drakor vibes

14.5K 2.2K 313
                                    

"Kamu tuh udah aku bilangin ga usah sok - sok an warnain rambut. Jelek." Omel Jinyoung.

"Kan kamu udah bilang style aku terserah aku." Kata Nayeon.

"Nay, tapi kalau kaya gini jelek." Kekeh Jinyoung.

"Yaudah jelek juga ga masalah, yang penting aku suka sama warna dan model rambut aku sekarang." Kata Nayeon

Kemudian hening, hanya terdengar alunan lagu dari radio hits kaula muda, seratus sekian koma dua sekian fm. Tidak ada pergerakan apapun, Jinyoung masih belum melajukan Mobil Pajero Sport Hitam nya. Disebelahnya Nayeon bermuka masam dan sesekali melirik pacarnya. Dia menyesal meminta pacarnya ini menjemputnya ke salon.

Tau gitu naik taxi online aja. Batin Nayeon.

Niat awal Nayeon melakukan perubahan pada penampilannya karena ingin memberikan sesuatu yang beda di hari ulang tahunnya tiga hari lagi. Namun, bukan respon baik yang ia terima, justru malah membuatnya makan hati. Nayeon tipe perempuan yang tidak suka dicap jelek, apalagi oleh kekasihnya sendiri. Ia ingin semua terlihat perfect.

"Kenapa diem aja sih?" Tanya Nayeon.

"Kita ga akan pulang sebelum kamu masuk salon lagi dan gelapin warna rambut kamu. Jelek kaya mie tau warna kuning gitu. Ga cocok." Kata Jinyoung.

Ucapan Jinyoung memang sering menusuk. Sifat alamiah Jinyoung memang kejam. Tak peduli pada siapa ia berbicara jika memang jelek ia akan jujur mengatakan itu. Tak terasa air mata Nayeon merembes. Ia sakit hati dikatai mie.

"Aku bisa pulang pake taksi online. Maaf udah repotin kamu." Kata Nayeon.

Saat ia hendak membuka pintu mobil. TREK. Jinyoung menguncinya dengan kunci otomatis dari kemudi, membuat Nayeon tak bisa keluar dari sana.

"Kenapa di kunci?" Tanya Nayeon.

"Siapa yang ijinin kamu pulang sendiri sih." Jawab Jinyoung datar.

Kemudian ia menjalankan mobilnya meninggalkan parkir salon kecantikan. Sepanjang jalan hening. Tidak ada yang membuka percakapan.

"Maaf..." kata Nayeon.

"Iya, itu rambut kamu terserah kamu." Timpal Jinyoung datar.

Kalau udah gini rasanya Nayeon nyesel sama keputusannya. Jinyoung tuh jarang banget marah. Semua permintaan anehnya pasti dikabulin. Bahkan pas Nayeon minta tukeran handphone plus sim card selama seminggu dia ga marah. Which is privasi dia yang diubek - ubek. Terus kenapa perkara rambut diwarnain dia marahnya melebihi komisi kedisiplinan MOS yang suka drama itu?

Nayeon tak habis pikir jadinya.

Dalam keheningan, terdengar suara kruuk, khas perut lapar. Nayeon langsung memegang perutnya. Empat jam di salon tanpa makanan berat memang membuat perut kosong. Tadinya Nayeon minta jemput sekalian mau ajak makan juga. Berhubung pacarnya lagi marah dia urungkan.

Disini Jinyoung membuktikan kalau dia cowok peka. Walau marah, dia tau pacarnya lapar dia ajakin makan.

"Kok belok ke restoran?" Tanya Nayeon.

"Perut kamu kan minta diisi. Makan dulu." Jawab Jinyoung.

Nayeon udah senyum kesenengan. Dia yakin kemarahan Jinyoung sudah memudar.

"Aku ajakin makan bukan karena udah ga marah. Tapi berabe kalau kamu sampai sakit maag. Aku lagi yang repot."

Jinyoung tetaplah Jinyoung. Kejam. Keyakinan dalam hati Nayeon langsung runtuh.

Oh dia masih marah. Tapi kenapa gue ga ngomong dia tau yang gue pikirin. Nayeon membatin.

"Gausah ngelamun aku tau dari mana pikiran kamu gitu. Ayo masuk, biar cepet pulang." Ujar Jinyoung.

tetangga masa gitu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang