Chapter 2

1.5K 187 15
                                    

Jeonghan berada di ruang kerjanya dengan setumpuk kertas di hadapannya, ia sudah harus menyiapkan desaign untuk peluncuran produknya. Ia bertugas untuk membuat desaign baju, celana serta jaket sedangkan mingyu bertugas untuk membuat desaign accecories, sepatu dan sandal.

"Hyung, aku sudah menyelesaikan desaignnya dan memberikannya pada Seungkwan. Apa kau punya sudah selesai?" Ucap mingyu.

"Hanya tinggal sedikit saja. Kau sudah makan siang? Aku lapar"

"Selesaikan lah pekerjaanmu terlebih dahulu. Aku harus pergi menemani Seungkwan untuk ke pabrik, setelah itu kita makan siang bersama"

"Arasseo...."

Setelah mingyu pergi, Jeonghan kembali mengerjakan beberapa desaignnya. Itulah kesibukan Jeonghan, ia harus membuat desaign, menentukan bahan serta membuat sesuatu yang berbeda.

Pandangannya terhenti pada sebuah cincin hitam yang ia letakkan di atas mejanya. Cincin itu adalah cincin yang entah bagaimana bisa ada di dalam kantung jaketnya yang ia kenakan ketika pergi ke Club beberapa hari yang lalu, ia baru menyadari adanya cincin itu ketika di pagi hari.

Cincin itu memiliki ukiran nama S. Coups. Jeonghan yakin jika S. Coups yang memasukkan itu kedalam kantung jaketnya, tapi yang membuatnya bingung adalah kapan namja pabo itu memasukkannya.

"Kenapa kau memberikan cincin itu padaku? Aku tidak ingin berurusan lagi denganmu pabo ya"

Jeonghan membuka kalung miliknya dan menaruh cincin itu untuk menjadi liontin ya,"setidaknya cincin ini bisa aku gunakan sebagai liontin, kau memberikannya padaku dan itu berarti aku tidak akan pernah memberikannya kembali padamu"

Semenjak bertemu S. Coups malam itu, entah mengapa ia terus teringat pada wajah tengik dan menyebalkan itu. Bahkan ciuman keduanya terkadang muncul di mimpinya, bisikan atas kepemilikan itu juga terkadang masih bisa ia dengar dengan jelas.

"Manusia pabo, aku membencimu"

"Siapa hyung?" Tanya seorang namja Cina dengan wajahnya yang begitu polos.

"Amugeotto aniya. Ada apa ming ah?"

"Aniy, tadi mingyu menghubungiku dan bilang untuk membawa hyung ke Cafe jika pekerjaanmu sudah selesai. Dia menghubungimu dari tadi, tapi Ponselmu tidak aktif"

"Baiklah, aku akan merapikan ini dulu baru kita pergi makan. Aku benar-benar lapar"

Setelah membereskan semua pekerjaannya, Jeonghan serta ming menuju ke Cafe mingyu. Jeonghan membuka pintu Cafe, jam makan siang sudah lewat sejak beberapa jam yang lalu dan hanya tertinggal beberapa orang saja disana.

Di sisi lain Cafe, Jeonghan melihat sosok yang tak asing baginya. Namun ada yang berbeda dari namja itu, namja yang sebelumnya terlihat begitu kasar dan Playboy kini terlihat begitu rapi dengan kemeja juga kacamata yang ia kenakan.

"Jeonghan hyung, ayo makan" panggil mingyu.

Jeonghan memilih duduk di kursi yang bisa melihat kearah namja itu dengan lebih jelas, ia kini bisa melihatnya. Namja itu tidak menggunakan tindik, wajahnya lebih tenang dan lembut bahkan senyumannya terlihat lebih manis dibandingkan manusia pabo itu.

Jeonghan melihat setiap gerakan namja yang ia anggap S. Coups itu bersama seorang yeoja bergigi kelinci dihadapannya, kedua matanya membulat ketika melihat yeoja itu mengecup lembut bibir S. Coups.

"Dia memang pabo" gumam Jeonghan tapi mingyu bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kau bilang sesuatu hyung?"

"Aniya....."

"Wassup!! Kwon soonyoung datang" namja bermata sipit itu sudah berteriak bahkan ketika ia masih berada di pintu masuk.

Alter EgoWhere stories live. Discover now