10

62.7K 3.7K 78
                                    

HerMiniHerMini
Author...kau menggantungkan imajinasi ku,bwahahaha..SEMANGAT THOR DITUNGGU LANJUTANNYA

Oke Lanjut 

Semoga suka dan makin penasaran hhaa :D

Yok dikomen dikomen yee :D
Hampura typo berserakan

Happy Reading Readers :D

--------------------------

Riani POV

"Rasanya tulang kaki ini sudah patah dari persendiannya". umpatku  dalam hati.

tiba-tiba aku mendengar suara pria dari pengeras suara yang terpasang disana sini.
Kata-kata yang diucapkan sempat membuatku sedikit aneh, ketika menyebutkan ciri-ciri gadis yang dimaksud
"Apa hanya perasaanku saja atau bagaimana, rasanya ciri-ciri gadis itu mirip denganku" ucapku dalam hati sambil terus memijit betisku. Namun aku segera mengenyahkan pemikiran itu.

Lalu kalimat selanjutnya membuatku tertegun, panggilannya terhadap gadis itu  'nona manis' dan hal itu membuat perhatianku teralihkan pada suaranya. Aku menegapkan tubuhku, dan astaga ada apa ini, mengapa pandangan semua orang tertuju padaku. Seketika wajahku pucat, kakiku sudah lemas seperti jelly dan tanganku sudah mengeluarkan keringat dingin. Jangan tanyakan jantungku, rasanya berdetak dua kali lebih cepat dan kencang. "Oh ayolah aku tak suka menjadi pusat perhatian orang banyak seperti ini".

Lalu suara merdu pria itu kembali melanjutkan bait lagu yang belum ia selesaikan. Sontak seluruh penghuni mall bersorak dan bertepuk tangan dengan riuh saat lagu selesai dinyanyikan. "Beginikah rasanya, mengapa rasanya begitu menyenangkan dan begitu manis". Aku tak bisa menyembunyikan kegembiraanku, bibir ini sudah mengukir senyum malu-malunya.

"Oh tidak, pria itu berkata apa, dia ingin menemuiku?" Rasa penasaran dan kegugupanku bercampur aduk menjadi satu. Lalu kulihat semua pengunjung
mengosongkan area sekitarku. Setelah lima menit berlalu mall itu telah disulap seperti mall tanpa penghuni.

Aku mencoba menetralkan perasaanku dengan mengalihkan perhatianku pada flatshoes yang  kukenakan. Namun perhatianku teralihkan ketika sepasang sepatu pria yang tiba-tiba hadir didepanku. Kupandangi agak lama kemudian mataku menyusuri si pemilik sepatu. Ia mengenakan celana jeans, dan t shirt lengan panjang melekat dengan sempurna di bentuk badannya yang proporsional. Mataku tak sanggup berkedip, mulutku sudah ber o ria, dan mataku sudah membulat ketika aku menjelajahi wajahnya. Dia hanya menyunggingkan senyum, dan itu membuatku seperti coklat yang dipanaskan, meleleh!.

"Tu.. tuan" aku menutup mulutku dengan tanganku, kaget.

"Apa kabar nona manis? Bagaimana suaraku, terlalu buruk kah hingga kau bersikap seperti itu?" kedua tangannya ia taruh didada lalu satu tangannya membenarkan kacamata yang bertengger di wajahnya menggunakan telunjuknya.

Aku tak langsung menjawab pertanyaannya. Memalingkan wajahku yang menatapnya sejak tadi.
"Tidak, suara anda Bagus" ucapku singkat sambil berusaha menetralkan detak kerja jantungku.

"Benarkah? Kalau begitu kau harus membayar suara merduku itu nona" ucapnya sambil tersenyum yang tak bisa kuartikan. Aku menatapnya bingung penuh curiga.

"Membayar?" Ulangku memastikan

"Ya, ayo" ucapnya lalu menarik pergelangan tanganku.

Aku memperhatikan dirinya yang sekarang berjalan disampingku. Suasana mall masih sepi tanpa pengunjung. Lalu ia membawaku kesebuah butik yang letaknya tak jauh dari tempatku duduk tadi.

ketika kami memasuki butik itu seorang pegawai menunduk sopan.

"Tolong carikan dress yang cocok untuknya" ucap tuan tampan di sampingku ini.

UnpredictableOnde histórias criam vida. Descubra agora