Suara Cinta Tanpa Kata #Part-19

3K 187 30
                                    


Bel pertanda istirahat sudah berbunyi dan semua pelajar pasti menyambutnya dengan riang gembira. Sama halnya dengan XI IPA Satu.

Semua murid-murid kelas IPA Satu langsung menghambur keluar kelas setelah Bu Yummi, guru Bahasa Jepang keluar. Setelah semua teman sekelasnya keluar, Ify akhirnya berdiri dari duduknya. Hari ini ia berniat untuk mengunjungi rooftop sekolah.

Sudah lama ia tak ke rooftop sekolah dan hari ini ia ingin kesana guna untuk menikmati udara segar dan semilir angin yang bisa membuatnya merasa nyaman.

Baru saja Ify ingin melangkahkan kakinya keluar dari kelas tiba-tiba Rio muncul yang berjalan lesu tanpa melihat kearahnya. Ia menatap pemuda itu yang membawa map berwarna hijau berjalan kearah meja mereka lalu menaruh asal mapnya dikolong meja.

"Ke kantin, yuk" Ajak Rio sambil menatap Ify yang langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku laper, Fy. Emang kamu gak laper?" Tanya Rio seraya mengelus perutnya tanda bahwa ia lapar.

Bukan hanya itu ekspresi pemuda itu juga terlihat frustasi dan nelangsa. Membuat Ify merasa tak tega apalagi kedua mata Rio yang menatapnya memohon.

Ia jadi bingung. Disatu sisi ia kasihan melihat Rio yang kelaparan dan sesekali menelan ludah sambil mengelus perutnya. Disatu sisi juga Ify merasa ragu karena ia belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya di kantin selama ia sekolah disini.

"Fy jangan kelamaan deh mikirnya. Aku laper banget ini. Sumpah" Ujar Rio dengan ekpsresi yang begitu mengenaskan.

Ify menatap ragu pada Rio yang dibalas helaan nafas oleh pemuda itu.

"Yaudah kalo kamu gak mau ikut. Aku ke kantin sendiri aja, deh" Putus Rio akhirnya dengan wajah yang kecewa.

Ify gelagapan sendiri saat melihat Rio mulai melangkahkan kaki menjauhinya. Dengan segera ia ikut melangkahkan kakinya lalu mengamit lengan Rio membuat pemuda itu berhenti kemudian menatap lelah pada Ify.

Sungguh ia benar-benar lapar sekarang. Dua jam lebih memimpin rapat tanpa hentinya ia berbicara. Entah itu saat dirinya menjelaskan atau menjawab pertanyaan, membuatnya merasa kehabisan tenaga.

"Apalagi?" Tanya Rio lelah lalu menoleh pada Ify yang menatapnya dengan tatapan 'aku ikut nemenin kamu.

Rio sedikit terkejut saat Ify ingin ikut dengannya ke kantin. Ke tempat ramai. Padahal tadi ia hanya basa-basi mengajak Ify ke kantin karena akan tahu jawabannya bahwa gadisnya itu akan menolak. Hanya sekedar bertanya agar gadisnya ini tidak merasa diabaikan olehnya.

Ia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya tersadar saat Ify menggoyangkan lengannya pertanda bahwa 'ayo. Katanya laper' dan itu terlihat jelas di kedua matanya.

"Kalo gitu, yuk" Ajak Rio antusias lalu mulai berjalan diikuti Ify yang masih melingkarkan kedua tangannya di lengan kirinya.

Ify mengangguk sambil tersenyum membuat Rio ikut tersenyum dengan tangan kanannya yang bebas mengelus puncak kepala gadisnya.

Keduanya pun berjalan meninggalkan kelas. Menyusuri koridor deretan kelas XI yang sudah terlihat sepi. Karena semua murid-muridnya lebih memilih meninggalkan kelas untuk sekedar merelakskan diri di lantai satu. Tepatnya diarea kantin sebelum bersantai-santai dengan teman-temannya.

"Akhirnyaaaa... Kamu mau juga aku ajak ke kantin" Ucap Rio membuat Ify menundukkan kepalanya membuat Rio mengernyit lalu menghentikkan langkah kakinya ditengah tangga begitu pula Ify.

"Kenapa? Kamu takut? Kan ada aku. Aku gak akan biarin siapapun nyakitin kamu. Aku bakal jagain dan lindungin kamu. Kamu percaya, kan?" Ujar Rio menenangkan Ify saat ia merasakan kedua tangan Ify yang mengamit lengannya melingkar semakin erat.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Where stories live. Discover now