102. Perpecahan di Pihak Taishan

2.4K 53 0
                                    

Zuo Lengchan melanjutkan, "Urusan yang paling penting saat ini adalah peleburan Serikat Pedang Lima Gunung menjadi satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zuo Lengchan melanjutkan, "Urusan yang paling penting saat ini adalah peleburan Serikat Pedang Lima Gunung menjadi satu. Tuan Besar Mo, kita ini sama-sama ketua perguruan, tentunya harus lebih mengutamakan urusan bersama dan mengesampingkan masalah pribadi. Apa pun itu asalkan menguntungkan perguruan, sudah sepantasnya harus didahulukan, sedangkan masalah budi dan dendam harus dihindari. Maka dari itu, Saudara Mo, urusan yang sudah-sudah tidak perlu kau pikirkan lagi. Adik Fei memang saudara seperguruanku. Tapi kalau nanti Serikat Pedang Lima Gunung sudah dilebur, dengan sendirinya Saudara Mo menjadi saudara seperguruanku pula. Yang sudah meninggal biarlah meninggal, yang masih hidup untuk apa harus saling bunuh?"

Kata-kata Zuo Lengchan ini terdengar lembut, namun sebenarnya bernada mengancam. Maksudnya ialah, kalau Tuan Besar Mo setuju dengan peleburan Serikat Pedang Lima Gunung, maka masalah terbunuhnya Fei Bin tidak akan pernah diusut lagi dan tidak akan dilakukan perhitungan pula.

Dengan mata melotot Zuo Lengchan menatap Tuan Besar Mo dan bertanya, "Bagaimana, Saudara Mo setuju atau tidak?"

Tuan Besar Mo hanya mendengus tanpa menjawab.

Dengan senyum yang dibuat-buat, Zuo Lengchan berkata, "Mengenai masalah peleburan Serikat Pedang Lima Gunung kita agaknya Perguruan Hengshan sudah setuju. Lalu bagaimana dengan Perguruan Taishan? Pendeta Tianmen, bagaimana pendapatmu?"

Pendeta Tianmen lantas berdiri. Dengan suara keras ia berkata, "Sekitar tiga ratus tahun yang lalu Perguruan Taishan didirikan oleh leluhur kami, Pendeta Dongling. Sungguh menyesal, aku terlalu bodoh dan kurang bijaksana sehingga tidak mampu mengembangkan Perguruan Taishan menjadi lebih gemilang. Namun begitu, Perguruan Taishan yang sudah bersejarah tiga ratus tahunan ini bagaimanapun juga tidak boleh putus di tanganku. Soal melebur Taishan dengan perguruan-perguruan lain sama sekali kami tidak dapat menerimanya."

Tiba-tiba di tengah-tengah rombongan Taishan berdiri seorang pendeta berjenggot putih yang kemudian berseru, "Ucapan Keponakan Tianmen ini kurang tepat. Perguruan Taishan kita memiliki lebih dari empat ratus anggota. Janganlah karena memikirkan kepentingan dirimu sendiri lantas mengorbankan kepentingan banyak orang."

Wajah pendeta berjenggot itu tampak kurus kering dan keriput, tapi suaranya ternyata keras dan kuat, pertanda ia memiliki tenaga dalam yang melimpah. Di antara para hadirin ada yang mengenalinya dan lantas berbisik-bisik pada teman di dekatnya, "Dia bernama Pendeta Yujizi, masih terhitung paman perguruan Pendeta Tianmen."

Pendeta Tianmen yang berwajah merah bercahaya begitu mendengar kata-kata Yujizi itu, seketika mukanya bertambah merah. Segera ia pun berseru, "Paman Guru, apa artinya ucapanmu ini? Sejak aku menjabat sebagai Ketua Perguruan Taishan, dalam hal apa aku pernah mengabaikan kepentingan golongan kita? Aku menolak peleburan Serikat Pedang Lima Gunung justru demi mempertahankan Perguruan Taishan kita. Bagaimana aku bisa disebut lebih suka mementingkan urusan pribadi?"

Yujizi terkekeh-kekeh dan berkata, "Peleburan kelima perguruan menjadi satu, akan membuat Perguruan Lima Gunung kita menjadi semakin berwibawa. Itu berarti setiap murid Perguruan Lima Gunung juga akan ikut merasakan manfaatnya. Namun sebaliknya, jabatanmu sebagai Ketua Perguruan Taishan mau tidak mau menjadi lenyap, bukan?"

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang