Chapter 16

1.6K 178 20
                                    

Hari yang pernah Coups janjikan pada Hanna tidak pernah datang. Sudah 1 bulan semenjak hari ia bertemu Coups, namun sampai hari ini tidak ada tanda-tanda dari namja itu.

Jeonghan sendiri sepertinya mulai melupakan Coups, bahkan Jeonghan tidak mau menerima cincin dari Coups. Dengan nada penuh kesakitan, ia mengatakan bahwa dia sudah tidak membutuhkan cincin itu lagi.

Jeonghan bahkan mengatakan untuk apa dia menyimpan cincin dan mengharapkan orang itu, jika orang itu sendiri sudah tidak membutuhkannya lagi.

Jeonghan yang gila kerja kini semakin gila lagi, bahkan bisa di hitung hanya berapa jam saja namja itu tidur dan kondisinya benar-benar memburuk. Tubuhnya semakin kurus, belum lagi kantung matanya semakin menghitam. Bahkan kini sudah selama 1 minggu Jeonghan harus rawat inap di rumah sakit, hal itu membuat mingyu tidak berhenti memarahi hyungnya itu.

"Mingyu ya, kau sudah mengatakan itu selama 1 minggu. Tidakkah kau bosan. Berhentilah mengomel"

"Bagaimana aku tidak mengomel jika sikapmu seperti ini? Apa susahnya makan? Kau bisa memesan makanan, lalu makan sambil mengerjakan pekerjaanmu"

"Arasseo, aku tidak akan mengulanginya lagi"

Kedua kakak beradik itu lalu melihat ke arah pintu saat mendengar suara pintu terbuka. Disana Coups dengan kacamata putih bulatnya masuk.

Mingyu langsung berdiri dan memeluk Coups, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan namja itu.

"Hyung, kami benar-benar merindukanmu"

"Aku juga mingyu ya. Kau tidak ke cafe?"

"Aku baru saja mau pergi. Jagakan hyungku yang keras kepala itu. Na kanda"

Setelah mingyu pergi, Coups mendekat ke tempat tidur Jeonghan. Tapi Jeonghan masih fokus dengan sketsa yang ada di tangannya, bersikap seolah-olah tak ada Coups di ruangan itu.

"Aku tahu, jika kemarin aku sudah bersikap dingin padamu tapi aku akan menjelaskannya padamu" ujar Coups.

Jeonghan menghela nafasnya kasar namun tanpa menatap kembali kearah Coups.

"Tidak ada yang perlu di jelaskan. Keluar dari sini karena aku tidak ingin bicara denganmu. Aku ingin sendiri"

Tapi bukan Coups namanya jika dia tidak bersikap keras kepala. Coups duduk di tempat tidur Jeonghan, lalu menggenggam bahu Jeonghan agar bisa melihat kearahnya.

"Aku minta maaf. Selama ini bersikap pengecut dengan meninggalkanmu dan tidak berani menemuimu, itu karena aku tidak mau orang-orang Umma mencarimu lalu menyakitimu lagi. 1 bulan lalu sejak terakhir kali aku bertemu denganmu, aku belum menyelesaikan masalahku dengan Umma tapi sekarang semuanya sudah selesai" ucap Coups.

Jeonghan menatap Coups berusaha mencari kebohongan tapi ia yakin jika Coups jujur, dia memahami bagaimana kedua mata itu. Mata yang tidak pernah membohonginya.

"Apa butuh waktu selama ini untukmu menemuiku? Apa harus menungguku di rumah sakit baru kau akan datang menemuiku?" Tanya jeonghan dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.

"Aku selalu bersamamu sayang. Aku selalu disisimu, karena kau sudah memiliki seluruh hatiku"

Jeonghan memeluk Coups dengan sangat erat, berusaha menumpahkan seluruh rasa rindunya pada namja menyebalkannya.

"Aku merindukanmu. Aku benar-benar merindukanmu Coups ah"

"Aku juga merindukanmu sayang. Aku hampir menyerah jika tidak ingat kalau aku memiliki kekasih cantik yang menungguku, meski kekasihku sempat bermesraan dengan Seungcheol"

Alter EgoWhere stories live. Discover now