Chapter 11

4.1K 407 21
                                    

Tiba-tiba Hyeri tersentak, surat itu sudah tidak ada di tangannya lagi. Ia menoleh kebelakang kemudian melihat Yoongi di sana, memegang kertas itu, memandang Hyeri dengan sangat tajam, ia marah ?

"Siapa kau, berani menyentuh barang-barang ini ?" Ia memungut semua barang-barang itu termasuk gantungan kunci Hyeri.

Hyeri menghentikan tangan pria itu. "Ini milikku, kenapa ada padamu ?" Ucapnya diikuti tatapan tajam juga.

Tiba-tiba ia menepis tangan Hyeri sangat kasar."Ini 'miliknya'. Bu--bukan...milikmu." Kedua bola mata itu memerah, inikah Yoongi yang sedang marah. Menakutkan melihatnya seperti ini.

---

Hyeri hanya menunduk saat Yoongi mengambil barang yang ia akui adalah miliknya.

Gadis itu rupanya merasa bersalah karena telah mengobrak-abrik barang pribadi seseorang. Sementara Yoongi berdiri dalam diam tepat dihadapan gadis itu.

Ia mendongakkan kepalanya keatas untuk menahan air matanya yang hendak jatuh. Tapi mengapa ?

Saat sesuatu terjadi dan berhubungan dengan 'Dia', Yoongi selalu gagal menjadi kuat. Ia bisa tumbang kapan saja saat kenangan dan harapan mulai menyerangnya.

Sekarang ini ia takut akan kemungkinan yang terjadi nanti. Gadis itu, Hyeri sudah membaca surat yang di berikan---orang berharga dalam hidup Yoongi.

Saat gadis itu bertanya dan bertanya padanya, ia takut, sangat takut menjadi lemah. Itu bukan style seorang Min Yoongi 'sebenarnya'.

Pria itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang berseprei putih itu. Terus memandang Hyeri yang sedari tadi diam disana.

"Mian, karna kasar padamu, tadi." Yoongi angkat bicara. Namun Hyeri hanya tetap diam. Gadis itu mencoba mencerna isi surat tadi.

'Yoongi pasti sangat terluka dengan kepergian gadis misterius itu, bahkan nama gadis itu belum di ketahui oleh Yoongi. Tapi surat itu bilang bahwa mereka bersahabat...Tapi...' Batin Hyeri hanya bisa terus berguman, hatinya seperti tertarik untuk mendalami masa lalu  seorang Min Yoongi, ia bingung namun tetap memaksa otaknya untuk bekerja ... dan ...

Brruukk ...

Yoongi tersentak mendengar suara benda jatuh itu, ia menoleh kearah Hyeri dan melihat gadi itu terkapar di lantai. Sontak ia menghampiri Hyeri.

"Hyeri-ah." Ryu Si dan Jimin ternyata sudah ada di depan pintu, menyaksikan Hyeri terkapar disana. Kantung plastik ditangannya ia jatuhkan begitu saja. Kemudian menghampiri Hyeri dengan raut wajah sangat panik.

"Hyeri-ah ...kumohon jangan lagi...bangunlah, bangun Hyeri." ia terus mengguncang tubuh yang tidak sadarkan diri itu.

Sementara Yoongi, hanya terdiam. Namun rasa panik terlihat begitu jelas diwajahnya. Yoongi bergegas mengangkat tubuh gadis itu dan merebahkannya diatas tempat tidurnya.

"Bagaimana ini ? Hyeri-ah bangunlah ..." lagi-lagi air mata Ryusi berlinang. Ia sudah kedua kalinya melihat Hyeri pingsan begitu saja.

"Aku harus kerumahnya dan mengambil obat ... ya aku harus pergi sekarang." Ryu Si berdiri kemudian berlari meninggalkan kamar itu, kemudian diikuti oleh Jimin.

"Ryusi, aku akan mengantarmu."

---

Sekarang Yoongi duduk disana. Ditepi tempat nakas dimana gadis itu tidur tidak sadarkan diri. Ada rasa bersalah dalam dirinya.

'Apakah gara-gara aku dia pingsan ?' Pikir pria itu.

Sungguh Yoongi sangat panik melihatnya tadi, entah mengapa ia sangat takut dan ketakutan itu bukan hal yang bisa ia mengerti.

Miracle Love [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें