EPILOG

3.9K 548 101
                                    

"Kemampuan kamu bagus juga, Arjuna."

Refleks Jun dan Faika menoleh ke arah belakang. Matanya membulat saat melihat siapa yang berada di belakangnya.

"P-pak Jendral?" desisnya tak percaya.

Dani hanya tersenyum tipis lalu mengangguk. Di belakangnya sudah ada teman-teman Jun yang lain dan juga kakak Faika, Samudra.

"L-lho? Ini ada apa sih? Kenapa rame-rame gini?" tanya Jun yang masih ling lung.

Faika tertawa pelan, "Selamat ya, lo lulus ujian akhir dari ayah gue. Hehehe," ujar Faika dengan pipi yang bersemu merah.

Jun semakin bingung. Dia menatap Dani dengan wajah bengongnya, "Pak, saya abis ngapain? Bapak! Jun nggak paham," rengek Jun pada Dani.

Seketika senyum Dani luntur dan berganti dengan wajah jijik saat mendengar Jun merengek seperti bocah.

"Apaan kamu?! Jelek banget ngerengek kaya gitu!" sewot Dani yang terlanjur merinding meliat kelakuan Jun.

Jun tersenyum lebar kemudian berulang kali mengucap kata maaf pada Pak Jendral.

"Jadi maksudnya apaan nih, Pak? Saya beneran nggak ngerti," tanya Jun lagi yang kini sudah berdiri di depan Dani.

Dani mengangguk paham, "Selamat ya, Jun, kamu lulus tes akhir dari saya. Nggak nyangka ternyata kamu serius juga sama anak saya," balas Dani.

Jun tersenyum lalu mengangguk, "Saya nggak akan berusaha sejauh ini kalo cuma main-main sama Faika, Pak. Saya serius sama Faika kok, Pak," ujar Jun sungguh-sungguh.

Dani menghela nafas lega karena Jun serius dengan ucapannya. Akhirnya dia tidak salah meloepZ anak gadisnya ke laki-laki modelan seperti Jun ini.

"Jun."

"Ya, Pak?"

Dani menghadap ke arah Jun lalu memegang kedua bahu anak itu kemudian ia mengangguk yakin.

"Saya restui kamu dengan anak saya. Jangan sakiti, jangan berbohong, jangan bikin Icha nangis. Paham?!" tegas Dani.

"Siap paham!"

"Kalaug kamu laki-laki, kamu nggak akan langgar janji kita, Jun. Saya percaya sama kamu dan saya harap kamu tetap menjaga kepercayaan saya sampai nanti!" tegas Dani lagi.

"Ya saya janji, Pak Jendral!"

Dani tersenyum sumringah lalu menepuk pundak Jun pelan. Ia berbalik untuk menoleh ke arah anak perempuan satu-satunya, Faika.

"Cieee Icha punya pacar! Piwit!" ledek Dani.

Hadeeeh bapaknya begini ternyata.

Faika hanya tertawa sambil menggaruk-garuk kepalanya. Dia malu sekaligus bingung harus merespon seperti apa.

"Cieee selamat ya! Duh ekstrem banget emang tantangan Pak Jendral!" seru Seungkwan dengan hebohnya.

"Kalau nggak ekstrem, namanya bukan Jendral Dani," balas Faika yang membanggakan ayahnya.

"Jun! Tembak lagi dong Faika nya!" seru Deka.

"Nggak ah! Malu gue!" tolak Jun mentah-mentah.

"BURUAN TEMBAK!!! MAU GUE SNAPGRAM NIH!!!" sewot Jeonghan yang sudah siap dengan ponselnya.

"Iya dong cepetan! Shua juga mau snapgramin. Eh tapi gimana sih cara ngesnapgraminnya? Aku nggak paham," ujar Joshua polos.

"Hadeeeh bodo amat!" celetuk Jeonghan.

Jun menggelengkan kepalanya malu ngeliatin tingkah teman-temannya yang memang selalu bikin malu kapan pun dan dimana pun.

"Jun, tembak gih. Mau gue foto terus gue abadiin di album foto," titah Samudra.

Jun menghela nafas pelan lalu mengangguk. Dia menghadap ke arah Faika kemudian tersenyum simpul.

"Hai Icha. Ini confess dari seorang Arjuna anak 12 MIPA 3 yang jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama. Karena Arjuna ini nggak suka basa-basi, so will you be Arjuna's girlfriend?"

"AAAAAAA CIAAAA CIAAAA!!!" Deka, Hoshi dan Seungkwan berteriak heboh sambil berpelukan.

"GEMES BANGET YAA!!" Seungcheol juga ikut berseru, ia tidak mau kalah dengan Trio BooSeokSoon

"TOLAK AJA TOLAK!!!" seru Vernon karena dia iri melihat Jun dan Faika. Dia kan masih jomblo. Huft.

"JANGAN MAU SAMA KAK JUN. KELAKUAN DIA JAHANAM, KAK!!!" seru Dino yang mengompori agar Faika tidak menerima Jun.

"WEY ANJIR! GELUT AJA YOK, DIN?!" Jun yang tadinya fokus menunggu jawaban Faika, jadi terpecah karena ucapan Dino barusan. Emosi dia!

Faika tertawa pelan lalu menggeleng.  "Halo Arjuna, ini Icha. Katanya, Ichanya mau kok jadi pacarnya Arjuna."

"CIAAAAAAA NGGAK JOMBLO LAGI! NGGAK JOMBLO LAGI!"

"Hadeeh anak gue udah gede ternyata. Selamat ya, nak! Tinggal abangmu ini yang belum dapet jodoh. Nggak laku kali ya dia," gumam Dani.

"Yah! Abang denger loh ya!" seru Samudra.

Dani mendelik ke arah Samudra, "Nguping aja kamu tuh! Nggak sopan!"

"Ya Allah, yah! Masa Sam salah lagi?!"

"Kan laki-laki selalu salah."

"WOY SADAR GENDER DONG, YAH!!! GIMANA KALAU KITA BERTENGKAR AJA, YAH?!!!"

-END-

[23 Januari 2019]

Chapter ini tidak saya edit ulang. Mohon maaf jika ada typo.

THANK YOU SO MUCH. AKHIRNYA KELAR. NGGAK ADA TAMBAHAN APAPUN.

TUNGGU SERIES YANG LAIN YAA!

Siap Jendral 🍃 Wen Jun Hui ✔️Where stories live. Discover now