EPILOG

21.4K 569 102
                                    

EPILOG

            Verald memperhatikan gadis didepannya. Salsa tertunduk malu, good! Verald totaly membuatnya gugup, tapi Verald tidak menghentikan keusilannya. Saat ini mereka sudah  sama-sama mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir di jurusannya masing-masing, selama empat tahun sudah banyak banget yang terjadi dengan mereka berdua

            .Verald menggengam erat tangan Salsa. Wajah gadis itu merona merah. “Kalau begini boleh kan?” tanya Verald tenang, masih dengan senyumnya yang paling menawan.

            Salsa tersenyum malu, mungkin orang-orang yang melihat mereka akan berpikir kalau mereka adalah sepasang kekasih, memang seperti itulah yang terlihat, tak ada yang akan menyangka kalau mereka kini sudah menjadi suami dan istri setengah tahuan  yang lalu, hal itu hanya Salsa, Verald, dan beberapa orang yang tahu.

            Pernikahan mereka memang diselenggarakan secara sederhana, hanya mengundang saudara terdekat dan sahabat-sahabatnya tentunya, Arli sampai meraba-raba perut Salsa, menyakinkan dirinya kalau Salsa ngga hamil duluan, kontan Salsa keki dibuatnya. Sebenarnya itu wajar saja, mengingat semua perjuangan mereka untuk meyakinkan kakek Salsa yang lebih ingin Salsa menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu. Namun pada akhirnya mereka berdua bisa meyakinkan kakek mereka itu untuk menyetujui pernikahan merek, walau pernikahan itu dilakukan dengan syarat-syarat yang super ketat yang diajukan kakek Salsa pada Verald, beliau memberikan syarat yang harus dipenuhi mau tak mau oleh Salsa dan Verlad. Syarat itu adalah Verald dan Salsa masih belum boleh tinggal satu atap dan tidak boleh berhubungan suami istri selama mereka berdua masih kuliah, selebihnya terserah mereka. Kakek Salsa tidak mau kuliah Salsa terganggu gara-gara hal ini, walau sempat protes, Salsa akhirnya setuju juga, mau apa lagi? Dia ngga mau melawan kakeknya, hitung-hitung mereka pacaran (tentunya sudah halal loh!). Hasilnya Verald tinggal di apartemennya, dan Salsa di rumah kakeknya.

“Kok lo kurusan sih Rald? Makan lo ngga bener yah?” tanya Salsa memperhatikan Verald. Yang diperhatikan hanya tersenyum.

“Bener kok! Tenang aja, kalau Azis aja bisa tinggal sendiri, kenapa gue ngga?” ucap Verald.

“Kok bawa-bawa Azis? Beda kali! Diakan tinggal sama ibunya, nah elo? Emangnya bisa masak?” tanya Salsa yang masih suka ber elo-gue sama Verald.

            Verald tersenyum jail. “Bisa kok! Sedikit-sedikit, kadang beli sih. Lagian__,” dia tersenyum usil. “__gimana kalau lo tinggal sama gue aja? Sekalian… yah lo tahu kan? Ehem-ehem gitu! Gimana sayang?” goda Verald dengan suara yang manja.

            Wajah Salsa merona merah padam. “Veraldyyyyyyyyyyyy!!!” teriak Salsa gemas! Verald hanya terseyum puas!

 ......................................................

Yay.... akhirnya, cerita pertamaku yang finis di watty. 

Thanks buat semua yang sudah menudukung, sempet mampir kasih coment dan kasih vote di cerita ini. 

akhirnya cerita ini bisa diakhiri juga. 

Aku harap Salsa, Azis, dan Verald tidak mengecewakan kalian dan selalu membekas di hati kalian. 

semua coment sangat diterima di sini, baik cerita, cara penulisah atau apapun. 

ku tunggu kalian di ceritaku yang lain.

salam hangat selalu....

Teen series : Are we still enemy ?Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu