32. Enam Dewa Lembah Persik

3.4K 55 2
                                    

Usai berpikir demikian Linghu Chong pun keluar dari gua dan melanjutkan berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai berpikir demikian Linghu Chong pun keluar dari gua dan melanjutkan berlatih. Untuk sekian lama ia menusukkan pedang secara acak ke segala arah. Namun setelah satu jam, tanpa terasa ia memainkan jurus Burung Feng Datang Menyembah, ilmu perguruannya sendiri.

Sambil menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum hambar, pemuda itu menggumam sendiri, "Salah! Ini salah!" Kembali ia memainkan ilmu Sembilan Pedang Dugu. Namun tak lama kemudian ketika melakukan tusukan kembali yang keluar adalah gaya Burung Feng Datang Menyembah.

"Ah, kebiasaan seseorang memang sulit diubah!" gerutu Linghu Chong pada dirinya sendiri. "Aku sudah terlalu hafal jurus pedang Perguruan Huashan sehingga pada saat melatih ilmu Sembilan Pedang Dugu, jurus-jurus tersebut tanpa sengaja terselip di dalamnya. Ini bukan lagi ilmu Pedang Sembilan Dugu."

Tiba-tiba terlintas pikiran di benaknya, "Tunggu dulu! Kakek Guru Feng mengajarkan kepadaku supaya bermain pedang dengan bebas sesuai kehendak hati tanpa keterikatan. Jadi, apa salahnya kalau kuselingi dengan ilmu pedang Perguruan Huashan? Bahkan, bisa juga ilmu pedang Songshan, Taishan, Hengshan, dan Henshan, atau ilmu silat Sekte Iblis? Biarlah aku berlatih sesuai kehendak hati. Jika aku memaksakan diri untuk tidak melibatkan jurus-jurus pedang tersebut, bukankah itu justru membuatku terjebak dalam keterikatan?"

Usai berpikir demikian, Linghu Chong segera mengayunkan pedangnya dan kembali berlatih. Ia mencoba menggabungkan jurus-jurus silat Serikat Pedang Lima Gunung dan diselingi dengan jurus-jurus Sekte Iblis yang terukir di dinding gua belakang. Dalam hati Linghu Chong merasa gembira memainkan jurus-jurus tersebut, namun meskipun sudah belasan kali mencoba tetap saja ia merasa kesulitan menggabungkan ilmu silat Serikat Pedang Lima Gunung yang terdiri dari lima perguruan, apalagi ditambah dengan ilmu silat Sekte Iblis. Boleh dikata menggabungkan berbagai ilmu silat dari berbagai aliran adalah suatu hal yang mendekati mustahil.

Linghu Chong pun berhenti berlatih dan berpikir, "Huh, aku tidak mampu menggabungkan jurus-jurus ini, lalu kenapa aku harus memaksa? Memangnya ini wajib?" Berpikir demikian membuat hatinya merasa tenang dan bebas dari gelisah.

Maka untuk selanjutnya Linghu Chong hanya berlatih secara merdeka tanpa peduli lagi ilmu pedang dari perguruan mana yang ia gunakan. Yang penting ia merasa cocok maka ilmu tersebut bisa dipadukan dengan ilmu Sembilan Pedang Dugu. Hanya saja, jurus yang paling banyak ia selipkan lagi-lagi Burung Feng Datang Menyembah.

Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, "Hei, andai saja Adik Kecil melihat bagaimana aku memainkan jurus Burung Feng ini, entah bagaimana pendapatnya?"

Begitu teringat pada gadis bernama Yue Lingshan itu, Linghu Chong pun tersenyum gembira. Rasa rindunya bangkit kembali setelah beberapa hari ini ia sibuk memeras otak memikirkan berbagai macam gerak perubahan dan variasi ilmu Sembilan Pedang Dugu.

Namun kemudian terlintas pula dalam benaknya tentang kedekatan Yue Lingshan dengan Lin Pingzhi. "Aku yakin Adik Kecil masih mengajarkan ilmu silat kepada Adik Lin secara diam-diam. Meskipun Guru sudah melarang Adik Kecil, tapi Adik Kecil punya sifat bandel. Apalagi Ibu Guru suka memanjakannya, pasti dia kembali mengajar Adik Lin. Tapi, aih, meskipun mereka tidak lagi belajar bersama, tetap saja mereka bisa bertemu setiap hari dan bertambah akrab."

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang