Suara Cinta Tanpa Kata #Epilog

1.1K 59 22
                                    


Suara langkah kaki di sepanjang jalan setapak itu terasa mengalun merdu di telinganya. Hembusan angin sore yang menerbangkan setiap helaian rambut yang bertahtakan mahkota dari rumput dan bunga mawar hasil karyanya beberapa saat lalu menjadi pemandangan indah di matanya.

Sapuan lembut jemari lentiknya pada kelopak-kelopak bunga dan dedaunan di sepanjang jalan seakan membekas sehingga ia merasa bahwa Sang Alam pun menyambut bahagia senyum cerah itu.

"Kak Al!"

Rio--ia tersadar dari lamunannya kala menatap sang pujaan yang saat ini tengah menatapnya bingung. Suara lembut nan merdu itu menyapa indera pendengarnya sehingga ia secara spontan kesadarannya kembali.

"Iya sayang?" sahutnya seraya berjalan menghampiri Ify yang saat ini sedang memetik beberapa bunga.

"Untuk Kak Al," Ify tersenyum manis seraya menyodorkan segenggam bunga-bunga hasil petikannya ke arah Rio.

"Buat Kak Al?" tanya Rio menunjuk dirinya sendiri, Ify mengangguk.

"Kenapa Kak Al?" tanya Rio yang mulai menjahili sang pujaan.

"Kak Al, ih." Ify cemberut, menurunkan segenggam bunga yang beberapa saat lalu tersodor pada Rio dengan perasaan sebal.

"Becanda," Rio terkekeh lalu mengelus puncak kepala Ify.

"Tapi," Rio meraih bunga di genggaman Ify, menghirup dalam semerbak wangi bunga mawar putih itu dengan sesekali melirik ke arah Ify yang saat ini terlihat kebingungan.

"Kenapa?" tanya Rio sedikit mengangkat kepalanya, menatap Ify.

"Kak Al lagi apa?" tanya Ify polos seraya memiringkan kepalanya, meminta penjelasan lebih.

"Mencium bunga," jawab Rio tak kalah polos seraya menunjuk bunga di tangan Ify.

"Hah?" Ify menggaruk pelipisnya, bingung. Merasa aneh dengan tingkah suaminya yang kadang bertingkah layaknya anak kecil.

"Aneh," gumam Ify mengelus dagunya yang membuat Rio mengernyit bingung.

"Aneh gini juga kamu cinta, Flo." Dengus Rio melemaskan lehernya pasrah.

Ify yang mendengar itu segera membungkam mulutnya dengan salah satu tangannya, kedua bola mata cantiknya melirik ke kanan dan kiri sebagai pengalihan agar tidak menatap wajah menggemaskan Rio.

"Udah, ah. Ayo. Yang lain udah pada nunggu," ucap Ify menarik tangan Rio agar mengikuti langkah kakinya menapaki jalan setapak menuju sebuah danau.

Ditemani hembusan angin, kedua sejoli yang entah sampai akan terlihat selalu kasmaran itu meninggalkan jejaknya di atas bumi. Menghampiri teman-temannya yang sedang menggelar tikar di bawah pohon beringin.

Suara desauan air yang tertiup angin menjadi backsound piknik mereka di hari libur ini. Ya, setelah sekian lama tak bersua, akhirnya mereka memiliki waktu luang untuk berkumpul bersama. Lengkap. Ada Cakka, Agni, Shilla, Alvin, Sivia dan Gabriel.

"Aduh, ini pengantin baru, mesra mulu perasaan. Jadi iri," celetuk Sivia melirik menggoda pada Ify dan Rio yang baru saja mendudukkan dirinya di tikar. Ia terkekeh kecil saat melihat wajah bersemu Ify yang kini berusaha menyembunyikan wajahnya dibalik lengan Rio.

"Masih malu-malu aja, Fy. Gak malu tuh, sama perut?" sindir Alvin yang dibalas delikan oleh Ify, sontak laki-laki bermata sipit itu tertawa diikuti yang lain.

"Kak Al, ih! Kok ikutan, sih?" rajuk Ify memukul lengan suaminya. Rio terbahak, bahkan tangannya sampai memegangi perut karena tertawa.

"Oke. Kak Al gitu ya, sama Flo, sekarang? Hm!" Ify memalingkan wajah sembari melipat kedua tangannya di depan dada, bibirnya mengerucut sebal.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Where stories live. Discover now