Sembilan belas

6.9K 723 149
                                    

Singto yakin dia masih memegang teguh pendiriannya untuk menjaga jarak dengan Krist beberapa menit lalu. Tapi saat New kembali membicarakan pendapatnya soal perasaan Singto pada Krist, pria itu jadi ragu dengan keinginannya. Apakah jarak memang diperlukan? Ataukah jarak hanya sebuah alasan, karena Singto terlalu takut sakit hati karena ditolak.

Kemarin setelah ujian berakhir, seperti biasanya New akan mengantar Singto ke rumahnya. Di dalam mobil ketika perjalanan pulang itu, New memberikan pendapat cerdasnya yang dia kutip dari Off Jumpol. Awalnya Singto tak peduli, tapi lama-kelamaan dia menyadari apa yang New sampaikan padanya bukan sebuah kesalahan.

"Ai'Sing, menurutku kau salah kalau mengatakan mengambil jarak itu baik untukmu"

"Kenapa kau bisa bilang begitu??"

"Aku iseng bertanya pada Ai'Off bagaimana playboy seperti dia mendekati para gadis. Menurutnya, sebagai laki-laki harus mendekati gadis yang kita sukai, bukan untuk cari perhatian tapi untuk membuat gadis itu menyukai kita juga. Lalu, sebgai laki-laki yang akan menyakatan cinta pada si gadis. Ini sama saja dalam hal kau menyukai Ai'Krist"

"Jadi aku harus mendekatinya seperti mendekati perempuan?"

"Tidak, bodoh!! Kau harus menunjukkan perasaanmu kepadanya, biarkan dia merasakan bahwa ada kau disini yang begitu mencintainya. Lalu kau boleh mengatakan perasaan padanya jika waktunya tiba"

"Aku tidak yakin"

"Kenapa?"

"Semua rencana yang datang darimu aku tidak yakin"

"Sialan!! Tapi kau harus memikirkan saran ku ini. Menjauhinya bukan membuatmu lebih baik, yang ada kau bisa jadi merindukannya kan??"

"Dekati Ai'Krist. Tunjukkan padanya bahwa kau menyukainya, jangan mengatur jarak seperti ini dan yang paling penting—"

"Apa??"

"Tolong aktifkan ponselmu itu, sialan!!"

"Tapi aku takut mendekatinya secara langsung. Aku takut dia menjauhiku"

"Itu resiko yang harus kau ambil. Semua orang yang jatuh cinta seperti itu, Ai'Sing. Kenapa kau harus menyiksa diri dan terluka pada akhirnya? Lebih baik kau ikuti hatimu, kau memang tidak bisa menjamin kau akan diterima, tapi tidak ada yang bisa menebak kau ditolak atau diterima setelah kau coba mendekatinya terlebih dahulu"

"Ai'New, terima kasih" senyum itu tersungging dibibirnya.

"Berjuanglah kawan! Kau tahu jelas meskipun tidak membantu banyak, tapi aku ingin kau bisa mendapatkan yang kau inginkan"

Dan beberapa menit yang lalu saat mereka bercengkrama, New kembali membicarakan hal itu pada Singto. Hal itu yang membuat Singto berani mengikuti Krist sampai kemari. Karena dia baru menyadari kalau saran temannya itu ada benarnya. Seseorang yang mencintai harus menunjukkan bagaimana perasaannya, bukan bersembunyi dengan alasan takut sakit hati, benarkan?

Maka disinilah dia berada sekarang. Di sebuah rooftop dengan hamparan pemandangan indah karena memutuskan untuk mengikuti saran New sahabat baiknya.

Singto tak pernah melihat pemandangan seindah ini sebelumnya. Maksudnya, dia sering melihat keindahan sore kota Bangkok dengan hiruk pikuknya, tapi perihal keberadaan Krist di depannya juga menambah keindahan yang ada. Singto mengulum senyum tipis saat menangkap kegugupan dari pria di depannya.

Aneh, tidak biasanya Krist sekaku ini. Dia selalu tersenyum tulus tanpa pamrih, bersikap ramah, santai dan menyenangkan. Itulah kenapa melihat perubahan sikap Krist padanya belakangan ini menimbulkan pertanyaan direlung hatinya, ada apa dengan Ai'Krist??

Im Not Popular [COMPLETE]Where stories live. Discover now