4

92.4K 4.7K 81
                                    

Happy Reading Readers 😊😊😊

Di Puter Videonya Pas Kalian Baca Biar Tambah Greget hhii.. :) 

FR POV
.
.
Riani melangah keluar lift setelah melihat sosok yang membuatnya canggung itu hilang dari pandangannya. Ia menuju tempat parkiran motor.

Jas hujan berwarna biru laut sudah melekat ditubuh gadis itu, motornya sudah siap untuk diajak bertarung melawan derasnya hujan. Security sebenarnya sudah memperingatkan Riani untuk menunda kepulangannya karena cukup berbahaya berkendara diwaktu hujan seperti ini, namun Riani tak menghiraukan saran tersebut dengan alasan takut kemalaman sampai rumah, tapi faktanya dia sebenarnya sudah jengah untuk berlama-lama ada di tempat kerjanya itu.

Riani melajukan motornya dengan kecepatan sedang, hujan membasahi kaca helm yang sekarang mulai berembun, ditambah derasnya hujan memepersulit laju motornya. Mendadak mesin motor Riani mati dan otomatis pula ia berhenti di tengah jalan, pengguna kendaraan dibelakangnya mengomel-ngomel, suara klakson motor dan mobil saling bersahutan mengisyaratkan untuk Riani segera menepikan motornya yang mogok.

"Duuhhh.. kenapa harus mogok disaat seperti ini" ucap Riani frustasi. Gadis itu menepikan motornya di salah satu kios yang tutup.

Riani mencoba memeriksa motor matic kesayangannya itu, namun tetap saja dia tak tahu menahu mengenai mesin motor, alhasil gadis itu tak mengetahui penyebabnya apa.

"Bagaimana ini" Riani mulai panik, ia menengok mengamati keadaan sekitar namun tak ada bengkel didekat ia menepi, berusaha menelepon ayahnya namun tidak berhasil.

"Sepertinya motormu ada masalah" tegur seseorang yang sekarang berada di sampingnya. Ia memeriksa motor Riani yang terparkir.

Riani tertegun ia mengenal suara ini, tak butuh waktu lama Riani memalingkan perhatiannya kepada sipemilik suara itu.

Diperhatikannya pria itu yang mencoba menghidupkan motor Riani dengan cara konvensional, setelah beberapa kali pria itu mengayunkan pedal akhirnya motor itu menyala.

"Akhirnya berhasil" senyum manisnya mengembang di wajah tampannya yang sekarang sedang menatap tubuh Riani yang sudah menjadi kaku.

"Tu.. tuan Orlando? Sedang apa disini?"
Ucap Riani dengan susah payah dan masih dengan ketidak percayaannya, begitu terkejut dengan kehadiran seseorang yang tadi meninggalkannya di lift.

"Maksud?" Tanya pria itu bingung.

Riani makin bingung dibuatnya. Kerutan keningnya makin tampak di dahinya. Riani mengamati makhluk tampan didepannya ini dari ujung kaki hingga rambut. Tak ada yang berubah dari sosok itu dari yang ia lihat 30 menit yang lalu kecuali cara berpakaiannya, sekarang pria ini menggunakan pakaian yang lebih santai, kaus hitam ditambah jaket dan celana panjang denim, dan hey sejak kapan pria ini menggunakan kacamata?

"Halo nona manis, kau melamun?"

Suara itu membuyarkan lamunan Riani. "Eh.. emm.. itu.. duuh" ucap Riani bingung sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hahaha.. tingkah kau lucu sekali nona" pria dihadapannya tertawa santai.

Ini kali pertama ia melihat Orlando tertawa, jauh dari ekspresi maut saat ia bertemu di kantornya seharian tadi dan dia sangat tampan.

"Oiya, kenapa memaksakan diri untuk pulang, hujannya deras sekali" tanyanya sambil mengecek motor Riani yang sedang dipanaskan.

"Emm.. akuu.. Eh bukan maksud saya, saya hanya tak ingin kemalaman sampai rumah tuan" jawab Riani.

Orlando menyerngitkan sebelah alisnya, mencerna perkataan Riani.

Sudah hampir 20 menit mereka diam menunggu hujan reda, suasana canggung menghampiri Riani dan Orlando keduanya sama-sama bungkam sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

UnpredictableWhere stories live. Discover now