2. Pembunuhan Tanpa Luka

6.3K 93 4
                                    

Beberapa kali Lin Zhennan mengetuk pipa cangklongnya di atas lantai untuk mengeluarkan abu tembakau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa kali Lin Zhennan mengetuk pipa cangklongnya di atas lantai untuk mengeluarkan abu tembakau. Sejenak kemudian ia kembali berkata, "Ilmu silat Ayah tidak sehebat kakekmu, apalagi dibandingkan kakek buyutmu. Akan tetapi, keterampilan ayahmu ini dalam mengelola perusahaan lebih baik daripada Beliau berdua. Kakek buyutmu mendirikan perusahaan ini dan membuka empat kantor di Fujian, Guangdong, Zhejiang, dan Jiangsu. Selama kepemimpinan Ayah, telah dibuka enam cabang baru di Shandong, Hunan, Hebei, Hubei, Jiangxi, dan Guangxi. Apa kau tahu rahasia kesuksesan Ayah? Tentu saja 'menciptakan banyak sahabat dan sedikit musuh'. Ingat ini dengan baik, perusahaan kita bernama 'Fuwei', yang mengandung makna: 'rejeki dan wibawa'. Rejeki lebih utama daripada wibawa. Rejeki bisa datang kalau kita memiliki banyak teman dan sedikit musuh. Sebaliknya, kalau perusahaan kita bernama 'Weifu', itu berarti kita lebih mengutamakan wibawa daripada rejeki. Wibawa bisa ditegakkan dengan bermain kasar dan mengandalkan kekuatan. Tentu saja ini bukan sifat keluarga kita, hahaha."

Lin Pingzhi ikut tertawa, meskipun tidak mengandung rasa gembira yang sesungguhnya.

Ternyata Lin Zhennan belum juga menyadari kegelisahan putranya itu. Ia masih saja bercerita panjang lebar, "Pepatah mengatakan, 'Kuasai Sichuan setelah menaklukkan Gansu'. Namun, perusahaan kita mengatakan, 'Kuasai Sichuan setelah menaklukkan Hubei'. Perusahaan pengawalan kita pertama kali berdiri di Fujian sini, kemudian merambah ke barat melalui Jiangxi dan Hunan, sampai akhirnya berhenti di Hubei. Lantas, mengapa kita tidak meneruskannya hingga ke Sichuan? Sichuan adalah provinsi yang paling subur dan makmur. Orang-orang menyebut Sichuan sebagai surga dunia. Banyak penduduk kaya raya hidup di sana. Dari daerah itu kita bisa merambah lagi ke utara hingga mencapai Shanxi, serta ke selatan mencapai Yunnan dan Guizhou. Dengan demikian perusahaan kita paling tidak akan bertambah besar tiga kali lipat dari sekarang. Hanya saja, daerah Sichuan terkenal sebagai kandang harimau mendekam dan naga bersembunyi. Banyak orang sakti tinggal di daerah itu. Maka, kita harus menjalin hubungan baik dengan dua perguruan silat ternama di sana, yaitu Perguruan Qingcheng dan Emei."

Lin Zhennan terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Sudah tiga tahun ini, setiap tahun baru Ayah selalu mengutus orang secara khusus untuk mengantarkan hadiah-hadiah berharga ke Kuil Cemara Angin di Gunung Qingcheng dan Biara Puncak Emas di Gunung Emei. Pendeta Jinguang ketua Perguruan Emei menerima utusan kita dengan ramah dan menjamu makan pula. Akan tetapi, semua hadiah yang kita berikan dikembalikannya semua tanpa membuka segel sedikit pun. Sebaliknya, Pendeta Yu ketua Perguruan Qingcheng lebih tertutup sifatnya. Murid-muridnya selalu menghadang utusan kita di lereng gunung, dan mengatakan bahwa guru mereka sedang bermeditasi tingkat tinggi sehingga tidak bisa menerima tamu. Mereka mengaku telah memiliki segala macam barang di dalam kuil sehingga tidak perlu menerima hadiah dari luar. Jangankan untuk menemui Pendeta Yu, utusan kita bahkan tidak mengetahui ke arah mana pintu Kuil Cemara Angin menghadap. Sesampainya di sini para utusan yang kita kirim selalu mengeluh. Kalau saja tidak teringat pada pesan Ayah yang melarang mereka mengumbar kemarahan, mungkin mereka sudah berkelahi dengan orang-orang yang tidak tahu diri itu."

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang