Satu

15.9K 1.1K 242
                                    

**

Krist Peerawat Sangpotirat.

Hanya mengeja namanya saja membuat banyak gadis nyaris bertekuk lutut meminta untuk dikencani. Ratusan gay bahkan banci mengantri untuk disapa. Siapapun begitu ingin menjadi orang terdekat pria itu.

Wajahnya amat rupawan, dia berasal dari keluarga kaya raya, memiliki sikap yang ramah kepada siapa saja, dan nilai-nilai mata kuliahnya bagus meskipun bukan nilai sempurna.

Krist sejak lama diidam-idamkan orang banyak, tapi dia tidak sombong. Dia baik kepada siapapun dan memperlakukan orang tanpa membeda-bedakan. Kepribadiannya menyenangkan. Gambaran pria idaman, sosok yang di dambakan, pangeran impian semua orang.

Lalu jika kalian berharap menjadi pendampingnya, mungkin harus dikubur dalam-dalam mimpi tak berguna itu.

Krist sudah memiliki Praew, gadis cantik nan manis seperti putri yang berkencan dengannya selama 5 tahun ini. Sudah tidak ada lagi kesempatan untuk menggantikan posisi Praew dihati Krist. Pria itu memperlakukan kekasihnya ibarat seorang ratu. Jangan ditanyakan seperti apa tingkah mereka, karena itu hanya dapat melukai hati siapapun yang menjelaskannya.

**

"Hey Singto, ku pikir Krist itu tidak setampan kita. Tapi kenapa dia paling banyak disukai ya?" New menopang dagunya sambil memandangi Krist yang berjarak beberapa meja dari tempat mereka makan siang.

Siang itu sehabis kuliah, New dan Singto memilih untuk makan siang bersama sebelum kembali ke rumah mereka masing-masing.

"Sialnya, Praew juga sangat cantik. Melihat mereka bersama membuatku kesal"

Singto tak begitu memperdulikan ocehan tak berguna New karena fokusnya kini berada pada tumpukan jurnal yang harus dia baca untuk karya ilmiahnya.

"Ai'Sing, kau dengar aku tidak?" New menyikut lengan Singto, hingga pemuda berkacamata itu menoleh padanya.

"Kau bicara padaku ya?"

Mata New memicing menatap Singto. "Tidak, aku bicara dengan kursi di depan kita"

"Ohh, kalau begitu lanjutkan saja.." Singto kembali membaca jurnal ditangannya dengan tenang.

New menggaruk lehernya kasar. Memang menyebalkan bicara dengan pria bernama Singto ini, dia tipe orang yang sangat fokus dengan apa yang ada dihadapannya. Sulit menarik perhatiannya jika bukan dia duluan yang menaruh perhatian.

"Hallo" sapa Oaujun yang baru datang bersama Fluke. Kedua pemuda itu mengambil tempat duduk di depan New dan Singto.

"Kalian sudah selesai makan ya?" tanya Fluke. Di atas meja makan memang hanya ada ice coffee pesanan Singto dan air mineral milik New.

"Aku sudah makan, Singto belum" ujar New.

"Ai'Sing. kau tidak makan?" tanya Oaujun.

Singto diam tak menanggapi-masih membaca.

"Si sialan ini sejak tadi berkencan dengan jurnal milik Profesor Renhart.. dia saja mengabaikanku dari tadi" jawab New. " Kau makan saja, dia akan makan kalau dia lapar"

"Baiklah.. Fluke, kau yang pesankan makanan ya?"

"Au, dasar pemalas!"

"Hehehehe.."

Sepeninggal Fluke ke stan makanan di kantin, Oaujun mengikuti arah pandang New. Pemuda itu tersenyum geli melihat New fokus mengawasi Arthit dan Preaw sedang makan bersama dengan kelompok populer di jurusan mereka.

Yah. Ada sejenis kelompok populer yang berisi anak-anak populer di kampus mereka. Anak-anak itu selain tampan juga kaya. Beberapa diantara mereka adalah selebriti atau model. Namun di antara mereka hanya Krist seorang yang masih dinilai ramah dan baik oleh kebanyakan orang.

Im Not Popular [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang