BAB 5 ㅡ Cuma Kamu Yang Bilang Dia Ganteng!

4.4K 713 133
                                    

Pagi-pagi sekali Jun sudah datang, dia berjalan di sepanjang koridor kelas 12 dengan tampang tengil dan sok gantengnya. Ini anak kenapa sih??

Tapi sebelum dia masuk ke kelas, Jun ini rutin pergi ke toilet dulu. Bukan karena dia beser di pagi hari atau kebelet BAB tapi dia mau berkaca. Apakah hari ini dia sudah ganteng atau belum?

Sampah ya? Tentu saja.

Jun sampai di depan cermin full body, dia segera membenahu seragamnya, ikat pinggang dan dasinya. Tidak lupa dia membenarkan tatanan rambutnya dan mengecek wajahnya sambil meusap-usap dagu. Ada jerawat atau tidak? Sudah ganteng atau belum?

Iya. Itu kebiasaannya setiap pagi sebelum masuk ke kelas.

"Ya ampun, kenapa gue makin hari makin ganteng aja ya? Nggak ada ceritanya seorang Wen Jun Hwi makin hari malah makin jelek. Gue selalu tampan kaya biasa," gumam Jun sambil memuji dirinya sendiri di depan cermin sambil mengusap-usap rahang dan dagunya.

Dan Jun tidak tau saja kalau tidak jauh dari dia berdiri sekarang, ada perempuan yang tak lain adalah Faika sedang sesak napas sejak tadi.

Di saat Jun sibuk mengagumi dirinya yang makin hari makin tampan, lain dengan Faika. Dia sibuk ngambil nafas dalam-dalam sambil berusaha menetralkan rasa sesaknya. Kenapa? Coba tanya sama cowok yang namanya Jun itu.

Dari tangga munculah Suga, June dan Atha yang ternyata baru saja dateng dan mereka langsung melihat Faika yang sudah duduk lemas di lantai jembatan cinta sambil memegangi dadanya.

"Faika! Lo kenapa?!!"

June berlari menghampiri Faika yang terduduk lemas di jembatan cinta. Laki-laki itu memegangi pundak Faika sambil menatapnya khawatir. Suga dan Atha ikut menghampiri Faika dengan tatapan khawatir.

"Fai, lo nggak apa-apa?!" panik Suga.

Perempuan itu menggeleng pelan, "Gu-gue ba-baik-baik a-aja. Da-dada gue se-sesek banget," lirih Faika sambil berusaha mengambil nafas.

"Nih minum dulu!"

Atha menyodorkan minumnya pada Faika. Dengan perlahan Faika meminumnya dibantu oleh June yang memegangi botol milik Atha. Akhirnya Faika sudah merasa tenang walaupun masih lemas.

"Jadi lo kenapa?" tanya Suga.

"Gue sesek nafas," jawab Faika santai.

"Kok bisa?" tanya June lagi.

"Bisa. Gara-gara liat pemandangan indah pagi ini," gumam Faika sambil tersenyum-senyum sendiri.

Atha sudah menatap Faika dengan pandangan horror. Mendadak perasaannya tidak enak soal ini. Seriusan dan ini rasanya beneran tidak enak.

"Pemandangan apa?" tanya Atha penasaran sambil memicing ke arah Faika.

Perempuan itu tersenyum kecil sebelum menjawab.

"Tuh."

Ketiga manusia itu menoleh ke arah tunjukan Faika. Mendadak mereka diam dan mereka tidak bergerak sama sekali.




"ANJEER!!! MANUSIA KAYA GITU LU BILANG PEMANDANGAN INDAH?!!" June berteriak syok sambil menunjuk-nunjuk Jun yang sedang bercermin. Bahkan ia berpikir kalau cermin kamar mandi akan pecah kalau terus-terusan digunakan oleh Jun.

"FAK!! NGOMONG SONO SAMA TEMBOK!! CANTIK-CANTIK TERNYATA LO BUTA JUGA!!!" Suga tidak habis pikir dengan pemikiran dan juga mata orang cantik seperti Faika. Masa Jun dibilang ganteng sih?!

"HAHAHAHAHAHAHANJING!" Atha tertawa dengan terpaksa dan diakhiri dengan hujatan.

Iya. Barusan Faika menunjuk objek yang dia maksud sebagai pemandangan indah.

JUN LAGI NGACA.

IYA SI JUN

JUN LAGI NGACA YA.

KURANG BERFAEDAH APA LAGI COBA SERIES YANG INI?!!

"Ganteng kan?"

"LU DOANG NAPA YANG BILANG DIA GANTENG!!!"

***

Saat pelajaran Bahasa Indonesia, anak-anak kelas 12 MIPA 3 disuruh untuk mengerjakan tugas yang ada di buku paket secara berkelompok dan akhirnya terbentuklah kelompok dengan 4 orang anggota. Faika, Atha, Deka dan Jun. Ini yang bikin Jun sendiri. Mungkin supaya dia bisa modus-modus cantik ke Faika kali ya.

"Nah! Dek, lu kerjain tugas 1 ya. Tha, lu kerjain tugas 2. Terus gue tugas 3," ujar Jun yang mulai membagi-bagi tugas.

"Lah terus Faika ngapain anjir?" balas Atha pada Jun.

"Ya Faika sih bantuin gue aja. Tugas 3 banyak tau," ujar Jun sambil mengedip ke arah Faika.

Plak!

"MODUS LU DIKONDISIKAN DONG BANGSAT!!!"

Deka memukul kepala Jun lalu berteriak keras di telinga laki-laki itu sampai telinganya pengang. Deka sih masa bodoh, Faika sendiri hanya tertawa dan Atha sibuk menimpuk Jun dengan penghapus.

"Udah biar gue sama Atha aja. Atha 1 sampe 5, terus gue 6 sampe 10. Adilkan? Semuanya kerja," ujar Faika sambil tersenyum.

"Nah! Bagus, Fai! Nggak usah dengerin si tukang modus sok kecakepan kaya dia nih. Dasar lu kambing!" sewot Deka lalu membuka buku bahasa indonesianya.

Jun hanya mencibir pelan sambil mengusap kepalanya yang barusan kena pukul oleh Deka.

Apa salahnya sih gue modus? Batin Jun sebal.

Atha dan Deka yang memang duduknya saling berhadapan diam-diam melirik ke arah Jun dan Faika. Faika masih sibuk mengerjakan soal di buku paket sambil sesekali mengerenyit bingung.

Tapi lain dengan Jun. Laki-laki itu bukannya mengerjakan soal, dia malah sibuk memperhatikan Faika yang sedang serius mengerjakan soal. Mana sambil senyum-senyum lagi dan pulpen yang dia pegang digigit-gigit pula.

Lah? Berasa kenal pulpennya, mata Atha memicing saat melihat bentuk fisik dari pulpen yang digigit oleh Jun.

Atha kembali memperhatikan dengan jelas pulpen yang sedang digigitin ileh Jun itu. Warnanya hijau tosca lalu ada bintik-bintik putihnya di badan pulpen.






"ANJER JUN!!! ITU PULPEN GUE KENAPA LO GIGITIN SIH BANGSAT?!!"

BUK!
BUK!
BUK!

"ATHA SAKIT OY!!! AW! AW! AW! IYA, IYA, MAAF KEMAREN PULPEN LU GUE CIPET!"

"YAH BAU JIGONG DAH INI PULPEN GUE!!!"

"HEHEHEHE NGGAK APA-APA BEKAS JIGONG ORANG GANTENG"

"LO EMANG TERNAJIS, JUNAEDI!!!"

"ADOOOOHHHH!!! FAIKA, TOLONGIN 'AA DONG!!!"

"DIEM LO SAMPIS!"

***

[18 Januari 2019]

Chapter ini tidak saya edit ulang. Mohon maaf juga ada typo.

Siap Jendral 🍃 Wen Jun Hui ✔️Where stories live. Discover now