jongin

"Ga nyangka Jennie sama aja kaya gue." Kata Mingyu.

"Abis lo nyerang gue sama Jeno." Kata Jennie

"Udah ayo mulai jangan berdebat. Jeno pusing kak." Kata jeno

Begitulah keseharian putra keluarga kim mereka memang bercandanya "terlalu" kalau kata rhoma irama . Beruntunglah Bunda Yuri dan Ayah Top mereka tidak jantungan.

tetangga masa gitu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang