126. Mengajukan Lamaran

2.8K 52 0
                                    

Ren Woxing berkata kepada Linghu Chong, "Adik cilik, begitu mendengar panggilanku, kau langsung naik ke sini, sungguh bagus sekali! Bagus sekali!" Ia lalu berpaling kepada Xiang Wentian dan bertanya, "Mengapa orang-orang keempat perguruan yang lai...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ren Woxing berkata kepada Linghu Chong, "Adik cilik, begitu mendengar panggilanku, kau langsung naik ke sini, sungguh bagus sekali! Bagus sekali!" Ia lalu berpaling kepada Xiang Wentian dan bertanya, "Mengapa orang-orang keempat perguruan yang lain hingga kini masih belum datang juga?"

"Hamba akan mendesaknya lagi!" jawab Xiang Wentian. Ia lantas mengangkat tangan kiri sebagai isyarat. Segera delapan orang tua berseragam kuning berbaris ke depan puncak tersebut dan berteriak bersama, "Ketua Ren, pemimpin Sekte Matahari dan Bulan yang perkasa dan bijaksana memberikan titah agar semua ketua dan murid Perguruan Taishan, Hengshan, Huashan, dan Songshan segera menghadap ke puncak ini. Para ketua balai diperintahkan untuk mendesak mereka secepatnya, jangan sampai lalai!"

Kedelapan orang tua itu masing-masing memiliki tenaga dalam yang sangat kuat. Suara mereka serentak berkumandang hingga jauh dan terdengar di setiap puncak gunung sekitarnya. Sesaat kemudian terdengarlah suara balasan dari berbagai penjuru, yaitu berpuluh-puluh orang menjawab bersamaan, "Kami menerima titah! Semoga Ketua panjang umur, hidup abadi, merajai dunia persilatan sepanjang masa!" Suara jawaban ini jelas berasal dari para ketua balai tersebut.

Ren Woxing lalu berkata dengan tersenyum, "Ketua Linghu, silakan duduk di sebelahku sini."

Linghu Chong melihat di sebelah barat telapak tangan batu itu berbaris lima buah kursi, dan pada setiap kursi tampak dilapisi kain sutra dengan warna-warna yang berbeda, yaitu hitam, putih, hijau, merah, dan kuning. Masing-masing kain sutra tersebut bersulamkan gambar sebuah puncak gunung. Kursi yang disediakan untuk Linghu Chong dilapisi kain sutra berwarna hitam yang bersulamkan gambar Puncak Jianxing, yaitu puncak utama Gunung Henshan. Ini menunjukkan betapa rapi Sekte Matahari dan Bulan mempersiapkan segala sesuatunya.

Dalam urutan Serikat Pedang Lima Gunung, yang biasanya disebut pertama kali adalah Perguruan Songshan, sedangkan Perguruan Henshan selalu disebut paling akhir. Namun, kini tempat duduk ketua Perguruan Henshan justru diputar balik menjadi yang paling dekat dengan Ren Woxing, kemudian disusul Perguruan Huashan, Hengshan, Taishan, hingga akhirnya Perguruan Songshan diletakkan pada urutan paling belakang. Jelas Ren Woxing sengaja hendak merendahkan Zuo Lengchan.

Mengingat Zuo Lengchan, Yue Buqun, Tuan Besar Mo, dan Pendeta Tianmen sudah meninggal semua, maka Linghu Chong merasa tidak perlu segan-segan lagi. Ia pun membungkukkan badan dan menjawab, "Baik, aku akan duduk di sana." Usai berkata demikian pemuda itu lantas duduk di kursi berlapis sutra hitam yang disediakan untuknya.

Suasana di Puncak Menyongsong Mentari sunyi senyap. Tidak seorang pun yang datang ke tempat itu. Selang agak lama Xiang Wentian kembali memberi perintah agar kedelapan orang tua tadi berteriak sekali lagi. Namun demikian, tetap saja tiada seorang pun yang datang.

Xiang Wentian berkata, "Orang-orang ini benar-benar tidak tahu diri. Sudah sekian lama mereka masih juga belum datang memberikan sembah pada Ketua. Lekas perintahkan orang-orang kita naik lebih dulu kemari!"

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang