PART 4

20.7K 619 4
                                    

“Gue mau jelasin, kemarin itu kalau ngga ka Vega maksa gue ngenalin dia sama lo, seumur hidup gue ngga akan ngenalin dia sama lo, jadi jangan ke ge-er-an deh lo”, ucap Salsa menjelaskan duduk permasalahan kemarin sama Azis, takutnya kalau ngga di jelasin si Azis tambah besar kepala aja.

            Cowok yang ada di depannya cuek, dia sibuk memasukkan saus ke dalam mie ayam yang baru di pesannya. “So…mangnya napa?”, tanyanya dengan cuek.

“Pokoknya jangan nunjukin muka  jelek lo di depan keluarga gue lagi”, bentak Salsa.

            Azis tersenyum meremehkan. “Woi! Jangan salah non. Gue ngga akan sudi ke rumah lo lagi, ada heldernya sih”, ucap Azis mencemooh.

            Salsa yang ngga terima kakaknya di sebut helder langsung naik pitam. “Apa lo bilang tadi?.”

            Azis tetap tenang, “Lo tuli yah? Duh kacian banget sih? Kan tadi dah gue bilang sama lo, dengan jelas lagi!”, jawab Azis kemudian memasukkan sesendok mie ke dalam mulutnya.

            Salsa marah besar di buatnya. “Azis!!!”, suara Salsa meninggi, padangan anak-anak di kantin yang tadi ngga perduli dengan pertengkaran dua anak itu jadi terpusat pada mereka berdua.

            Azis yang menyadari hal itu buru-buru ambil tindakkan, di tariknya tangan cewek yang sedang berdiri di depannya itu. “Aduh sayang… ngga usah segitu marahnya dong. Dia itu cuma temen kok, cintaku cuma buat kamu kok”, ucapnya dengan nada di buat semesra mungkin.

            Salsa yang luar biasa kaget, dan langsung merinding. Bangun dan langsung menepis tangannya Azis. “Apa-apaan sih loh?”, bentaknya.

            Azis berusaha tenang, “Sayang tuh banyak orang yang ngeliatinkan, dengerin aku yah, percaya sama aku, duduk dong!”, ucap Azis sambil menarik tangan Salsa dengan pelan, sambil melirik ke arah anak-anak yang sedang memperhatikan mereka, berharap Salsa sadar apa maksud dari perbuatannya.

            Salsa yang tadinya bingung, berusaha menangkap maksud Azis, dia melihat sekelilingnya. Oh jadi begitu maksud Azis si berengsek itu. Kalau Azis bisa pura-pura kenapa gue ngga bisa? Tantang Salsa dalam hati. Sekalian aja gue kerjain si kunyuk satu ini, selama ini dia kan yang ngerjain gue melulu, pikir Salsa usil dalam hati.

            Salsa duduk kembali. “Maaf yah sayang, tadi aku emosi, kamu mau kan maafin aku?”, ucap Salsa dengan nada super lembut dan super mesra.

            Azis yang seharusnya senang Salsa bisa mengerti apa maksudnya, sekarang malah merinding setengah mati, reaksi Salsa membuatnya tecengang, padahal dia tahu kalau itu hanya bohongan, tapi kenapa yah Salsa yang biasanya galak banget bisa semanis ini? Yah harus di akui Salsa itu memang manis, bahkan bisa di bilang cantik. Banyak temen-temenya yang bilang begitu, Salsa itu belasteran Arab, matanya besar dengan bola mata warna coklat, mukanya mungil, apalagi kalau tersenyum ada lesung pipitnya, kulitnya putih bersih, mirip kulit anak-anak, tubuhnya tinggi dan semampai. Mungkin selama ini kenapa Salsa ngga di deketin sama cowok karena sikanya yang galak itu, walaupun dia punya banyak teman cowok, tapi sampai saat ini belum ada cowok yang nekat nembak dia, bisa-bisa kena damprat. Tapi Azis di luar perhitungan.

“Zis… lo mau maafin gue kan?.” Ucapan Salsa membuyarkan lamunan Azis.

“Eh… I, iya dong! Apa sih yang buat lo ngga gue lakuin”, ucap Azis merespon ucapan Salsa sambil menyelipkan senyum mautnya.

            Salsa hanya bisa tesenyum manis, padahal dalam hati dia pengen muntah ngeliat mukanya Azis. Barulah pada saat pandangan anak-anak yang udah bosen sama kemesraan palsu Salsa dan Azis itu menghilang, Salsa tersenyum sinis pada Azis, dan dari bawah Salsa menginjak kaki Azis dengan keras.

Teen series : Are we still enemy ?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora