Suara Cinta Tanpa Kata #Part-17

2.5K 167 9
                                    

Kantin Villareal

Dipojokkan kantin terlihat lima orang siswa-siswi most wanted Villareal sedang berbincang-bincang sambil menyantap makanannya untuk mengisi perut. Dan siapa lagi lima orang itu kalau bukan Cakka, Gabriel, Agni, Sivia dan Shilla.

"Si Rio kok gak keliatan ya dari tadi. Apa jangan-jangan gak masuk lagi?" Ujar Shilla setelah menelan bakso dalam mulutnya lalu menyendok kuah bakso yang terlihat polos tanpa kecap atau saos.

"Gak tau juga. Tapi kalo sampe gak masuk sih gak mungkin. Tau sendiri Tante Raya itu tegasnya kayak gimana" Sahut Gabriel setelah menyeruput jus alpukatnya sambil menggeleng-gelengkan kepala tak percaya.

"Bener tuh. Kecuali kalo lagi sakit" Timpal Sivia lalu mengunyah kacang kulit sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi kan Rio juga lagi sakit" Tukas Agni setelah menelan sandwich pemberian dari Cakka.

"Sakit apaan?" Tanya Shilla mengernyit heran.

"Sakit hati sama sakit batin" Jawab Agni polos lalu menggigit sandwichnya lagi.

"Maksud gue sakit fisik Agni. Kayak demam atau yang parahnya itu kecelakaan tapi amit-amit deh. Kalo Rio sakit hati sama sakit batin gue juga tau" Dumel Shilla greget pada Agni yang tiba-tiba suka lemot.

"Tau lo Ag. Ckck" Decak Sivia lalu membuka kulit kacang kemudian memasukannya ke dalam mulut.

Cakka yang gemas pun mengacak rambut Agni yang memang duduk disampingnya sementara Gabriel hanya menggelengkan kepalanya.

"Cakkaaa iiihh berantakkan tau" Rajuk Agni manja menepis tangan Cakka yang nangkring dikepalanya.

"Abis aku gemes sama kamu" Ucap Cakka jujur yang membuat Agni tersipu malu.

"Alay lo berdua" Hardik Sivia jengah melihat pasangan kekasih didepannya.

"Kenapa, Vi? Iri ya? Minta ke Gabriel dong" Ujar Agni menggoda membuat Sivia mendengus.

"Iri? Gak tuh" Ketus Sivia lalu mengaduk-aduk es teh manisnya dengan sedotan lalu menyeruputnya untuk menghilangkan haus sehabis makan kacang tadi.

"Eh iya? Gue gak liat si Alvin. Tuh anak kemana?" Tanya Sivia pada siapa saja yang mau menjawab.

"Dia lagi di perpus" Jawab Gabriel singkat.

Sivia menganggukkan kepalanya sekali tanda mengerti lalu kembali memakan kacang.

"Rajin amat tuh orang" Seloroh Cakka setelah menyeruput pop ice melonnya.

"Emang lo Kak? Gak pernah belajar" Cela Shilla memutar kedua bola matanya.

Heran deh dirinya. Sahabat rajin kenapa Kakaknya ini seperti tidak menyukainya. Sementara Cakka hanya melengos sebelum membalas ucapan Adiknya.

"Ceileh. Mentang-mentang gebetan. Kakak sendiri dilupain"

Shilla yang mendengar itu melotot kesal pada sang Kakak dengan pipi yang mulai memerah karena malu. Lalu ia segera menundukkan kepalanya guna menyembunyikan semburat merah jambu itu.

"Udah Shill. Jangan malu-malu biasanya juga malu-maluin" Ceplos Agni sengaja membuat calon Adik iparnya itu langsung mendongakkan kepalanya lalu melayangkan tatapan kesal padanya.

"Apaan sih, lo" Sungut Shilla sambil melempar kulit kacang kearah Agni yang memang duduk didepannya.

Agni memeletkan lidahnya mengejek membuat Sivia, Cakka dan Gabriel tertawa dan sukses membuat meja yang mereka tempati jadi pusat perhatian.

***

Perpustakaan Villareal

Seperti yang dibilang Gabriel tadi. Alvin, pemuda sipit itu saat ini ada di perpustakaan sejak satu setengah jam yang lalu. Duduk sendirian dipojok ruangan dengan buku paket dan buku cetak Bahasa Indonesia diatas meja.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin