Suara Cinta Tanpa Kata #Part-22

2.4K 189 33
                                    

Saat ini Ify sedang berada dipinggir lapangan, duduk di kursi panjang yang terbuat dari semen. Disamping kanannya ada satu botol air mineral, handuk kecil dan kotak makan milik Rio warna biru berisi nasi goreng buatan Raya.

Duduk sendirian menunggu Rio yang sedang asik bermain basket di lapangan bersama teman-teman sekelasnya sekitar satu setengah jam yang lalu. Sebenarnya Ify masih merasa canggung pada Rio, sejak kejadian ia dan Rio ciuman di rooftop beberapa hari yang lalu. Hubungannya dengan Rio agak kurang baik.

Bukan bertengkar dan tak mau saling sapa. Hanya saja, setiap bertemu ia dan Rio jarang mengobrol seperti biasa. Apalagi kekasihnya itu sedang disibukkan dengan persiapan pensi yang akan diadakan sekitar sembilan hari lagi.

Ify mendesah bosan karena tak ada teman. Andai saja ada Shilla pasti Ify tidak akan kesepian seperti ini. Tapi sayang, Kakak tersayangnya itu sedang ada ulangan Ekonomi. Dan ia sendiri lupa membawa novel untuk mengusir rasa bosannya.

Akhirnya selama satu setengah jam Ify hanya memperhatikan Rio yang berlari kesana kemari dengan lincahnya. Saat pemuda itu memasukan bola ke dalam ring dan mendapat point maka kekasihnya itu akan menoleh padanya. Tersenyum seraya melambaikan tangan kearahnya seolah mengisyaratkan bahwa point itu dipersembahkan untuknya.

Ify balas melambai sambil tersenyum. Meskipun hubungan keduanya sedang dilanda kecanggungan selama beberapa hari tapi tak pernah sedikitpun keduanya saling mengabaikan atau menghindar.

"Boleh gue duduk disini?"

Ify sontak menoleh saat mendengar seseorang berbicara padanya. Ia menatap kaget Alvin yang kini duduk disamping kirinya lengkap dengan senyum dan tatapan penuh kagum padanya. Tak ingin membuat pemuda sipit itu tersinggung ia pun dengan terpaksa mengangguk karena jujur saja ia merasa risih.

"Lagi nungguin Rio, ya?" Tanya Alvin basa-basi yang hanya diangguki Ify tanpa menatapnya.

Mata gadis itu terlihat sangat fokus pada Rio yang saat ini sedang dalam posisi three point dan sekali lempar dengan gayanya yang khas Rio berhasil menambah point. Hal itu membuat Ify tersenyum dan semakin tersenyum lebar saat Rio melambaikan tangan lalu memberikan kiss bye padanya.

Melihatnya membuat Alvin tersenyum masam. Namun ia sudah bertekad untuk membuang rasanya pada Ify yang sampai saat ini masih ada. Ia tidak ingin menjadi pengkhianat untuk Rio, sahabatnya. Ia juga tidak ingin membuat banyak hati menderita hanya karena keegoisannya.

"Oh iya. Selamat ya, Fy. Lo sama Rio cocok banget" Ucap Alvin tulus.

Ify menoleh lalu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Ify merasa merasa bersalah pada pemuda sipit disampingnya. Bukan. Bukan karena ia ada rasa pada Alvin tapi ia merasa tak enak pada Shilla juga Rio.

"Oh iya. Gu-"

"Lo ngapain disini sama dia, Vin?"

Alvin yang baru saja ingin bersuara tiba-tiba menoleh saat Sivia memotong kata-katanya. Dilihatnya Sivia, Shilla dan Agni berjalan kearahnya juga Ify yang sedang duduk. Ia mengernyit heran saat melihat Sivia menatap tak suka pada Ify.

"Lo-"

"Hati-hati!!! Untung aja kamu gak jatuh"

Sekali lagi Alvin yang hendak bersuara menoleh pada Cakka yang sepertinya sedang mengkhawatirkan seseorang. Dan benar saja. Cakka memang sedang mengkhawatirkan seseorang dan seseorang itu adalah Ify yang saat ini tengah melingkarkan kedua tangannya di leher sahabatnya. Sementara kedua tangan Cakka melingkar manis di pinggang Ify.

Agni yang melihat adegan itu tentu saja merasa cemburu. Apalagi saat melihat tatapan Cakka yang menatap lembut Ify bahkan tatapan itu lebih lembut dibandingkan dengan tatapan lembut yang pernah Cakka berikan untuknya.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora