Suara Cinta Tanpa Kata #Part-05

3.8K 199 1
                                    

Rumah Mahendra -Pukul 06:40-

Seorang pemuda tampan hitam manis ini masih bergelut dengan selimut tebalnya. Sinar mentari pagi seolah tak mengusik tidur nyenyak pemuda ini. Ia masih setia dengan mimpi indahnya.

Bunyi alarm yang menjerit-jerit dari tadipun tak ia hiraukan. Namun, mungkin saking berisiknya jeritan alarm itu membuat tidurnya terganggu. Tangan panjang nan kekarnya terulur untuk meraih benda mungil diatas nakas samping tempat tidurnya.

"Jam 06:45". Gumamnya setengah sadar.

Namun beberapa saat kemudian...

"ASTAGAAA"

Pekiknya panik. Tak lupa mata tajamnya membulat sempurna. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi yang ada dikamarnya. Dalam waktu lima menit pemuda ini sudah siap dengan seragam SMA kebanggaannya namun tidak dengan almamaternya mungkin ia akan memakainya di sekolahnya nanti yaitu di SMA Villareal.

Dengan tergesa-gesa pemuda ini meraih tas, jaket, dompet, kunci motor, dan jam tangan hitamnya. Setelah selesai Iapun segera keluar dari kamar. Menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai satu. Diruang makan ia melihat Ibundanya tengah menyiapkan sarapan untuknya.

"Rio Sarapan dulu sayang". Seru Ibunda pemuda ini. Rio menoleh lalu dengan tergesa-gesa berjalan menghampiri Raya -ibunya-

"Nggak Ma, Rio udah telat. Rio berangkat dulu Ma. Assalamualaikum"

Setelah berpamitan Rio berjalan dengan cepat dan mungkin bisa juga disebut dengan lari. Sementara Raya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja melihat tingkah Putra semata wayangnya yang sedang ribut sendiri itu. Iapun melanjutkan aktivitasnya sembari menunggu sang suami untuk sarapan.

Sementara Rio, pemuda ini melajukan Cagiva merahnya dengan kecepatan penuh. Ia tak mempedulikan aturan lalu lintas maupun umpatan-umpatan pengemudi lainnya di jalanan. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya ia sampai di sekolah tepat waktu.

Perjalanan menuju Villareal yang seharusnya memakan waktu setengah jam kini ditempuh Rio dalam waktu 10 menit. Ia benar-benar ngebut tadi. Setelah memarkirkan motornya ia melepas helm fullfacenya lalu turun dari motornya. Namun matanya tak sengaja melihat sahabatnya yang juga baru datang.

"Woy" Panggil Rio kepada sahabatnya. Cakka dan Gabriel yang datang bersama kekasihnya.

"Tumben telat? Biasanya juga nyubuh lo?" Tanya Gabriel. Rio hanya berdehem sebagai jawaban.

"Kelas yuk" Ajak Agni yang berangkat bersama Cakka.

"Emang kita sekelas Ag?" Canda Gabriel yang membuat Agni mendelik kesal.

"Maksud gue kita berengan gitu ke kelasnya". Ralat Agni yang terlihat masih kesal. Gabriel terkekeh pelan.

"Udah-Udah malah ribut lagi. Kelas yuk? udah lima menit bel nih" Lerai Sivia yang datang bersama Gabriel. Semua mengangguk tak ada bantahan. Pasalnya tadi Sivia bicara dengan nada yang jutek banget coy. Daripada cari ribut sama Sivia mending mereka ngikut aja.

Kelima remaja inipun meninggalkan parkiran menuju kelas masing-masing. Perlu diketahui meskipun mereka terlihat selalu bersama namun mereka berbeda kelas dan jurusan.

Rio memilih jurusan IPA sama seperti Alvin yang kini sedang anteng belajar Fisika dikelasnya. Namun bedanya walaupun Rio dan Alvin satu jurusan tapi mereka beda kelas. Kalau Rio di XI IPA Satu sementara Alvin di XI IPA Dua. Gabriel dan Cakka, keduanya mengambil jurusan IPS. Alasannya karena mereka kurang mahir dibidang Hitung-menghitung seperti Matematika, Fisika dan Kimia. Mereka berdua di XI IPS Tiga dan mereka satu kelas lagi. Untuk Agni dan Sivia? Sudah tau dong dimana? Yup keduanya di XI IPS Satu bersama Shilla yang saat ini sedang mencak-mencak tidak jelas menunggu mereka.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Where stories live. Discover now