Salsa termenung di kursi kamarnya, dari balik kaca kamarnya dia memperhatikan rintikan air hujan. Sejak pulang sekolah Salsa sama sekali tidak bicara dengan siapa pun, bahkan dengan sahabat-sahabatnya. Arli sih udah bilang kalau dia ngga apa-apa soal masalah tadi, tapi Salsa masih ngga bisa terima perlakuan Azis, Mentang-mentang orang kaya jangan belagu dong!, pikir Salsa kesal dalam hati.
Gue harus kasih pelajaran buat si Azis, biar anak itu ngga tambah kurang ajar, tapi gue harus kasih pelajaran kaya gimana??? Pikir Salsa bingung dalam hati.
“Sal!”, suara itu mengagetkan Salsa.
“Kak Rayan!.” Salsa menoleh dengan kaget.
“Kenapa sih?.” Tanya Rayan heran melihat reaksi adiknya yang sampai sekaget itu.
Salsa diam sejenak, dia ragu apakah dia harus cerita sama Rayan. Salah-salah marah dimarahin.
Rayan menangkap keraguan adiknya itu. “Kenapa sih? Kebiasaan deh, maunya cerita sama Vega, kalau sama kakak ngga mau, gini-gini kakak juga kakak kamu Sal”, ucap Rayan merajuk.
“Bu, bukan gitu kak”, jawab Salsa bilingsatan.
Rayan tersenyum. Puas membuat adiknya sedikit bilingsatan. “Kakak ngga marah kok Sal”, ucapnya.
“Bener nih?”, tanya Salsa sangsi.
“Yeee… nih anak ngga percayaan amat sih?.”
Salsa terdiam. “Ng…kakak pernah bener-bener benci sama orang ngga?”, tanya Salsa kemudian.
“… lo lagi berantem sama siapa Sal?”, ucap Rayan malah balik nanya.
“Ihh… kok malah balik tanya sih?”, protes Salsa.
“Iya-iya. Hmm… benci yah? Kalau kesel atau marah sama orang sih sering, tapi kalau sampai benci, paling-paling sama Arint dong”, jawab Rayan santai.
“Hah!.” Salsa bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah Rayan. “Bohong!”, tukasnya.
Salsa tahu benar siapa itu Arint, Arint adalah pacarnya kak Rayan, masa sih kak Rayan benci sama kak Arint?.
“Bener kok. BENCI itu kan artinya Bener-bener Cinta”, jawab Rayan sambil nyengir kuda.
“Aaaaaaah resek banget sih!!!”, teriak Salsa kesel sudah di ledekin. Dengan cepat dia melempar bantal ke arah Rayan.
Tapi Rayan yang sudah tahu apa yang akan di lakukan adiknya itu sudah mengambil tindakan terlebih dahulu. Dia sudah langsung kabur meninggalkan adiknya yang sedang kesal dengan ledekannya itu.
YOU ARE READING
Teen series : Are we still enemy ?
Teen FictionBagi Salsa, Azis masih musuh lamanya, sampai Azis datang tiba-tiba dan nembak salsa di tengah lapangan sekolah, membuat satu sekolah gempar, membuat kehidupan SMA salsa yang damai jadi jungkir balik, tapi setelah semua yang terjadi, apa Azis masih t...
