[Chapter~5]

3.4K 215 36
                                    

Yoo semua!!

Happy reading!!

.

.

.

::Elemental Brother::

.

.

.

.

'Kakak yakin kau baik2 saja dan kakak akan memastikan kau baik2 saja, Gempa. Kakak janji!! '

Halilintar terus berlari ke dalam laboratorium walau banyak yang menghalanginya. Dia tidak peduli. Yang dia pedulikan sekarang adalah memastikan adiknya baik2 saja.

Sesampainya Halilintar didalam laboratorium, dia segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling laboratorium yang habis terbakar itu. Mata merahnya menangkap sebuah benda dilantai. Segera ia dekati dan ternyata itu adalah topeng. Halilintar mengambil topeng itu dan melihatnya dengan serius.

Sedangkan pihak sekolah sudah memberi tau semua pihak wali murid kalau sekolah akan memulangkan semua murid karena ada kebakaran yang masih belum tau apa penyebabnya.

Tentu Ryan dan Tania selaku orang tua Boboiboy kembar kaget dan khawatir kepada anak2 mereka. Apalagi diperkuat dengan firasat buruk mereka.

Mereka segera menuju sekolah anak2 mereka untuk mengecek keadaan buah hati mereka. Sesampainya disekolah, mereka segera menuju ketempat anak2 mereka berada setelah menanyakan nya pada salah satu guru yang lewat.

Mereka tiba disekitar laboratorium dam menemukan anak bungsu mereka aka Solar sedang menangis dipelukan Taufan begitu juga Ying dipelukan Yaya. Hanya saja Ying sudah tidak menangis dan hanya menatap sedih Solar yang masih menangis.

''Solar?? Kenapa kau menangis sayang?? '' tanya Tania setelah ada didekat mereka. Dia semakin cemas apalagi melihat Solar menangis seperti itu.

Solar yang mendengar suara ibu nya segera mengangkat kepalanya dan melihat wajah sang ibu yang sedang cemas. Segera ia lepaskan pelukannya pada Taufan dan beralih memeluk ibu nya.

''Ibu.. Hiks.. '' suara Solar terdengar sesenggukan dipelukan ibunya. Tania mengelus lembut kepala dan punggung Solar.

''Sstt.. Ada apa sayang?? Kenapa kau menangis begini?? '' tanya Tania dengan lembut berusaha menenangkan anak bungsunya.

Sedangkan Ryan sedang melihat anak2 nya yang lain dan menyadari ada yang tidak ada bersama mereka. Segera dia menghampiri Taufan yang hanya diam menatap Solar lalu mengalihkan pandangannya ke laboratorium.

''Taufan.. '' panggil Ryan pada anak keduanya itu. Taufan pun menoleh ke ayahnya dengan wajah sedih dan cemas yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

''Ayah.. '' bahkan suara Taufan sedikit bergetar saat memanggil Ryan dan Ryan sadar akan hal itu. Dengan lembut dipegangnya kedua pundak Taufan.

''Taufan, dimana Halilintar dan Gempa?? Dan kenapa Solar menangis seperti itu?? '' tanya Ryan kepada Taufan. Taufan hanya menggigit bibir bawahnya sambil menunduk lalu menggeleng.

''Kak Hali sedang mencari Gempa disekitar laboratorium karena Solar bilang sebelum kebakaran Gempa pergi ke laboratorium. Dan Solar menangis karena dia bilang Gempa belum kembali juga.. '' jawab Taufan dengan suara sedikit bergetar. Ryan yang mendengarnya melebarkan matanya begitu juga Tania yang juga mendengarnya.

Ryan dan Tania saling berpandangan dengan ekspresi cemas. Ryan segera mengalihkan pandangannya pada laboratorium yang sudah tidak berasap tapi dibeberapa bagian sudah hangus.

We Miss You, Brother!! [Hiatus!!]Where stories live. Discover now