[Chapter~6]

3.2K 213 83
                                    

Selamat membaca!!

.

.

.

.

::Elemental Brother::

.

.

.

.

»Ditempat Siska dan Kenji»

Setelah membakar laboratorium, Siska dan Kenji segera pergi ke rumah mereka dengan membawa Gempa yang masih pingsan. Mereka tau jika mereka tidak segera pergi dari kota ini atau dari negara ini, mereka akan dengan mudah ditemukan oleh Ryan dan juga para sahabatnya.

Rumah Siska dan Kenji cukup jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang lama untuk sampai disana. Mereka bersyukur selama itu Gempa belum juga sadar dari pingsannya.

Sesampainya dirumah mereka, Kenji dengan hati2 menurunkan Gempa dari mobil dan masuk ke rumah yang sudah dibuka pintunya oleh Siska. Mereka menuju lantai 2 dimana ada satu kamar kosong yang sengaja disiapkan untuk Gempa.

Dengan perlahan, Kenji membaringkan Gempa ditempat tidur dan menyelimutinya setelah melepas jaket tanpa lengan dan topi Gempa. Siska pun duduk ditepi tempat tidur dan mengelus pelan rambut Gempa. Senyuman lebar tidak pernah hilang dari wajah nya sejak mereka berhasil membawa Gempa pergi.

Kenji pun menepuk pelan pundak Siska untuk mengajak nya keluar dan bicara di luar. Siska pun hanya mengangguk dan mengelus rambut Gempa lalu merapikan selimut Gempa dan beranjak mengikuti sang suami aka Kenji yang sudah keluar duluan.

Setelah menutup pintu kamar Gempa, mereka turun ke lantai 1 dan duduk di sofa.

''Apa kau sekarang sudah senang?? '' tanya Kenji sambil mengelus rambut istrinya itu dan dijawab anggukan semangat serta senyuman lebar dari istrinya.

''Tentu aku sangat senang Kenji. Akhirnya aku dapat hidup bersama Gempa. Terima kasih sudah menuruti kemauan ku.. '' jawab Siska sambil memeluk erat sang suami yang hanya terkekeh.

''Jujur Siska aku masih bingung. Kenapa kau sangat menginginkan Gempa jadi anakmu dari pada kembarannya yang lain atau anak2 dari panti asuhan yang pernah kita datangi dihari kita bertemu dengan Ryan dan Tania.. '' ucap Kenji bingung. Siska hanya tersenyum geli melihat suami nya bingung.

''Bukankah aku sudah jelaskan bahwa aku ingin mempunyai anak yang berwibawa dan juga pintar. Apa yang kau bingungkan?? '' tanya Siska pada Kenji.

''Huft.. Tentu saja aku bingung. Bagaimana kau tau kalau Gempa yang pada saat itu masih kecil akan menjadi anak yang berwibawa dan pintar?? '' tanya Kenji yang semakin bingung.

''Auranya. Aku tau dari auranya dan juga cara bicaranya saat bicara dengan Tania dulu. Dan saat itu aku langsung menginginkan Gempa menjadi anakku.. '' ucap Siska antusias. Sedangkan Kenji hanya tersenyum kecil.

''Terserah kau saja. Lebih baik kita lihat keadaan Gempa.. '' ajak Kenji pada Siska sambil beranjak dari sofa.

''Ya baiklah.. '' ucap Siska yang mengikuti Kenji ke lantai atas atau lebih tepatnya kamar Gempa.

Mereka membuka pintu kamar Gempa dengan perlahan dan menemukan Gempa yang baru saja membuka matanya.

''Gempa.. Kau sudah sadar.. '' ucap Siska riang sambil berjalan mendekati Gempa yang masih bingung.

''Tante ini kan teman ibu yang beberapa tahun lalu bertemu ditaman itu.. '' kata Gempa yang masih mengingat Siska dan Kenji.

''Lalu bagaimana aku bisa ada dirumah tante. Seingatku aku sedang berada di laboratorium dan setelahnya semua gelap.. '' lanjut Gempa sambil memegangi kepalanya yang masih pusing juga tengkuknya yang sakit.

We Miss You, Brother!! [Hiatus!!]Where stories live. Discover now