56. Gadis Suci Sekte Iblis

3.2K 68 1
                                    

Melihat Linghu Chong diam saja, gadis itu kembali bicara, "Kau marah lagi, ya? Seorang laki-laki sejati mengapa begitu sempit jalan pikirannya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat Linghu Chong diam saja, gadis itu kembali bicara, "Kau marah lagi, ya? Seorang laki-laki sejati mengapa begitu sempit jalan pikirannya?"

"Aku tidak marah. Aku hanya takut dibunuh olehmu," jawab Linghu Chong.

"Asalkan untuk selanjutnya kau tidak sembarangan bicara, siapa pula yang akan membunuhmu?" kata si nona.

"Sifatku memang suka ugal-ugalan seperti ini. Tampaknya sudah menjadi suratan takdir bahwa aku akan mati di tanganmu. Apa boleh buat?" ujar Linghu Chong.

"Tadi sewaktu kau masih memanggil 'Nenek' kepadaku, sikapmu sangat patuh dan penuh hormat. Untuk selanjutnya, kau harus tetap hormat dan patuh seperti tadi," kata gadis itu dengan tersenyum manis.

"Tidak bisa!" sahut Linghu Chong sambil menggeleng. "Setelah aku tahu kalau kau hanya seorang gadis cilik, maka aku tidak bisa menganggapmu sebagai nenek lagi."

"Kau ... kau ...." belum selesai ucapannya, tiba-tiba wajah gadis itu berubah merah. Entah kenapa tiba-tiba ia teringat sesuatu sehingga tidak dapat melanjutkan kata-katanya.

Linghu Chong menundukkan kepala dan melihat wajah gadis yang sedang tersipu malu itu tampak begitu cantik. Seketika perasaannya pun terguncang. Tanpa sadar ia lalu mencium pipi si nona yang sedang merona merah tersebut. Kontan saja gadis itu terperanjat. Tiba-tiba saja timbul kekuatan entah dari mana yang membuatnya mampu mengangkat tangan dan menampar muka Linghu Chong dengan cukup keras, menyusul kemudian ia pun melompat bangun.

Akan tetapi, lompatan gadis itu terlalu lemah, sehingga tubuhnya kembali jatuh ke dalam pangkuan Linghu Chong dengan keadaan semakin lemas dan tidak sanggup bergerak lagi.

Gadis itu sangat takut kalau-kalau Linghu Chong berbuat lancang lagi. Dengan perasaan cemas, ia berkata terputus-putus, "Jika ... jika kau berani berbuat kurang ajar lagi, aku akan segera ... segera membunuhmu."

"Kau akan membunuhku atau tidak, juga bukan masalah bagiku. Tidak lama lagi nyawaku pun akan segera melayang. Aku justru ingin berbuat kurang ajar lagi," jawab Linghu Chong menggoda.

Tentu saja gadis itu bertambah khawatir. Ia hanya bisa berkata, "Aku ... aku ...." Tenaganya begitu lemah untuk dapat bangkit dan melawan.

Linghu Chong mengerahkan tenaga sekuatnya dan perlahan-lahan mengangkat bahu si nona. Ia kemudian memiringkan tubuhnya sendiri dan menggelinding ke pinggir sehingga berpisah dengan gadis itu. Sambil tertawa ia berkata, "Bagaimana ... keadaanmu?" Kemudian mulutnya terbatuk-batuk sampai mengeluarkan darah segar.

Sebenarnya Linghu Chong hanya menggoda saja. Melihat kecantikan gadis itu, hatinya sempat terpikat sehingga tanpa sadar berbuat lancang mencium pipi satu kali. Namun demikian, ia langsung menyesal, dan semakin menyesal ketika gadis itu membalas dengan tamparan, karena memang perbuatan itu tidak pantas dilakukan. Walaupun ia tetap keras kepala tidak mau mengakui kesalahannya, namun ia juga tidak berani lagi dekat-dekat dengan gadis itu.

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongWhere stories live. Discover now