129. Berakhir Damai

3K 58 0
                                    

Sementara itu, Mahabiksu Fangzheng menjawab seruan orang-orang Sekte Iblis tadi, "Ketua Perguruan Henshan Linghu Chong, ketua Perguruan Wudang Pendeta Chongxu, dan ketua Perguruan Shaolin Fangzheng, bersama-sama menantikan kunjungan Ketua Ren yang...

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sementara itu, Mahabiksu Fangzheng menjawab seruan orang-orang Sekte Iblis tadi, "Ketua Perguruan Henshan Linghu Chong, ketua Perguruan Wudang Pendeta Chongxu, dan ketua Perguruan Shaolin Fangzheng, bersama-sama menantikan kunjungan Ketua Ren yang terhormat dari Sekte Matahari dan Bulan!"

Meskipun Fangzheng berkata dengan perlahan, namun suaranya berkumandang jauh hingga mencapai kaki gunung. Padahal, belasan gembong Sekte Iblis tadi berteriak sekeras-kerasnya untuk dapat mengumandangkan suara mereka ke puncak gunung. Dengan demikian, dapat dibayangkan betapa luar biasa tenaga dalam biksu kepala dari Biara Shaolin ini.

Linghu Chong sendiri sedang duduk bersila sambil mengerahkan tenaga dalamnya dengan lebih tekun. Matanya memandang hidung, napasnya seirama dengan detak jantung, tangan kiri memegang dada, dan tangan kanan menekan perut, sesuai petunjuk Mahabiksu Fangzheng sebelumnya.

Ilmu tenaga dalam ajaran Feng Qingyang itu baru dilatihnya beberapa hari saja. Meskipun setiap hari Mahabiksu Fangzheng mendampingi dan memberikan petunjuk secara jelas, namun latihannya masih juga belum sempurna. Untunglah kini berbagai hawa murni yang bergolak di dalam tubuhnya itu lambat-laun dapat diredam dan disalurkan ke jalur yang benar.

Linghu Chong tidak berani gegabah. Ia menyalurkan tenaga dalamnya dengan lebih tekun dan teratur. Semula telinganya masih mendengar suara tetabuhan, namun pada akhirnya tidak mendengar apa-apa lagi. Rupanya ia telah memusatkan segenap pancaindranya ke dalam latihan tersebut.

Melihat ketekunan Linghu Chong ini, Mahabiksu Fangzheng tersenyum senang. Ia mendengar suara tetabuhan semakin bertambah ramai. Orang-orang Sekte Matahari dan Bulan kembali berteriak, "Ketua Sekte Matahari dan Bulan, kesatria gagah berani, pelindung rakyat jelata, Yang Mulia Ketua Suci naik ke puncak Henshan!"

Teriakan itu diikuti dengan suara tetabuhan yang semakin terdengar keras, pertanda mereka sedang berjalan menuju ke atas. Jalan menuju Puncak Jianxing memang cukup panjang. Meskipun suara para anggota Sekte Matahari dan Bulan itu terdengar keras, namun sampai cukup lama mereka belum juga mencapai puncak. Diam-diam para jagoan dari Perguruan Kunlun dan lainnya menggerutu di tempat persembunyian mereka, "Ketua Sekte Iblis tengik, kenapa tidak mati sekarang saja? Sorak-sorai anak buahnya berlebihan, masih ditambah tetabuhan musik segala. Memangnya kau mau main sandiwara, hah?"

Sejak tadi mereka sudah bersiaga untuk menghadapi musuh dengan jantung berdebar-debar. Menurut perkiraan, begitu pihak Sekte Iblis menyerbu ke atas gunung, serentak mereka akan melompat keluar dari tempat persembunyian untuk menghadapi. Apabila jumlah musuh semakin membanjir dan sukar ditahan, maka mereka pun mengundurkan diri dengan cara turun ke bawah jurang di belakang gunung menggunakan tali panjang. Tak disangka, kedatangan Ren Woxing kali ini ternyata berlagak seperti kaisar maharaja, dengan mengagungkan segala kebesarannya pula. Hal ini membuat orang-orang yang bersiaga itu malah semakin bertambah tegang.

Setelah memakan waktu cukup lama, Linghu Chong merasa hawa murni di dalam tubuhnya lambat laun dapat diatasi. Rasa sakitnya kini mulai berkurang. Tiba-tiba ia teringat bahwa musuh sudah semakin dekat. Maka, dengan seketika pemuda itu pun melonjak bangun.

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongOù les histoires vivent. Découvrez maintenant