14

56.8K 3.6K 131
                                    

EkaDarwin
Tangan sakit nyetir sendiri, bahaya bang. Sini eneng setirin. Gratis bang. Bayar pake cinta abang aja 😍

ikadunda01
Kenapa orlando di katakan pembunuh?
Dia bunuh siapa?
Cerita masa lalu mereka bgmn sih?
Jadi greget deh nungguin lanjutannya

rindi_61
Ahhh thor suka bangt ... bagus ...kasian riani ya...dia jadi kaya orang bego .. gara2 si kembar... tpi thor jangan sad ending ya entar gk rela ... Ih lando katnya raina punya dia tpi sikapnya ama elena .. begtuh... huuh ..

Okeee lanjut gais... 😀😀
Makasih yang masih Setia menunggu update hhii..

Semoga suka, maaf typo bertebaran...

Happy Reading... 😊😊

--------

Riani POV

"Delapan lewat tiga puluh menit" aku melihat arloji yang melekat ditangan kananku. "Aku terlambat!" Ucapku panik, saat ini yang ada dipikiranku adalah amukan dari bos tampanku itu jika tahu aku terlambat. Setelah sedikit merapikan penampilanku diparkiran gedung kantor aku melangkah tergesa-gesa menuju loby.

"Nona Riani" ucap Viona khawatir.

"Viona, apa tuan Orlando sudah datang?" Sambil mengatur napasku yang tersengal-sengal aku berdiri di depan meja resepsionis.

"Sudah nona, apa nona perlu segelas air?" Viona menatapku miris.

"Tak usah, terimakasih" aku berlari kecil menuju tangga ke lantai 2.

Aku langsung menyalakan laptop kerjaku dan memeriksa dokumen tugas yang kemarin telah aku selesaikan, dan pagi ini jadwal untuk melaporkan hasil tugasku pada bos tampanku itu.

"Hmm.." aku mencoba menetralkan tarikan napasku agar lebih santai. berulang kali aku menarik napasku perlahan sambil merangkul map hijau di lengan kiriku.

Setelah kepercayaan diriku terkumpul dan ketenangan diriku kembali aku menuju ruangan tuan tampan disebelah ruanganku. Sedikit ragu aku mengetuk pintu berwarna coklat yang besar dan kokoh itu.

Tok..tok..

"Masuk" ucap suara bass dibalik pintu. Sedikit ragu aku melangkahkan kakiku.

bosku tengah serius dengan layar laptopnya tak menghiraukan aku yang masuk dan menghampiri mejanya.

Keningku berkerut melihat sosok pria dengan pakaian kantor berwarna hitam tengah duduk santai dengan satu kaki ditumpangkan ke kaki yang lain di sofa panjang yang ada di ruangan ini. wajahnya tertutup oleh sebuah majalah bisnis yang tengah ia baca.

"Seingatku dijadwal tuan, tak ada pertemuan dengan tamu atau klien sepagi ini" batinku yang terus mengamati pria misterius ini dengan penasaran.

"Ada apa?" Suara dingin dari arah lain mengalihkan perhatianku.

"Eh, ini tuan desain yang anda tugaskan kemarin" ucapku sambil menyodorkan map yang ada dipelukanku. Aku menarik napas lega karena dia tak mengungkit keterlambatanku.

Aku masih berdiri memainkan jari-jari tangan untuk mengurangi rasa gugupku sambil menunggu komentar darinya yang masih menatap map hijau itu dengan serius.
"Ekspresi wajahnya yang serius ketika bekerja benar-benar..." Seketika kejadian pelukan itu tercetak jelas diingatanku sekarang. Aku menelan ludahku mengingatnya. "Astaga" aku menggeleng-gelengkan kepalaku cepat untuk mengusir ingatan itu. ketika aku memperhatikan wajahnya lagi ia menampilkan garis kerutan didahinya yang semakin jelas.

UnpredictableWhere stories live. Discover now